Penulis: admin

  • Timur Lenk Sang Penakluk Uni Soviet

    Timur Lenk Sang Penakluk Uni Soviet


    Timur  (Bahasa Turki Chagatai: تیمور Tēmōr, terj. har. ‘besi’; c. 9 April 1336 – c. 17 Februari 1405), juga dikenal sebagai Timūr Gurkānī (Bahasa Turki Chagatai: تيمور کورگن Temür Küregen), atau Timur i Leng (Lenk) (“Timur si Pincang”, karena kaki kirinya yang pincang sejak lahir), adalah seorang penakluk dan penguasa Islam Sunni keturunan Turki-Mongol dari wilayah Asia Tengah, yang terkenal pada abad ke-14, terutama di Rusia selatan dan Persia.

    Kehidupan awal

    Timur dilahirkan di Kesh (kini bernama Shahr-i-Sabz, ‘kota hijau’), yang terletak sekitar 50 mil di sebelah selatan kota Samarkand di Uzbekistan.

    Ayahnya bernama Teragai yang merupakan ketua kaum Barlas. Ia adalah cicit dari Karachar Nevian (menteri dari Chagatai Khan, yaitu anak Jenghis Khan sekaligus komandan pasukan tempurnya), dan Karachar terkenal di antara kaumnya sebagai yang pertama memeluk agama Islam. Teragai mungkin saja mewarisi pangkat yang tinggi di bidang ketentaraan; tetapi seperti ayahnya Burkul, ia menggemari kehidupan beragama dan belajar.

    Di bawah bimbingan yang baik, Timur ketika berusia dua puluh tahun bukan saja mahir dalam kegiatan-kegiatan luar ruangan, tetapi juga mempunyai reputasi sebagai pembaca Al-Quran yang tekun. Pada masa itu, ia disebutkan telah menunjukkan sifat-sifat yang ramah dan mudah bersimpati.

    Timur merupakan seorang muslim yang mengagumi tarekat Naqsabandiyah yang berkembang di wilayah Transoxiana. Di kota Tirmidz, Timur mendapat pendidikan agama islam dari Sayyid Baraka yang juga merupakan seorang ulama dan Ahlul Bayt. Akan tetapi, ulama yang menjadi penasihat bidang keislaman dari Kekaisarannya kelak adalah Abdul Jabar Khwarazmi, yang merupakan seorang Sunni Mazhab Hanafi.

    Serangan-Serangan Timur Lenk

    Timur Lenk menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan Turki yang loyalis dan para tokoh Muslim serta ulama, Timur pun melakukan perluasan kekuasaan. Dia dikenal sebagai seorang tentara yang jenius. Karirnya di bidang militer yang gemilang telah mengantarkannya untuk mendirikan Dinasti Timuriyah di kawasan Asia Tengah. Keberanian dan ketangguhannya dalam berekspansi dan memimpin telah berkontribusi bagi perkembangan dan peradaban Islam. Dia dijuluki sebagai sang penakluk. Pemimpin yang dikenal memiliki perhatian besar terhadap penyebaran Islam itu bernama Timur Lenk atau Timurlane. Raja Dinasti Timuriyah pertama itu terlahir di kota Kish, sekitar 80 km sebelah selatan Samarkand, Provinsi Transoksania. Timur adalah keturunan Mongol-Turki. Timur masih keturunan Jengiz Khan, pemimpin bangsa Mongol Raya.

    Melalui memoarnya, Timur bercerita, “Ayahku berkata kepadaku bahwa kami adalah keturunan dari Abu Al-Atrak (bapak Turki).” Dari silsilah itulah terungkap bahwa Timur masih merupakan keturunan Moghul. Ayahnya bernama Teragai, ketua kaum Barlas. Ia adalah cicit dari Karachar Nevian yaitu anak Jenghis Khan. Karachar merupakan pemeluk agama Islam pertama di antara kaumnya. Dalam bahasa Mongol, Timur berarti ‘besi’. Sedangkan nama belakang Lenk atau Lame adalah julukan yang berarti ‘pincang’. Ada beberapa versi yang menyatakan penyebab cacatnya salah satu kaki Timur. Salah satu versi menyebutkan, kakinya cacat sejak lahir. Ada pula yang berkisah, kakinya cacat ketika bertempur. Versi lain mengatakan, kaki Timur cacat saat menggembala kambing.

    Meski begitu, Timur tumbuh sebagai pemuda yang berbakat. Dunia militer merupakan pilihan hidupnya. Dia pun lalu bergabung sebagai tentara pada penguasa lokal, Amir Husein. Pada 1360 M, Timur telah menjadi seorang pemimpin militer termasyhur. Timur dikenal sebagai komandan yang gigih dalam mempertahankan wilayahnya dari ancaman Tughluq Timur Khan, penguasa Dinasti Chagatai.Ketangguhan dan kehebatannya membuat penguasa Dinasti Chagatai terkesan. Tuglaq lalu menawarkan sebuah jabatan kepada Timur menjadi pembantu utama (wazir) Gubernur Samarkand, Ilyas. Timur pun menerima tawaran itu. Bersama Amir Husein, Timur lalu melakukan pemberontakan dan mengalahkan pasukan Tuglaq Timur Khan hingga membuat Dinasti Chagatai terjungkal.

    Naluri militernya yang ambisius membuat Timur lalu berubah sikap. Ia juga menyerang Amir Husein yang menjadi sekutunya. Setelah pasukan Amir Husein ditaklukkan, Timur lalu mendirikan Dinasti Timurid yang pusat di Samarkand pada 10 April 1370. Timur berkuasa selama 35 tahun dari tahun 1370 hingga 1405. Kehadiran Dinasti Timurid yang dipimpin Timur mendapat dukungan umat Islam terutama ulama, Syaikh al-Islam, serta para pemimpin tarikat berpengaruh. Dukungan itu diberikan tokoh Muslim dan ulama, karena Timur memberi perhatian yang besar untuk menyebarluaskan agama Islam. Sebagai bentuk dukungan, para ulama dan pemimpin tarikat juga ikut terlibat dalam pemerintahan Dinasti Timurid. Ada yang menjadi hakim, diplomat, serta tutor kalangan bangsawan.

    Bahkan beberapa ‘ulama kerap mendampingi Timur sebagai penasihat dalam setiap ekspedisi penaklukan. Sebagai seorang raja, Timur tak pernah mau menggunakan nama belakang Khan. Timur memang dikenal sebagai seorang tentara yang jenius, namun kebijakan politiknya juga kerap gagal. Meski gemar melakukan ekspedisi penaklukan, namun dia tak pernah meninggalkan aparat pemerintah di wilayah yang dikuasainya itu. Akibatnya, Timur harus kembali melakukan penaklukan ulang, jika wilayah yang pernah dikuasainya memberontak. Ekspedisi penaklukan dilakukannya setelah posisi Samarkand kuat dan aman dari berbagai rongrongan.

    Timur menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan Turki yang loyalis dan para tokoh Muslim serta ulama, Timur pun melakukan perluasan kekuasaan. Dia melebarkan kekuasaannya ke wilayah Barat dan Baratlaut meliputi Mongol, Laut Kaspia, Ural, dan Volga.Ekspedisi yang dilakukannya ke wilayah selatan dan barat daya mampu menaklukkan setiap provinsi di Persia, termasuk Baghdad, Karballa, dan Irak Utara. Tak heran, bila banyak kota dan daerah yang dikuasai dinasti lain berhasil dikuasai Timur. Salah satu lawan yang paling berat bagi Timur adalah Tokhtamysh.

    Wilayah Khawarizmi dan Jata berhasil dikuasai pasukan Timur pada 1380 M setelah melalui pertempuran panjang selama 10 tahun. Sepanjang 1381 M -1382 M, Timur sudah menaklukkan wilayah kekuasaan Kerajaan Persia seperti Herat, Masyhad, Sabzavar, Astarabad, Mazandaran, dan Sistan. Pada tahun 1382 M, pasukan Timur berhasil membantu Tokhtamysh untuk menundukkan Moskow. Pasukan Tokhtamysh yang dibantunya ternyata balik menyerang pasukan Timur dan menginvasi Azerbaijan pada 1385 M. Dalam sebuah pertempuran yang dahsyat, kekuatan Tokhtamysh akhirnya berakhir dipatahkan. Guna menghadapi pasukan lawannya itu, Timur memimpin tak kurang dari 100 ribu pasukan yang menempuh perjalanan beratus-ratus mil. Sekitar 100 ribu pasukannya yang bergerak dari Timur sejauh ratusan mil nyaris mengalami kelaparan. Untunglah, Timur memerintahkan pasukannya untuk berburu hingga akhirnya tak sempat mengalami kelaparan. Pasukan Tokhtamysh akhirnya terpojok di wilayah Orenburg dan berhasil dikalahkan pasukan Timur.

    Pada 1398 M, Timur melakukan ekspedisi penaklukan ke India. Ia mendengar terjadi perang sipil di wilayah India. Saat itu, di India terdapat kerajaan Islam bernama Dinasti Tughlaq yang dipimpin Sultan Nashirudin Mahmud. Timur mendengar Sultan Delhi Muslim itu terlalu toleran dan bersikap lemah terhadap masyarakat Hindu. Timur lalu memutuskan untuk mengambil alih kekuasaan Sultan Delhi. Pasukannya melintasi Sungai Indus di Attock pada 24 September 1398 M. Pasukan Sultan dengan mudah dikalahkan pada 17 Desember 1398 M. Dia menuliskan penaklukannya di India dalam Tuzuk-Timuri.

    Sayangnya, penaklukan Delhi itu diwarnai dengan pertumpahan darah yang sebenarnya tak perlu dilakukan Timur. Dia meninggalkan Delhi pada Januari 1399 M. Menurut Ruy Gonzales de Clavijo, Timur membawa 90 ekor gajah dari Delhi untuk mengangkut batu mulia. Dia lalu menggunakannya untuk membangun masjid di Samarkand. Para sejarawan meyakini masjid itu adalah Masjid Bibi-Khanym. Setelah itu, dia berperang dengan Yildirim Bayezid I, Sulthan Kerajaan Utsmani, dan sulthan Mamluk dari Mesir. Pada 1400 M, Timur menyerbu Armenia dan Georgia. Setahun kemudian, dia menginvasi Baghdad. Sekitar 20 ribu orang tewas dalam invasi itu. Timur tutup usia pada 19 Februari 1405 M saat melakukan pertempuran melawan Dinasti Ming.

    Dinasti Timuriyah

    Timuriyah adalah dinasti Islam Sunni di Asia Tengah yang meliputi seluruh Asia Tengah, Iran, Afganistan dan Pakistan, dan juga sebagian dari India, Mesopotamia dan Kaukasus. Kekaisaran ini didirikan oleh penakluk legendaris Timur Lenk pada abad ke-14.

    Asal Mula

    Asal mula Dinasti Timuriyah kembali ke konfederasi nomaden Mongolia yang dikenal sebagai Barlas. Yang merupakan sisa-sisa tentara Mongol milik Jenghis Khan. Setelah menaklukkan Asia Tengah, Barlas menetap di Turketan (yang kemudian dikenal sebagai MogulistanTanah Mongol) dan bercampur dengan Turki dan orang yang berbahasa lokal disana, sehingga pada pemerintahan Timuriyah Barlas di-Turkisasi kan dalam hal bahasa dan kebiasaan.

    Selain itu, dengan mengadopsi Islam, Turki Asia Tengah mengadopsi budaya sastra dan tinggi Persia  yang mendominasi Asia Tengah sejak awal pengaruh Islam. Sastra Persia berpengaruh dalam asimilasi elit Timuriyah dengan budaya kesopan-santunan Persia-Islam

    Timur Lenk adalah seorang muslim yang mengagumi tarekat Naqsabandiyah yang berkembang di wilayah Transoxiana.Akan tetapi, ulama yang menjadi penasihat bidang keislaman adalah Abdul Jabar Khwarazmi, yang seorang Sunni Mazhab Hanafi. DI kota Tirmidz, Timur mendapat didikan dari Sayyid Baraka yang juga merupakan seorang ulama dan Ahlul Bayt

    Ekspansi Dinasti Timuriyah

    Tamerlane atau Timur Lenk yang berarti Timur si Pincang merupakan keturunan Mongol yang sudah masuk Islam, dia berhasil mengalahkan Tughluk Temur dan Ilyas Khoja, dan kemudian dia juga melawan Amir Hussain (iparnya sendiri). Dan dia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Transoxiana, pelanjut Chagatai dari keturunan Jengis Khan.

    Sang penakluk ini lahir dekat Kesh (sekarang Khakhrisyabz, kota hijau, Uzbekistan), sebelah selatan Samarkand di Transoxiana, pada tanggal 8 April 1336 M/25 Sya’ban 736 H, dan meninggal di Otrar pada tahun 1404 M. Ayahnya bernama Taragai, kepala Suku Barlas, keturunan Karachar Noyan yang menjadi menteri dan kerabat Jagatai, putera Jengis Khan. Suku Barlas mengikuti Jagatai mengembara ke arah barat dan menetap di Samarkand. Taragai menjadi gubernur Kesh. Keluarganya mengaku keturunan Jengis Khan sendiri.

    Sejak usia masih sangat muda, keberanian dan keperkasaannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda binal yang sulit ditunggangi dan memburu binatang-binatang liar. Sewaktu berumur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak peperangan dan menunjukkan kehebatan dan keberanian yang mengangkat dan mengharumkan namanya di kalangan bangsanya. Akan tetapi, baru setelah ayahnya meninggal, sejarah keperkasaannya bermula setelah Jagatai wafat, masing-masing Amir melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Timur Lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana, Amir Qazaghan Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Temur Khan, pemimpin Moghulistan, yang menjarah dan menduduki Transoxiana. Timur Lenk bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas. Tughluq Temur Khan setelah melihat keberanian dan kehebatan Timur, menawarkan kepadanya jabatan gubernur di negeri kelahirannya. Tawaran itu diterima. Akan tetapi, setahun setelah Timur Lenk diangkat menjadi gubernur, tahun 1361 M, Tughluq Temur mengangkat puteranya, Ilyas Khoja menjadi gubernur Samarkand dan Timur Lenk menjadi wazirya. Hal ini membuat Timur Lenk tidak puas. Ia segera bergabung dengan cucu Qazaghan, Amir Husain, dan mengangkat senjata memberontak terhadap Tughluq Temur Khan.

    Timur Lenk berhasil mengalahkan Tughluq Temur Khan dan Ilyas Khoja. Keduanya tewas dalam pertempuran. Ambisi Timur Lenk untuk menjadi raja besar segera muncul. Karena ambisi itulah ia kemudian berbalik memaklumkan perang melawan Amir Husain, walaupun iparnya sendiri. Dalam pertempuran antara keduanya, ia berhasil mengalahkan dan membunuh Amir Husain di Balkh. Setelah itu pada 10 April 1370 M, ia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Transoxiana, pelanjut Jagatai dan keturunan Jengis Khan, . Sepuluh tahun pertama pemerintahannya, ia berhasil menaklukkan Jata dan Khawarizm dengan sembilan ekspedisi

    Setelah Jata dan Khawarizm dapat ditaklukkan, kekuasaannya mulai kokoh.Ketika itulah Timur Lenk mulai menyusun rencana untuk mewujudkan ambisinya menjadi penguasa besar, dan berusaha menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengis Khan. Ia berkata, Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja.

    Pada tahun 1381 M ia menyerang dan berhasil menaklukkan Khurasan. Setelah itu serbuan ditujukan ke arah Herat. Di sini ia juga keluar sebagai pemenang. Ia tidak berhenti sampai di situ, tetapi terus melakukan serangan ke negeri-negeri lain dan berhasil menduduki negeri-negeri di Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang ditaklukkannya, ia membantai penduduk yang melakukan perlawanan. Di Sabzawar, Afganistan, bahkan ia membangun menara, disusun dari 2000 mayat manusia yang dibalut dengan batu dan tanah liat. Di Isfa, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk. Kepala-kepala dari mayat-mayat itu dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara. Dari sana ia melanjutkan ekspansinya ke Irak, Syria dan Jazirah Anatolia (Turki).

    Pada tahun 1393 M ia menghancurkan dinasti Muzhaffari di Fars dan membantai amir-amirnya yang masih hidup. Pada tahun itu pula Baghdad dijarahnya, dan setahun kemudian ia berhasil menduduki Mesopotamia. Penguasa Baghdad waktu itu, Sultan Ahmad Jalair, melarikan diri ke Syria. Ia kemudian menjadi Vassal dari Sultan Mesir, Al-Malik al-Zahir Barquq. Penguasa Dinasti Mamalik yang berpusat di Mesir ini adalah satu-satunya raja yang tidak mau dan tidak berhasil ditundukkannya. Utusan-utusan Timur Lenk yang dikirim ke Mesir untuk perjanjian damai, sebagian dibunuh dan sebagian lagi diperhinakan, kemudian disuruh pulang ke Timur Lenk. Mesir, sebagaimana pada masa serangan-serangan Hulagu Khan, kembali selamat dari serang bangsa Mongol. Karena Sultan Barquq tidak mau mengekstradisi Ahmad Jalair yang berada dalam perlindungannya, Timur Lenk kemudian melancarkan invasi ke Asia Kecil menjarah kota-kota yaitu, Tikrit, Mardin dan Amid.Di Tikrit, kota kelahiran Shalahuddin al-Ayyubi, ia membangun sebuah piramida dari tengkorak kepala korban-korbannya.

    Pada tahun 1395 M ia menyerbu daerah Qipchak, kemudian menaklukkan Moskow yang didudukinya selama lebih dari setahun. Tiga tahun kemudian ia menyerang India. Konon alasan penyerbuannya adalah karena ia menganggap penguasa muslim di daerah ini terlalu toleran terhadap penganut Hindu. Ia sendiri berpendapat, semestinya penguasa muslim itu memaksakan Islam kepada penduduknya. Di India ia membantai lebih dari 80.000 tawanan.

    Dalam rangka pembangunan masjid di Samarkand, ia membutuhkan batu-batu besar. Untuk itu, 90 ekor gajah dipekerjakan mengangkat batu-batu besar itu dari Delhi ke Samarkand. Setelah fondasi masjid dibangun, tahun 1399 M Timur Lenk berangkat memerangi Sultan Mamalik di Mesir yang membantu Ahmad Jalair, penguasa Mongol di Baghdad yang lari ketika ia menduduki kota itu sebelumnya, dan memerangi Daulah Bani Ustmani di bawah Sultan Yildirim Bayazid I Rahimahullah. Dalam perjalanannya itu, ia menaklukkan Georgia. Di kota Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup untuk memenuhi sumpahnya bahwa darah tidak akan tertumpah bila mereka menyerah.

    Pada tahun 1401 M ia memasuki daerah Syria bagian utara. Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat piramida setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap keluar. Banyak bangunan seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan. Hamah, Horns dan Ba’labak berturut-turut jatuh ketangannya. Pasukan Sultan Faraj dari Kerajaan Mamalik dapat dikalahkannya dalam suatu pertempuran dahsyat sehingga Damaskus jatuh ke tangan pasukan Timur Lenk pada tahun 1401 M. Akibat peperangan itu masjid Umayyah yang bersejarah rusak berat tinggal dinding-dindingnya saja yang masih tegak. Dari Damaskus para seniman ulung dan pekerja atau tukang yang ahli dibawanya ke Samarkand. Ia memerintahkan ulama yang menyertainya untuk mengeluarkan fatwa membenarkan tindakan-tindakannya itu. Setelah itu serangan dilanjutkan ke Baghdad. Ketika Baghdad berhasil ditaklukkan, ia melakukan pembantaian besar-besaran terhadap 20.000 penduduk sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap banyak tentaranya sewaktu mengepung kota itu. Di sini, seperti kebiasaannya, ia kemudian mendirikan 120 buah piramida dari kepala mayat-mayat sebagai tanda kemenangan.

    Daulah Bani Ustmani, oleh Timur Lenk dipandang sebagai tantangan terbesar, karena kerajaan ini menguasai banyak daerah bekas imperium Jengis Khan dan Hulagu Khan. Bahkan, Sulthan Yildirim Bayazid I Rahimahullah, penguasa tertinggi kerajaan ini sebelumnya berhasil meluaskan daerah kekuasaannya ke daerah-daerah yang sudah ditaklukkan oleh Timur Lenk. Karena itu Timur Lenk sangat berambisi mengalahkan kerajaan ini. Ia mengerahkan bala tentaranya untuk memerangi tentara Bayazid I. Di Sivas terjadi peperangan hebat antara kedua pasukan itu. Timur Lenk keluar sebagai pemenang dan putera Bayazid I, Erthugrul, terbunuh dalam pertempuran tersebut. Pada tahun 1402 M terjadi peperangan yang menentukan di Ankara. Tentara Daulah Bani Utsmani kembali menderita kekalahan, sementara Sulthan Yildirim Bayazid I sendiri tertawa ketika hendak melarikan diri. Sulthan Yildirim Bayazid I akhirnya meninggal dalam tahanan. Timur Lenk melanjutkan serangannya ke Bursa, ibu kota lama Turki, dan Syria. Setelah itu ia kembali ke Samarkand untuk merencanakan invasi ke Cina. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di Otrar, ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya. Ia meninggal tahun 1404 M, dalam usia 71 tahun. Jenazahnya dibawa ke Samarkand untuk dimakamkan dengan upacara kebesaran.

    Timur Lenk terkenal sebagai penguasa yang kejam terhadap para penentangnya. Ia anti dengan aliran wahabi. Ia adalah penganut Suni yang taat dan menyukai tasawuf tarekat Naqsyabandiyyah. Dalam perjalanan-perjalanannya ia selalu membawa serta ulama-ulama Suni, sastrawan dan seniman. Ulama Suni dan para ilmuwan dihormatinya. Ketika berusaha menaklukkan Syria bagian utara, ia menerima dengan hormat sejarawan terkenal, Syeikh Ibnu Khaldun Rahimahullah yang diutus Sulthan Faraj untuk membicarakan perdamaian. Kota Samarkand diperkayanya dengan bangunan-bangunan dan masjid yang megah dan indah. Pada masa hidupnya kota Samarkand menjadi pasar internasional, mengambil alih kedudukan Baghdad dan Tabriz. Ia datangkan tukang-tukang yang ahli, seniman-seniman ulung, pekerja-pekerja yang pandai dan perancang-perancang bangunan dari negeri-negeri taklukannya; Delhi, Damaskus dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan dan industri di negerinya dengan membuka rute-rute perdagangan yang baru antara India dan Persia Timur. Ia berusaha mengatur administrasi pemerintahan dan angkatan bersenjata dengan cara-cara rasional dan berjuang menyebarkan Islam.

    Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil, berperang memperebutkan kekuasaan. Khalil (1404-1405 M) keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu saudaranya yang lain, Syah Rukh (1405-1447 M), merebut kekuasaan dari tangannya. Syah Rukh berusaha mengembalikan wibawa kerajaan. Ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Ia tidak lagi mempunyai keinginan untuk menjarah dan menakukkan negeri-negeri lain, seperti yang Timur Lenk lakukan. Ia hanya memerintahkan kepada penguasa-penguasa di negeri-negeri tersebut untuk setia dan mengakui kekuasaannya. Maka penguasa-penguasa tersebut patuh terhadapnya, hanya satu yang menentangnya. Ia adalah Sultan Barsbay penguasa Mamluk pada saat itu, sebab ia merasa belum pernah takluk kepada Timur Lenk.

    Syah Rukh menyatakan nazarnya untuk memberi kiswah Ka’bah. Tetapi Barsbay tidak mau melepaskan haknya sebagai pemberi kiswah di Ka’bah, sebab memberi kiswah sudah menjadi tradisi penguasa Mesir sejak ratusan tahun. Lalu Sultan Barsbay menasehati Syah Rukh, supaya niat dan nazarnya itu terlaksana, maka buatlah kiswah lalu dijual, dan uang yang didapat diberikan kepada fakir-miskin di Mekah. Menjawab saran tersebut, Syah Rukh mengirim utusan ke Mesir, sambil membawakan pakaian resmi yang biasa diberikan kepada gubernur atau raja daerah-daerah taklukan dinasti Timuriyah. Sultan Barsbay merasa hal tersebut sebagai penghinaan, sehingga ia merobek-robek pakaian tersebut dan utusan yang membawanya dipukul hingga berdarah-darah, sebagai wujud tantangan terhadap Syah Rukh

    Tantangan tersebut tidak dapat dibalas oleh Syah Rukh, hal ini disebabkan kekuasaan dinasti Timuriyah mulai pecah. Syah Rukh meninggal dalam usia 72 tahun (1447). Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulug Beg (1447-1449 M), seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Namun, masa kekuasaannya tidak lama. Dua tahun setelah berkuasa ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, Abdal-Latif (1449- 1450 M). Raja besar Dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa’id (1452-1469 M). Pada masa inilah kerajaan mulai terpecah belah. Wilayah kerajaan yang luas itu diperebutkan oleh dua suku Turki yang baru muncul ke permukaan, Kara Koyunlu (domba hitam) dan Ak Koyunlu (domba putih). Abu Sa’id sendiri terbunuh ketika bertempur melawan Uzun Hasan, penguasa Ak Koyunlu. Kematian Abu Sa’id ini sekaligus menandai keruntuhan dinasti Timuriyah. Dinasti ini berakhir sepenuhnya pada tahun 1507, ketika Muhammad Shaybani dari Uzbek menaklukkan pemerintahan Badi’ al-Zamand di Samarkand

  • SANG MIMPI BURUK BANGSA ROMAWI ATTALIA SANG HUN

    SANG MIMPI BURUK BANGSA ROMAWI ATTALIA SANG HUN

    Attila sang Hun (bahasa Islandia Atle, Atli; bahasa Jerman Etzel; sekitar 406–453) adalah raja Hun terakhir dan paling berkuasa di Eropa. Dia memerintah kekaisaran terbesar di Eropa masa itu, sejak tahun 434 Masehi hingga kematiannya. Kekaisarannya membentang dari Eropa Tengah ke Laut Hitam dan dari Sungai Danube ke Laut Baltik.

    Semasa pemerintahannya dia merupakan musuh terbesar bagi Kekaisaran Romawi Timur dan Barat: dia menyerang Balkan sebanyak dua kali dan mengepung Konstantinopel dalam penyerangan kedua. Dia bergerak melalui Prancis hingga Orleans sebelum dipukul mundur dalam Pertempuran Chalons; dan dia mengusir maharaja barat Valentinian III dari ibu kotanya di Ravenna pada tahun 452 Masehi

    Kampanyenya yang tidak berhasil di Persia diikuti pada tahun 441 oleh invasi ke kekaisaran Romawi Timur (Byzantium), yang keberhasilannya membuat Attila berani menyerang Barat. Dia juga berusaha menaklukkan Roman Gaul (Prancis modern), melintasi Rhine pada tahun 451 dan berbaris sejauh Aurelianum (Orléans) sebelum dikalahkan pada Pertempuran Dataran Catalaunian. Dia kemudian menyerang Italia, menghancurkan provinsi-provinsi utara, tetapi tidak mampu untuk membawa Roma. Dia merencanakan untuk melakukan kampanye lebih jauh melawan orang-orang Romawi namun meninggal pada tahun 453. Setelah kematian Attila, penasihat dekatnya, Ardaric dari Gepids memimpin sebuah pemberontakan Jerman terhadap peraturan Hunnik, yang menyebabkan Kekaisaran Hun dengan cepat runtuh.

    Walaupun kekaisarannya terkubur dengan kematiannya, dan dia tidak meninggalkan warisan apa pun, dia menjadi legenda dalam sejarah Eropa.Di kebanyakan Eropa Barat, dia diperingati sebagai lambang (epitome) kerakusan dan kekejaman. Beberapa sejarawan menonjolkannya sebagai raja agung yang bangsawan, dan dia memainkan peranan penting sebagai salah satu dalam tiga Bangsawan Skandinavia

    Latar belakang Attila dan Hun

    Suku Huns Eropa kemungkinan berkembang dari Xiongnu (Xiōngnú), (匈奴) ke arah barat, kumpulan dari pengembara proto-Mongolian atau proto-Turki dari timur laut Tiongkok dan Asia Tengah. Mereka memiliki banyak tentara dan berhasil menumpaskan musuh mereka yang berperadaban tinggi melalui kesiapan untuk bertempur, kemampuan bergerak cepat yang mengagumkan, dan memiliki senjata seperti busur Hun.

    Teknik militer utama mereka adalah memanah dan melempar lembing. Mereka sedang dalam proses mengembangkan pemukiman sebelum kedatangan mereka di Eropa Barat, tetapi orang Hun adalah masyarakat pejuang yang bentuk makanan utamanya adalah daging dan susu, produk dari ternak mereka.

    Ayah Attila, Mundzuk adalah saudara raja Octar dan Ruga, yang memimpin kerajaan Hunnic pada awal abad kelima. Bentuk diarki ini berulang dengan Hun, tetapi sejarawan tidak yakin apakah itu dilembagakan, hanya adat, atau kejadian sesekali saja. Keluarganya berasal dari garis keturunan bangsawan, tetapi tidak pasti apakah mereka merupakan dinasti kerajaan. Tahun kelahiran Attila diperdebatkan; jurnalis Éric Deschodt dan penulis Herman Schreiber telah mengusulkan tanggal 395. Namun, sejarawan Iaroslav Lebedynsky dan arkeolog Katalin Escher lebih suka perkiraan antara tahun 390 dan dekade pertama abad kelima. Beberapa sejarawan telah mengusulkan 406 sebagai tahun kelahiran bagi Attila.

    Attila tumbuh di dunia yang berubah dengan cepat. Orang-orangnya adalah pengembara yang baru saja tiba di Eropa. Mereka menyeberangi sungai Volga selama 370-an dan menganeksasi wilayah Alans, kemudian menyerang kerajaan Gotik di antara pegunungan Carpathian dan Danube . Mereka adalah orang-orang yang sangat gesit, dimana pemanah besarnya telah mendapatkan reputasi yang tak terkalahkan, dan suku-suku Jerman tampaknya tidak mampu menahan mereka. Populasi besar yang melarikan diri dari suku Hun pindah dari Germania ke Kekaisaran Romawi di barat dan selatan, dan di sepanjang tepi Sungai Rhine dan Danube. Pada tahun 376, orang-orang Goth menyeberangi Danube, awalnya tunduk kepada Romawi tetapi segera memberontak melawan Kaisar Valens, yang mereka bunuh dalam Pertempuran Adrianople pada tahun 378. Sejumlah besar masyarkat Vandal , Alans, Suebi, dan Burgundi melintasi Rhine dan menginvasi Galia Romawi pada tanggal 31 Desember 406 untuk melarikan diri dari orang Hun. Kekaisaran Romawi telah terbelah dua sejak 395 dan diperintah oleh dua pemerintahan yang berbeda, satu berpusat di Ravenna di Barat, dan yang lain di Konstantinopel di Timur. Kaisar Romawi, baik Timur maupun Barat, pada umumnya berasal dari keluarga Theodosia di sepanjang hidup Attila (meskipun ada beberapa perebutan kekuasaan).

    Bangsa Hun mendominasi wilayah yang sangat luas dengan batas-batas yang samar-samar ditentukan oleh kehendak konstelasi orang-orang yang berbeda secara etnis. Beberapa berasimilasi dengan kewarganegaraan Hunnic, sedangkan banyak yang mempertahankan identitas dan penguasa mereka sendiri tetapi mengakui kekuasaan raja Hun. Hun juga merupakan sumber tidak langsung dari banyak masalah Romawi, mendorong berbagai suku Jerman ke wilayah Romawi, tetapi hubungan antara kedua kekaisaran ramah: bangsa Romawi menggunakan Hun sebagai tentara bayaran melawan Jerman hingga perang melawan saudara mereka. Dengan demikian, pemberontak Joannes dapat merekrut ribuan orang Hun untuk pasukannya melawan Valentinian III pada tahun 424. Adalah Aëtius , kemudian Patrician dari Barat, yang memimpin peperangan ini. Mereka bertukar duta besar dan sandera, aliansi yang berlangsung dari 401 hingga 450 dan memungkinkan Romawi memenangkan banyak pertempuran. Orang Hun menganggap orang Romawi membayar upeti kepada mereka, sedangkan orang Romawi lebih suka melihat ini sebagai pembayaran untuk layanan yang diberikan. Orang Hun telah menjadi kekuatan besar pada saat Attila menjadi dewasa, sampai-sampai Nestorius, Patriarki dari Konstantinopel, menyesalkan situasi dengan kata-kata ini: “Mereka (Hun) telah menjadi tuan dan budak dari orang Romawi “.

    Pemimpin Bersama

    Kekaisaran Hun meliputi padang-padang rumput Asia Tengah sampai ke Jerman sekarang ini, dan dari sungai Danube sampai Laut Baltik. Menjelang 432, Bangsa Hun bersatu di bawah Rua.Pada tahun 434 Rua meninggal, mewariskan kekuasaannya pada Attila dan Bleda, putra dari saudara lelakinya Mundzuk untuk memimpin suku Hun. Ketika pengangkatan mereka, suku Hun sedang berunding dengan wakil Roma yaitu Theodosius II mengenai pemulangan beberapa suku yang mengungsi dan mencari perlindungan di kekaisaran Romawi Byzantine.

    Pada tahun berikutnya, Attila dan Bleda bertemu dengan wakil kekaisaran Romawi di Margus (sekarang Požarevac) dan mereka duduk di atas kuda masing-masing sebagaimana adat suku Hun, dan akhirnya mereka berhasil mencapai kesepakatan. Pihak Romawi setuju untuk memulangkan kaum pelarian (yang merupakan bantuan diperlukan bagi menentang Vandals), tetapi juga menerima upeti 350 pound emas(sekitar. 114.5 kg), membuka pasar mereka kepada pedagang Hun, dan membayar tebusan 8 Shilling bagi setiap orang Romawi tahanan perang yang ada pada pihak Hun. Dengan tercapainya kesepakatan tersebut,suku Hun kemudian meninggalkan kekaisaran Romawi dan bergerak ketengah benua,kemungkinannya untuk memperkuat kekuasaan mereka. Theodosius menggunakan peluang ini bagi memperkuat dinding Constantinopel, dan memperkuat pertahanan perbatasan sepanjang Danube.

    Kesepakatan dengan Kekaisaran Romawi ini cukup memuaskan pihak Hun, selanjutnya raja-raja Hun mundur ke wilayah kekaisaran mereka. Menurut Jordanes (menurut Priscus), tidak lama pada masa damai selepas mundurnya Hun dari daerah Byzantium (kemungkinannya sekitar 445), Bleda mmeninggal diketahui dibunuh oleh Attila, dan Attila menduduki takhta seorang diri. Terdapat perdebatan dikalangan sejarawan mengenai apakah Attila membunuh saudaranya, atau apakah Bleda meninggal disebabkan hal lain. Dalam kasus lain, Attila sekarang merupakan ketua yang tidak diperdebatkan oleh suku Hun, dan sekali lagi memberi perhatiannya kepada bagian Timur kekaisarannya.

    Fakta Seputar Attila

    Attila adalah orang yang percaya pada takhayul.Ia percaya bahwa semua keberhasilannya tidak luput dari kedekatannya dengan ilmu sihir. Oleh karena itu sepanjang hidupnya ia selalu dikelilingi oleh ahli-ahli sihir dan tukang sihir.

    6 Fakta tentang Attila the Hun, Sang Murka Tuhan dari Hungaria

    Attila the Hun adalah raja dari Kekaisaran Hun (434-453 SM), yang dikenal sebagai salah satu kekaisaran terbesar di Eropa pada masa itu, di mana wilayahnya membentang dari Eropa Tengah sampai ke Laut Hitam, dan dari Sungai Danube sampai ke Laut Baltik.

    Ia dikenal oleh bangsa Romawi karena kebrutalannya dan kecenderungannya untuk menjarah kota-kota Romawi. Attila dianggap sebagai salah satu penguasa “barbar” terbesar dalam sejarah, karena berhasil memperluas wilayah bangsa Hun dan mempertahankan rekor nyaris sempurna dalam pertempuran.

    Dikenal sebagai “Flagellum Dei” atau “murka Tuhan”-sebagaimana ditulis dalam laman History-Attila the Hun adalah salah satu musuh paling menakutkan yang pernah dihadapi bangsa Romawi. Lalu, hal apa saja yang membuat pemimpin barbar ini begitu menarik bagi bangsa Romawi? Berikut 6 fakta menarik tentang Attila the Hun.

    1. Mendapatkan pendidikan yang istimewa sedari dini

    Jauh dari stereotip orang barbar yang kotor dan tidak berpendidikan, Attila dilahirkan (diperkirakan pada awal abad ke-5 M) dari keluarga terkuat di utara Sungai Danube. Paman-pamannya, Octar dan Rugila, telah memerintah Kekaisaran Hun di akhir tahun 420-an sampai awal tahun 430-an.

    Sejak kecil, Attila dan kakak laki-lakinya, Bleda, menerima beberapa pelatihan khusus seperti memanah, bertempur dengan pedang, serta cara menunggang dan merawat kuda.

    Mereka berbicara (dan mungkin membaca) baik dengan bahasa Gotik maupun Latin, mempelajari taktik militer serta diplomatik. Kedua bersaudara itu juga selalu hadir ketika paman mereka menerima seorang duta besar dari Romawi.

    2. Menegosiasikan perdamaian dengan Romawi di awal pemerintahannya

    Dengan kematian paman mereka pada tahun 434, Bleda dan Attila mewarisi kontrol bersama atas Kekaisaran Hun. Langkah pertama mereka adalah menegosiasikan perjanjian dengan Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium), di mana Kaisar Theodosius II setuju untuk membayar sekitar 700 pon emas setiap tahun sebagai bukti perdamaian mereka.

    Tetapi selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 441, Attila menuduh Byzantium telah melanggar perjanjian mereka. Ia pun langsung memimpin serangkaian serangan dan menghancurkan kota-kota di Romawi Timur.

    Dengan pasukan Hun yang hanya berjarak 20 mil dari Konstantinopel, Theodosius dipaksa untuk membuat perjanjian baru, dan setuju untuk membayar Attila dengan jumlah yang mengejutkan, yaitu sebesar 2.100 pon emas per tahun.

    Setelah perjanjian damai itu selesai, pada tahun 443 pasukan Hun kembali ke markas mereka di dataran tinggi Hongaria. Sumber-sumber sejarah dari Romawi tidak menjelaskan secara rinci tentang apa yang terjadi di sana selama beberapa tahun ke depan.

    Tetapi tampaknya jelas bahwa pada kesempatan tertentu Attila memutuskan untuk menantang Bleda demi kekuasaan tunggal atas Kekaisaran Hun. Mengutip dari buku Attila the Hun, penulis Romawi, Priscus — penulis laporan Romawi tentang bangsa Hun, menyatakan bahwa pada tahun 445 Bleda dibunuh dengan plot yang dibuat saudaranya, Attila.

    Dua tahun kemudian Attila memimpin serangan lain, yang bahkan lebih ambisius ke wilayah Byzantium. Pasukan Hun menyerbu Balkan dan Yunani, walau pasukan Byzantium akhirnya berhasil menghentikan mereka di Thermopylae.

    Setelahnya, bangsa Hun dan Romawi kembali menegosiasikan perjanjian rumit lainnya dengan ketentuan yang lebih merugikan bangsa Romawi.

    3. Menginvasi Gaul hanya untuk memenangkan seorang istri

    Pada musim semi tahun 450, Honoria, saudari Valentian III, kaisar Romawi Barat, mengirimi Attila cincin. Ia meminta Attila untuk “menolongnya” dari pernikahan dengan seorang bangsawan Romawi yang dipaksakan oleh kakaknya.

    Attila, yang sudah memiliki beberapa istri (jumlah pastinya tidak diketahui), mengambil tawaran Honoria sebagai proposal. Dia mengklaim Honoria sebagai pengantin barunya, dan setengah Kekaisaran Romawi Barat sebagai mas kawinnya.

    Awalnya Honoria mengaku tidak bermaksud seperti itu, tetapi Valentian terlanjur marah setelah mengetahui rencana tersebut. Ia siap untuk mengirim Honoria melintasi Sungai Danube demi menenangkan Attila, walau akhirnya melunak dan membiarkannya menikahi bangsawan Romawi itu.

    4. Menderita kekalahan pertama dan terakhirnya di Pertempuran Catalaunian

    Pada tahun 451, sekitar 200.000 pasukan Hun menyerbu Gaul. Alasannya sangat jelas, Attila ingin merebut kembali Honoria sekaligus menginvasi Kekaisaran Romawi Barat.

    Ketika mereka bergerak melalui pedesaan dan membakar sekitarnya, pasukan Romawi yang dipimpin oleh Jenderal Flavius ​​Aetius — yang sebelumnya berhubungan baik dengan Attila — membentuk aliansi dengan Raja Theodoric I dari bangsa Visigoth.

    Gabungan pasukan Romawi-Goth kemudian menghadapi pasukan Hun dalam pertempuran di dataran Catalaunian, dan akhirnya berhasil mengalahkan Attila dalam salah satu konflik paling berdarah sepanjang sejarah.

    Theodoric terbunuh dalam pertempuran itu, sementara Attila menarik pasukannya dan mundur dari Gaul. Tetapi Attila bukanlah pria yang mudah putus asa, karena ia akan kembali menyerang Romawi satu tahun setelahnya.

    5. Terlepas dari hasrat pasukannya akan emas, Attila sendiri hidup dengan sangat sederhana

    Menurut Priscus — yang pernah mengunjungi markas Attila di dataran tinggi Hongaria bersama duta besar Romawi yang berkunjung pada tahun 449 — menyebutkan bahwa Attila suka membuat sebuah jamuan makan, di mana ia menyajikan makanan mewah kepada para tamunya dengan piring-piring perak.

    Attila sendiri, tambah Priscus, dilayani secara terpisah. Dia tidak memakan apa pun selain daging di atas piring kayu dan minum dengan gelas yang terbuat dari kayu.

    Tidak seperti bawahannya, yang dengan sombong memajang emas dan permata mereka di tali kekang atau persenjataan kuda mereka, “gaun Attila” sangatlah sederhana, tidak ditambah pernak-pernik apa pun, yang terpenting bersih dan masih bisa dipakai

    6. Meninggal secara mengerikan dan misterius di malam pertamanya

    Meskipun mengerikan, kematian Attila tidak seperti yang dapat kita bayangkan. Kematiannya tidak seperti seorang pejuang besar atau pemimpin militer yang gugur dengan penuh kehormatan di medan perang.

    Semua ini bermula saat Attila memutuskan untuk meminang istri lagi, seorang wanita muda nan cantik bernama Ildico. Mereka menikah pada tahun 453, tepat di saat Attila sedang mempersiapkan serangan lain terhadap Byzantium dan kaisar barunya, Marcian.

    Selama pesta pernikahannya, Attila berpesta dan minum sampai larut malam. Keesokan paginya, setelah tidak muncul-muncul juga, para pengawalnya mendobrak pintu kamar pengantin dan mendapati Attila sudah mati, dengan Ildico yang menangis secara histeris di samping tempat tidurnya.

    Tidak ada luka yang ditemukan. Tampaknya Attila mengalami mimisan ketika berbaring dan tersedak sampai mati karena darahnya sendiri. Beberapa orang menyebut bahwa Ildico memiliki peran dalam peristiwa itu, atau menjadi korban konspirasi yang dirancang oleh Marcian. Sisanya mengatakan itu hanya kecelakaan yang diakibatkan dari pesta minuman.

    Menurut Priscus, pasukan Attila sangat berduka karena kepergian pemimpin mereka. Mereka bahkan mengolesi wajahnya dengan darah dan menunggang kuda mereka dengan membentuk lingkaran di sekitar tenda Attila sambil memegangi tubuhnya.

    Malam itu, tubuhnya dibungkus dengan tiga peti mati — satu emas, satu perak, satu besi — dan dimakamkan dengan senjata musuh yang sudah dikalahkannya, bersama dengan perhiasan dan harta lainnya.

    Menurut cerita, sebuah sungai dialihkan sehingga Attila dapat dimakamkan di dasar sungai, dan baru dibuka kembali agar air mengalir di atas makamnya. Para pelayan yang menguburkan Attila dibunuh supaya tidak ada yang tahu lokasi peristirahatan terakhirnya.

    Lokasi situs pemakaman Attila, yang diyakini berada di suatu tempat di Hungaria, masih belum diketahui hingga hari ini.

    Selain dianggap sebagai momok bangsa Eropa, Attila juga digadang-gadang sebagai leluhur dari Jenghis Khan, walau klaim ini masih lemah karena bangsa Hun lebih dekat dengan bangsa Xiongnu daripada bangsa Mongol.

    Misteri di Balik Kematian Attila sang Hun, Musuh yang Ditakuti Romawi

    Attila sang Hun merupakan pemimpin suku Hun yang menjadi mimpi buruk bagi bangsa Romawi. Di tengah keterpurukan Kekaisaran Romawi, suku Hun datang menyerang. Kombinasi kekuatan Attila dan masalah-masalah yang menerpa Romawi, membuat suku Hun dengan mudah menaklukkan kekaisaran itu. Meski ia seorang pemimpin yang ditakuti, hanya sedikit yang diketahui tentang kehidupannya. Penyebab kematian Attila sang Hun pun menjadi misteri hingga kini.

    Attila sang pejuang yang jadi mimpi buruk bangsa Romawi

    Sebagai pemimpin militer dari suku Hun, Attila mampu menyatukan beberapa suku pejuang untuk menciptakan pasukan besar. Pasukannya yang ganas akan menyapu, memusnahkan seluruh kota, dan mengklaim wilayah untuk kepentingan mereka.

    Hanya dalam waktu sepuluh tahun, Attila berubah dari memimpin sekelompok suku nomaden menjadi memimpin Kekaisaran Hun. Pada saat kematiannya pada tahun 453 Masehi, kekaisarannya membentang dari Asia Tengah hingga Prancis modern dan Lembah Danube. Sementara prestasi Attila luar biasa, putra-putranya tidak dapat melanjutkan jejaknya. “Sepeninggal Attila, kekaisaran yang dibangunnya pun meredup dan perlahan menghilang

    Attila berhasil menaklukkan sebagian Romawi berkat kekejamannya. Selain itu, ia juga membuat dan melanggar perjanjian yang telah disepakati. Ketika berhadapan dengan Romawi, Attila pertama-tama memaksa konsesi dari kota-kota dan kemudian menyerang mereka. Suku Hun kemudian meninggalkan kehancuran di belakangnya dan menjadikan para tahanan sebagai budak.

    Misteri kematian Attila sang Hun

    Seperti kehidupan pribadinya, penyebab kematiannya pun menjadi misteri.

    Dalam salah satu bulan madu terburuk dalam sejarah, Attila sang Hun ditemukan tewas di ranjang pernikahannya. “Pagi hari setelah pernikahannya, ia ditemukan tewas bersimbah darah,” ungkap Cecilia Bogaard di laman Ancient Origins. Pengantinnya yang cantik, Ildico, pun dituduh menjadi penyebab kematiannya.

    Sedikit yang benar-benar diketahui tentang kehidupan dan kematian Attila sang Hun. Salah satu alasannya karena satu-satunya catatan tertulis dibuat oleh musuh-musuhnya. Di antara para penulis sejarah kuno ini adalah Priscus, seorang diplomat dan sejarawan Romawi. Priscus meninggalkan satu-satunya catatan saksi mata tentang Attila, pemimpin suku Hun. Dalam tulisannya, ia menggambarkan Atilla sebagai pengembara Eurasia yang bermigrasi ke Eropa pada abad ke-4 Masehi.

    Konon Attila tidak pernah puas pada satu wanita saja. Priscus menuliskan tentang kisah istri pertama Attila, Kreka. Dari catatan Priscus pula diketahui tentang pernikahan pemimpin suku Hun itu dengan Ildico pada tahun 453.

    Setelah menikmati malam pernikahan dengan minuman keras, Attila tertidur. Ketika pengawalnya memasuki kamar pengantin keesokan harinya, mereka menemukannya berlumuran darah. Sang pengantin wanita yang malang menangis di sudut.

    Banyak yang berusaha mencari penyebab kematiannya yang tiba-tiba. Beberapa pendapat termasuk keracunan alkohol atau Ildico membunuhnya atas perintah Kaisar Bizantium. Selain itu, mimisan menjadi penjelasan yang paling logis atas kematian mendadak Attila sang Hun. Karena mimisan, ia pun tersedak darahnya sendiri sehingga berakhir dengan kematian.

    Tidak ada yang tahu di mana makam pemimpin suku Hun yang terkenal brutal itu

    Mencoba mencari tahu persis bagaimana Attila sang Hun meninggal bukanlah satu-satunya misteri. Legenda mengatakan bahwa tubuhnya dimakamkan di dalam tiga peti mati, terbuat dari besi, perak, dan lapisan dalam emas. Peti mati tersebut penuh dengan harta karun.

    Tersiar kabar bahwa para pengurusnya kemudian dibunuh untuk memastikan keberadaannya tetap menjadi rahasia abadi. Dalam satu catatan, aliran Sungai Tisza dialihkan sementara untuk mengubur Attila di dasar sungai. Bahkan hingga saat ini, para pemburu harta karun terus memburu makam legendaris tersebut.

    Menurut Priscus, pasukan Attila berduka atas kehilangan pemimpin mereka. Sebagai lambang duka, wajah mereka pun diolesi dengan darah. Menaiki kuda, mereka berputar-putar di sekitar kemah sambil membawa jasad pemimpinnya. Lokasi situs pemakaman, yang diyakini berada di suatu tempat di Hongaria, masih belum diketahui hingga hari ini.

    Sama seperti kehidupan pribadinya, peristirahatannya yang terakhir pun menjadi rahasia yang tidak terkuak

  • Panglima Tempur negara Mongolia “Jenghis Khan”

    Panglima Tempur negara Mongolia “Jenghis Khan”

    Jenghis Khan (lahir sebagai Temüjin (bahasa Mongol: Темүзин; Temüzin); ca 1162 – Agustus 1227), adalah seorang pendiri dan pemimpin (khan) pertama Kekaisaran Mongol. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menyatukan suku-suku Mongol dan kemudian memimpin serangan kampanye militer yang menaklukkan sebagian besar wilayah Tiongkok dan Asia Tengah.

    Temüjin yang lahir antara tahun 1155 dan 1167 merupakan putra sulung dari pasangan Yesugei, kepala suku Mongol dari klan Borjigin dan istri utamanya Hö’elün. Ketika Temüjin berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dan suku mereka meninggalkan keluarga Temujin. Dengan keluarganya yang hampir sepenuhnya miskin, Temüjin membunuh kakak tirinya untuk memperkuat posisinya di dalam keluarga. Pribadinya yang karismatik membantunya mendapatkan pengikut dan mengikat persekutuan dengan dua pemimpin padang rumput yang kuat, Jamukha dan Toghrul. Bersama-sama, mereka menyelamatkan istri Temüjin, Börte, yang diculik oleh perampok. Namun, seiring dengan meningkatnya pamor Temüjin, hubungannya dengan Jamukha berubah menjadi konflik. Pada sekitar 1187, Temüjin mengalami kekalahan besar dan mungkin menghabiskan beberapa tahun berikutnya di bawah kendali dinasti Jin. Pada 1196, ia muncul kembali dan dengan cepat mulai mendapatkan kekuasaan. Toghrul, yang melihat Temüjin sebagai ancaman, melancarkan serangan mendadak terhadapnya pada 1203. Temüjin mundur, tetapi kemudian berkumpul kembali dan mengalahkan Toghrul. Setelah mengalahkan suku Naiman dan mengeksekusi Jamukha, Temüjin menjadi penguasa tunggal padang rumput Mongolia.

    Pada 1206, Temüjin mengambil gelar “Jenghis Khan”, meskipun arti sebenarnya dari gelar tersebut tidak jelas. Ia menerapkan reformasi untuk menciptakan stabilitas jangka panjang, mengubah tatanan kesukuan bangsa Mongol menjadi sistem meritokrasi terpadu dalam kesetiaan kepada wangsa yang berkuasa. Setelah menghentikan upaya kudeta oleh seorang dukun yang kuat, Jenghis Khan mulai mengkonsolidasikan kekuasaannya. Pada 1209, ia memimpin serangan besar-besaran ke negara tetangga, Xia Barat sehingga mereka tunduk kepada tuntutan Mongol setahun kemudian. Ia lalu meluncurkan kampanye militer selama empat tahun melawan dinasti Jin, yang berakhir pada 1215 dengan kejatuhan ibu kota mereka di Zhongdu. Pada 1218, jenderalnya, Jebe, mencaplok negara bagian Qara Khitai di Asia Tengah. Tahun berikutnya, Jenghis Khan menginvasi Kekaisaran Khwarezmia setelah utusannya dieksekusi. Kampanye ini meruntuhkan negara Khwarezmia serta menghancurkan wilayah Transoxiana dan Khorasan. Sementara, Jebe dan seorang jenderal lainnya, Subutai, memimpin ekspedisi yang mencapai Georgia dan Rus’ Kiev. Jenghis Khan meninggal pada 1227 saat memadamkan pemberontakan di Xia Barat. Setelah jeda dua tahun, putra ketiganya dan pewaris Ögedei naik tahta pada 1229.

    Jenghis Khan merupakan tokoh sejarah yang kontroversial. Ia sangat setia dan murah hati kepada para pengikutnya, tetapi tidak menunjukkan belas kasihan kepada musuh-musuhnya. Ia mencari nasihat dari berbagai sumber dalam upayanya menjadi penakluk dunia, sebuah peran yang ia yakini telah ditakdirkan untuknya oleh dewa Tengri. Di bawah kepemimpinannya, tentara Mongol membunuh jutaan orang, tetapi penaklukannya juga memungkinkan tingkat perdagangan dan pertukaran budaya yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah yang begitu luas. Di Rusia dan dunia Arab, ia dikenang sebagai seorang tiran yang brutal, sementara para cendekiawan Barat baru-baru ini mengevaluasi kembali penggambaran sebelumnya tentang dirinya sebagai panglima perang yang biadab. Setelah kematiannya, ia dipuja di Mongolia dan kini dihormati sebagai bapak pendiri bangsa.

    Nama dan gelar

    Nama-nama Mongolia tidak memiliki satu cara baku untuk ditulis dalam alfabet Romawi sehingga ejaannya bisa sangat bervariasi dan menghasilkan pengucapan yang berbeda dari aslinya. Gelar kehormatan yang paling sering ditulis sebagai “Genghis” berasal dari bahasa Mongolia ᠴᠢᠩᠭᠢᠰ ᠬᠠᠭᠠᠨ, yang dapat dilatinkan menjadi Činggis. Nama ini diadaptasi ke dalam bahasa Tionghoa sebagai 成吉思 Chéngjísī dan ke dalam bahasa Persia sebagai چنگیز Čəngīz. Karena bahasa Arab tidak memiliki bunyi yang mirip dengan dalam bahasa Mongolia dan Persia, penulis Arab menuliskan nama tersebut sebagai J̌ingiz, sementara penulis Suriah menggunakan Šīngīz.

    Selain “Genghis,” yang masuk ke dalam bahasa Inggris pada abad ke-18 karena kesalahan pembacaan sumber-sumber Persia, ejaan bahasa Inggris modern untuk namanya meliputi “Chinggis,” “Chingis,” “Jinghis,” dan “Jengiz. “Nama lahirnya, “Temüjin” (ᠲᠡᠮᠦᠵᠢᠨ; 鐵木真 Tiěmùzhēn), terkadang juga dieja “Temuchin” dalam bahasa Inggris.

    Ketika cucu Jenghis Khan, Kubilai Khan, mendirikan dinasti Yuan pada tahun 1271, ia menghormati kakeknya dengan nama kuil Taizu (太祖, yang berarti “Nenek Moyang Tertinggi”) dan nama anumerta Shengwu Huangdi (聖武皇帝, yang berarti “Kaisar Militer Suci”). Kemudian, cicit Kubilai, Külüg Khan, memperpanjang gelar ini menjadi Fatian Qiyun Shengwu Huangdi (法天啟運聖武皇帝), yang berarti “Penerjemah Hukum Langit, Pemrakarsa Keberuntungan, Kaisar Suci-Militer”

    Sumber

    Karena sumber-sumber tentang Genghis Khan ditulis dalam lebih dari selusin bahasa dari seluruh Eurasia, para sejarawan modern mengalami kesulitan untuk mengumpulkan informasi tentang kehidupannya. Satu-satunya catatan rinci tentang masa muda dan kebangkitannya menuju kekuasaan berasal dari dua sumber berbahasa Mongolia: Sejarah Rahasia Bangsa Mongol dan Altan Debater (Buku Emas). Altan Debter kini telah hilang, tetapi sempat mengilhami dua kronik Tiongkok, yaitu Sejarah Yuan dari abad ke-14 dan Sheng Wu qin zheng lu (Kampanye Jenghis Khan). Meskipun tidak disunting dengan baik, Sejarah Yuan memberikan penguraian terperinci bagi tiap-tiap kampanye militer dan tokoh-tokohnya. Shengwu, meskipun lebih teratur secara kronologis, menghindari kritik terhadap Jenghis dan terkadang mengandung kekeliruan.

    Naskah penuh Sejarah Rahasia hanya bertahan dalam bentuk alih aksara Han yang disalin antara abad ke-14 dan ke-15. Keakuratannya sebagai catatan sejarah telah diperdebatkan: Ahli sinologi abad ke-20, Arthur Waley, menganggapnya sebagai karya sastra tanpa nilai sejarah. Meski begitu, sejarawan di kemudian hari telah menanggapi karya ini dengan lebih serius. Walaupun urut-urutan kejadian dalam karya ini dipertanyakan dengan beberapa bagian yang tampaknya diubah atau dihilangkan agar pengisahannya lebih luwes, Sejarah Rahasia sangat dihargai karena penulis sinonimnya sering mengkritik Jenghis Khan. Penulisnya menggambarkan Jenghis Khan sebagai sosok peragu dan memiliki fobia pada anjing serta memasukkan bahasa tabu seperti pembunuhan saudaranya dan keraguan akan keabsahan nasab putranya, Jochi.

    Beberapa kronik Persia yang masih bertahan menunjukkan perpaduan antara pandangan positif dan negatif terhadap Jenghis Khan dan bangsa Mongol, seperti misalnya tawarikh karya Minhaj-i Siraj Juzjani dan Ata-Malik Juvayni, yang sama-sama selesai disusun pada tahun 1260. Juzjani, yang menyaksikan langsung kebrutalan penaklukan bangsa Mongol, menulis dengan rasa permusuhan yang jelas terhadap mereka.Sebaliknya, Juvayni, yang dua kali melakukan perjalanan ke Mongolia dan memegang posisi tinggi di negara penerus Mongol, lebih bersimpati. Catatannya paling dapat diandalkan untuk kampanye-kampanye Jenghis Khan ke barat. Sumber Persia yang paling penting adalah Jami’ al-tawarikh (Ringkasan Sejarah), yang disusun oleh Rashid al-Din atas permintaan keturunan Jenghis, Ghazan, pada awal abad ke-14. Ghazan memberi Rashid akses khusus ke sumber-sumber rahasia Mongol seperti Altan Debter dan para ahli tradisi lisan Mongol, termasuk duta besar Kubilai Khan, Bolad Chingsang. Karena Rashid sedang menulis kronik resmi, ia menyensor setiap detail yang tidak nyaman atau tabu.

    Banyak catatan sejarah lain dari masa itu juga memberikan informasi tentang Genghis Khan dan bangsa Mongol, meskipun netralitas dan kehandalannya sering dipertanyakan. Sumber-sumber tambahan dari Tiongkok termasuk kronik dari dinasti-dinasti yang ditaklukkan oleh bangsa Mongol dan tulisan-tulisan dari diplomat Song, Zhao Hong, yang mengunjungi bangsa Mongol pada 1221. Sumber-sumber Arab mencakup riwayat hidup pangeran Khwarezmia, Jalal al-Din, yang ditulis oleh rekannya, al-Nasawi. Ada juga beberapa catatan Kristen yang muncul di kemudian hari, seperti Kehidupan Kartli dan tulisan-tulisan dari para pelancong Eropa seperti Carpini dan Marco Polo

    Kehidupan awal

    Kelahiran dan masa kanak-kanak

    Tahun kelahiran Temüjin tidak pasti. Para sejarawan berbeda pendapat mengenai tahun lahirnya, entah itu 1155, 1162, atau 1167. Beberapa riwayat mengatakan bahwa ia lahir pada Tahun Babi, yang bisa jadi pada tahun 1155 atau 1167.Tahun 1155 didukung oleh tulisan-tulisan Zhao Hong dan Rashid al-Din, sementara sumber-sumber utama seperti Sejarah Yuan dan Shengwu lebih memilih tahun 1162. Penanggalan tahun 1167, yang dipilih oleh ahli sinologi Paul Pelliot, berasal dari sumber yang kurang dikenal, yakni karya seniman Yuan, Yang Weizhen, tetapi lebih sesuai dengan peristiwa kehidupan Jenghis Khan daripada tahun 1155 yang bisa berarti, bahwa ia tidak memiliki anak sampai usia tiga puluhan dan masih turut berperang di usia tujuh puluhan. Sebagian besar sejarawan menerima tahun 1162 sebagai tanggal yang tepat.Sejarawan Paul Rith Nevsky mencatat bahwa Temüjin sendiri mungkin tak tahu persis tahun kelahirannya.Lokasi kelahirannya, yang dicatat dalam Sejarah Rahasia sebagai Delüün Boldog di dekat Sungai Onon, juga masih diperdebatkan; bisa jadi di Dadal, Provinsi Khentii atau di selatan Okrug Agin-Buryat, Rusia

    Temüjin lahir ke dalam klan Borjigin di bawah suku Mongol  dari pasangan Yesügei, seorang kepala suku yang mengaku bernasab kepada pejuang legendaris Bodong Char Munakahat serta istri utamanya, Hö’elün, yang berasal dari klan Olkhon dan direbut oleh Yesügei dari mempelai pria bersuku Merakit, Ciledug. Asal usul nama lahirnya masih diperdebatkan: beberapa riwayat awal mengatakan bahwa ayahnya mengambil nama tersebut dari Temüchin-uge, seorang tawanannya dari pertempuran melawan Tatar, sebagai pengingat atas kemenangan. Sementara, riwayat-riwayat di kemudian hari menghubungkan nama tersebut dengan kata temür yang berarti ‘besi’, sehingga “Temüjin” mungkin saja bermakna ‘pandai besi’.

    Terdapat beberapa legenda seputar kelahiran Temüjin. Salah satu yang paling terkenal adalah bahwa ia lahir dengan gumpalan darah di tangannya. Penggambaran ini merupakan sebuah cerita rakyat khas Asia yang menjadi pertanda bahwa anak itu akan menjadi seorang pejuang. Legenda lain mengatakan bahwa Hö’elün hamil dari seberkas cahaya, yang menandakan masa depan anak tersebut, sebuah kisah yang mirip dengan mitos nenek moyang Borjigin, Alan Gua Setelah Temüjin, Yesügei dan Hö’elün memiliki tiga anak laki-laki—Qasar, Hachiun, dan Temüge—serta seorang anak perempuan, Temülün. Temüjin juga memiliki dua saudara tiri, Behter dan Bilguitei, dari istri kedua Yesügei, Sochigel, yang latar belakangnya tidak diketahui. Kakak beradik ini tumbuh besar di perkemahan utama Yesügei di tepi Sungai Onon, kala mereka belajar menunggang kuda dan memanah

    Ketika Temüjin berusia delapan tahun, ayahnya memutuskan sudah waktunya untuk menikahkannya dengan seorang gadis yang cocok. Yesügei membawa Temüjin ke suku Onggirat, tempat istrinya Hö’elün berasal, untuk mengatur pernikahan dengan Börte, putri kepala suku Onggirat, Dei Sechen. Pernikahan ini akan memberikan Yesügei sekutu yang kuat, dan mahar Börte yang tinggi membuat Dei Sechen berada di atas angin dalam negosiasi, menuntut Temüjin untuk tetap tinggal bersama keluarganya untuk melunasi utang. Yesügei menyetujui syarat ini, tetapi dalam perjalanan pulang, ia berhenti untuk meminta makan kepada sekelompok orang Tatar, dengan mengandalkan tradisi keramahtamahan mereka. Orang-orang Tatar, yang mengenali Yesügei sebagai musuh lama, meracuni makanannya. Yesügei jatuh sakit, tetapi berhasil kembali ke rumah. Menjelang ajal, ia meminta punggawa kepercayaannya, Münglig, untuk membawa Temüjin kembali dari Onggirat. Ia meninggal tak lama kemudian

    Masa remaja

    Kematian Yesügei menyebabkan perpecahan dalam persatuan bangsanya, yang meliputi klan Borjigin, Tayichiud, dan klan-klan lainnya. Karena Temüjin masih berusia di bawah sepuluh tahun dan kakaknya, Behter, hanya sekitar dua tahun lebih tua, keduanya dianggap belum siap untuk memimpin. Faksi Tayichiud tidak mengikutsertakan Hö’elün dalam upacara pemujaan leluhur yang dilakukan setelah kematian seorang penguasa. Segera setelah itu, mereka meninggalkan perkemahan Hö’elün. Menurut Sejarah Rahasia, seluruh anggota klan Borjigin juga turut meninggalkan Hö’elün, meskipun ia telah berupaya mempermalukan mereka yang pergi dengan menyinggung kehormatan mereka. Namun, Rashid al-Din dan Shengwu menyatakan bahwa saudara-saudara Yesügei mendukung sang janda. Ketegangan di kemudian hari kemungkinan ditimbulkan oleh penolakan Hö’elün untuk melakukan pernikahan levirat dengan salah satu dari mereka, atau mungkin juga penulis Sejarah Rahasia hanya melebih-lebihkan cerita ini. Semua sumber setuju bahwa sebagian besar pengikut Yesügei lebih memilih bergabung dengan suku Tayichi’uds sehingga hidup keluarga Hö’elün menjadi lebih sulit. Mereka bertahan dengan gaya hidup pemburu-pengumpul; mengumpulkan akar-akaran dan kacang-kacangan, berburu binatang kecil, dan memancing.

    Ketegangan pun mulai muncul di antara anak-anak yang beranjak dewasa. Baik Temüjin maupun Behter memiliki alasan untuk mengklaim posisi ayah mereka: Temüjin adalah putra dari istri utama Yesügei, tetapi Behter setidaknya dua tahun lebih tua. Bahkan jika mengikuti hukum levirat, Behter bisa saja menikahi Hö’elün saat ia dewasa dan menjadi ayah tiri Temüjin. Konflik tersebut diperburuk oleh pertengkaran yang sering terjadi karena perebutan hasil buruan. Pada akhirnya, Temüjin dan adiknya, Qasar, menyergap dan membunuh Behter. Tindakan ini dianggap tabu dan tidak masuk dalam catatan resmi, tetapi disebutkan dalam Sejarah Rahasia yang mencatat bahwa Hö’elün memarahi kedua putranya dengan keras. Adik laki-laki Behter, Belgutei, tidak membalas dendam dan kemudian menjadi salah satu sekutu terdekat Temüjin, bersama dengan Qasar. Pada masa ini, Temüjin juga menjalin persahabatan dekat dengan Jamukha, seorang anak laki-laki dari keluarga bangsawan. Mereka saling bertukar hadiah berupa tulang buku jari atau shagai dan anak panah serta melakukan pakta anda, sebuah sumpah saudara sedarah tradisional Mongol, ketika mereka berusia sebelas tahun.

    Karena keluarga Temüjin tidak memiliki sekutu yang kuat, ia ditangkap beberapa kali. Ketika ia ditawan oleh suku Tayichiud, ia berhasil melarikan diri saat pesta dan pertama-tama bersembunyi di Sungai Onon, kemudian di tenda Sorqan-Shira, yang melihatnya, tetapi tidak memberi tahu siapa pun. Sorqan-Shira melindungi Temüjin selama tiga hari, meskipun membahayakan dirinya sendiri dan kemudian membantunya melarikan diri. Pada kesempatan lain, seorang pemuda bernama Bo’orchu membantu Temüjin menemukan kembali beberapa kuda milik Temujin yang dicuri. Tak lama kemudian, Boorchu bergabung dengan Temüjin sebagai nöko nya yang pertama. Kisah-kisah yang tertuang di dalam Sejarah Rahasia ini menunjukkan besarnya sorotan yang diberikan oleh sang penulis terhadap karisma pribadi Temüjin

    Naik ke tampuk kekuasaan

    Kampanye awal

    Ketika Temüjin berumur lima belas tahun dan dianggap mencapai usia mayoritas, ia kembali menemui Dei Sechen untuk menikahi Börte. Merasa bungah dapat berjumpa kembali dengan menantu yang dikiranya telah meninggal, Dei Sechen menyetujui pernikahan tersebut dan mendampingi pasangan pengantin baru ini kembali ke perkemahan Temüjin. Istri Dei Sechen, Čotan, memberikan Hö’elün sebuah jubah musang yang berharga sebagai hadiah. Demi menarik hati seorang patron, Temüjin memutuskan untuk menghadiahkan jubah ini kepada Toghrul, khan (penguasa) dari suku Kerait, yang merupakan sekutu Yesügei dan telah melakukan pakta anda dengannya. Toghrul memerintah wilayah yang luas di Mongolia tengah, tetapi mewaspadai banyak pengikutnya merasa senang dengan pemberian itu dan menjadikan Temüjin dibawah perlindungannya. Ketika mereka semakin dekat, Temüjin mulai mengumpulkan pengikut, termasuk nökod seperti Jelme. Sekitar waktu ini, Temüjin dan Börte memiliki anak pertama mereka, seorang anak perempuan bernama Qojin

    Segera setelah itu, sekitar 300 orang Merkit menyerang perkemahan Temüjin untuk membalas dendam atas penculikan Hö’elün yang dilakukan oleh Yesügei. Meskipun Temüjin dan saudara-saudaranya berhasil bersembunyi di gunung Burkhan Khaldun, Börte dan Sochigel berhasil ditawan oleh Merkit. Börte dinikahkan dengan adik laki-laki mendiang Chiledu, mengikuti hukum levirat. Temüjin meminta bantuan dari Toghrul dan teman masa kecilnya, Jamukha, yang telah menjadi kepala suku Jadaran. Kedua kepala suku itu bersedia menggerakkan pasukan yang terdiri dari 20.000 prajurit. Di bawah pimpinan Jamukha, mereka dengan cepat memenangkan pertempuran. Börte, yang saat itu sedang hamil, diselamatkan dan kemudian melahirkan seorang putra, Jochi. Meskipun Temüjin membesarkan Jochi layaknya putra sendiri, keraguan mengenai nasab Jochi selalu mengikutinya sepanjang hayat. Kisah ini ada di Sejarah Rahasia, tetapi tidak dicatat oleh Rashid al-Din, yang berupaya melindungi reputasi keluarganya dengan menghilangkan segala kesan ketidakabsahan.Selama 15 tahun berikutnya, Temüjin dan Börte memiliki tiga anak laki-laki (Chagatai, Ögedei, dan Tolui) dan empat anak perempuan (Checheyigen, Alaqa, Tümelün, dan Al Altan)

    Para pengikut Temüjin dan Jamukha berkemah bersama selama sekitar satu setengah tahun. Selama itu pula, kedua pemimpin memperbaharui pakta anda mereka, bahkan turut berbagi selimut, sebagaimana dicatat oleh Sejarah Rahasia. Sumber tersebut menggambarkan masa ini sebagai penjalinan hubungan erat antar sahabat. Walaupun demikian, Ratchnevsky menduga bahwa Temüjin mungkin saja melayani Jamukha sebagai imbalan atas bantuannya melawan orang Merkit. Pada akhirnya, kedua pemimpin itu berpisah, konon karena ujaran terselubung Jamukha tentang berkemah yang ditafsirkan oleh Börte sebagai tanda bahwa ia telah muak terhadap mereka. Mengikuti saran dari Hö’elün dan Börte, Temüjin memutuskan untuk mulai membangun kelompok pengikutnya sendiri yang merdeka. Meskipun para pemimpin suku utama tetap bersama Jamukha, 41 pemimpin, bersama dengan banyak orang biasa, memilih untuk mendukung Temüjin. Mereka termasuk orang-orang dari suku Uria Khai, Barula, dan Olkhonud. Mereka tertarik pada Temüjin karena pamornya sebagai pemimpin adil dan murah hati yang menawarkan taraf hidup lebih baik dan karena para dukun meramalkan bahwa ia ditakdirkan untuk menjadi orang besar

    Temüjin dengan cepat dinyatakan sebagai khan Mongol oleh para pengikut dekatnya. Toghrul senang dengan naiknya Temüjin, tetapi Jamukha cemburu dan kesal. Hal ini menyebabkan meningkatnya ketegangan, yang akhirnya berubah menjadi konflik terbuka. Sekitar tahun 1187, Temüjin menghadapi Jamukha dalam pertempuran di Dalan Baljut. Walaupun kedua pihak membawa pasukan yang berimbang, Temüjin kalah telak. Para penyusun sejarah di kemudian hari, seperti Rashid al-Din, mengklaim bahwa Temüjin menang, tetapi catatan mereka tidak konsisten dan saling bertentangan

    Sejarawan modern seperti Ratchnevsky dan Timothy May berpendapat bahwa Temüjin sangat mungkin menghabiskan sebagian besar dekade setelah pertempuran di Dalan Baljut dengan bekerja sebagai abdi dinasti Jin Jurchen di Tiongkok Utara. Zhao Hong mencatat bahwa sang pemuda yang nantinya menjadi Jenghis Khan menghabiskan beberapa tahun sebagai budak Jin. Meskipun pernah dianggap sebagai arogansi nasionalisme, riwayat ini mungkin saja bersandarkan kenyataan, terutama karena tidak ada sumber lain yang memberikan penjelasan meyakinkan tentang apa yang dilakukan Temüjin sejak pertempuran di Dalan Baljut hingga sekitar tahun 1195.Hal yang umum bagi para pemimpin padang rumput yang dikecewakan dan pejabat Tiongkok yang dipermalukan untuk mencari perlindungan di seberang perbatasan. Kemunculan kembali Temüjin dengan kekuatan yang besar menunjukkan bahwa ia mungkin diuntungkan dari pengalamannya mengabdi pada Jin. Penaklukannya terhadap Jin di kemudian hari menjadikan riwayat pengabdiannya dianggap merendahkan martabat bangsa Mongol sehingga tidak dicatat dalam sumber-sumber mereka; Zhao Hong yang bukan orang Mongol tidak dibatasi oleh anggapan ini

     

    Mengalahkan pesaing

    Sumber-sumber yang ada memberikan rincian yang berbeda-beda mengenai kembalinya Temüjin ke padang rumput. Pada awal musim panas 1196, ia ikut serta dalam kampanye bersama dengan dinasti Jin melawan bangsa Tartar, yang mulai menentang kepentingan Jin. Sebagai hadiah, Jin memberinya gelar cha-ut kuri, yang kemungkinan berarti “komandan ratusan” dalam bahasa Jurchen. Pada sekitar waktu yang sama, Temüjin membantu Toghrul merebut kembali kepemimpinan suku Kerait setelah direbut oleh salah satu kerabat Toghrul dengan dukungan suku Naiman yang kuat. Peristiwa tahun 1196 menandai titik balik status Temüjin di padang rumput—meskipun secara teknis ia masih menjadi bawahan Toghrul, dalam praktiknya, ia telah menjadi sekutu yang setara.

    Setelah kemenangannya di Dalan Baljut, Jamukha bertindak dengan sangat kejam. Sejarah Rahasia melaporkan bahwa Jamukha merebus 70 tahanan hidup-hidup dan memperlakukan tubuh para pemimpin yang menentangnya secara tidak hormat. Perilaku kasar ini membuat beberapa pengikutnya, termasuk Münglig, seorang mantan pengikut Yesügei dan putra-putranya, berpindah haluan dan bergabung dengan Temüjin, yang kemungkinan besar tertarik dengan kekayaan Temüjin yang terus bertambah. Temüjin kemudian berurusan dengan suku Jurkin, yang sebelumnya telah menghinanya dalam sebuah pesta dan menolak untuk bergabung dengan kampanye Tatar. Setelah mengeksekusi para pemimpin mereka, ia menyuruh Belgutei untuk mematahkan punggung seorang pemimpin suku Jurkin dalam sebuah pertandingan gulat sebagai bentuk pembalasan. Tindakan ini, yang bertentangan dengan adat istiadat keadilan Mongol, hanya disebutkan oleh penulis Sejarah Rahasia, yang tidak menyetujuinya. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1197.

    Pada tahun-tahun berikutnya, Temüjin dan Toghrul melancarkan kampanye melawan Merkit, Naiman dan Tatar, terkadang bekerja sama dan terkadang secara independen. Sekitar tahun 1201, beberapa suku yang tidak puas, termasuk Onggirat, Tayichiud, dan Tatar, membentuk sebuah aliansi untuk menantang dominasi koalisi Borjigin-Kereit. Mereka memilih Jamukha sebagai pemimpin mereka dan memberinya gelar gurkhan, yang berarti “khan para suku.” Meskipun mereka lumayan berjaya di awal, Temüjin dan Toghrul akhirnya mengalahkan persekutuan renggang ini pada pertempuran Yedi Qunan sehingga memaksa Jamukha untuk memohon belas kasihan dari Toghrul

    Berusaha untuk menjadi kekuatan dominan di Mongolia timur, Temüjin pertama-tama mengalahkan Tayichi’uds dan kemudian, Tatar pada 1202. Setelah setiap kemenangan, ia mengeksekusi para pemimpin klan dan merekrut para pejuang yang tersisa ke dalam pasukannya. Di antara anggota baru ini adalah Sorkan-Shira, yang sebelumnya telah membantu Temüjin dan seorang prajurit muda bernama Jebe, yang membuat Temüjin terkesan dengan keterampilan dan keberaniannya—Jebe telah membunuh kuda Temüjin selama pertempuran dan tidak berusaha menyembunyikannya

    Setelah menaklukkan Tatar, ada tiga kekuatan militer utama yang tersisa di padang rumput: Naiman di barat, Mongol di timur, dan Kereit di antaranya. Untuk memperkuat posisinya, Temüjin menyarankan agar putranya, Jochi, menikahi salah satu putri Toghrul. Namun, kaum elit Kereit yang dipimpin oleh putra Toghrul, Senggum, menganggap hal ini sebagai upaya Temüjin untuk menguasai suku mereka. Desas-desus tentang ketidakjelasan nasab Jochi kemungkinan membuat mereka merasa semakin terhina. Selain itu, Jamukha menunjukkan bahwa Temüjin merupakan ancaman bagi aristokrasi tradisional padang rumput karena ia sering mempromosikan rakyat jelata ke posisi tinggi, menantang tatanan sosial yang sudah mapan. Pada akhirnya, Toghrul bertindak seolah menuruti permintaan ini dan mencoba menjebak Temüjin dalam sebuah penyergapan. Namun, dua orang penggembala mendengar rencana tersebut sehingga Temüjin dapat mengumpulkan beberapa pasukannya. Meskipun demikian, ia dikalahkan secara meyakinkan pada Pertempuran Gurun Pasir Qalaqaljid

    Setelah kekalahannya, Temüjin mundur ke arah tenggara ke sebuah tempat yang disebut Baljuna, yang mungkin saja merupakan sebuah danau atau sungai dan menunggu pasukannya yang tercerai-berai untuk berkumpul kembali. Bo’orchu, salah satu sekutu dekatnya, kehilangan kudanya dan harus melarikan diri dengan berjalan kaki, sementara putra Temüjin, Ögedei, yang terluka parah, dirawat oleh prajurit Borokhula. Temüjin memanggil setiap sekutu yang dapat ia temukan dan bersumpah setia, yang kemudian dikenal sebagai Perjanjian Baljuna, dengan para pengikut setianya. Sumpah ini memberi mereka prestise besar di masa depan. Kelompok yang mengambil Perjanjian Baljuna sangat beragam, termasuk orang-orang dari sembilan suku yang berbeda dan penganut berbagai agama—Kristen, Muslim, dan Buddha—yang disatukan hanya oleh kesetiaan mereka pada Temujin dan satu sama lain. Kelompok yang beragam ini menjadi model bagi kekaisaran masa depan, yang digambarkan oleh sejarawan John Man sebagai “proto-pemerintahan dari sebuah proto-bangsa.” Perjanjian Baljuna tidak disebutkan dalam Sejarah Rahasia, kemungkinan besar karena penulisnya ingin mengecilkan peran suku-suku non-Mongol

    Dengan menggunakan strategi Ruse de guerre yang melibatkan saudaranya, Qasar, Temüjin berhasil menyergap pasukan Kereit di Dataran Tinggi Jej’er. Meskipun pertempuran berlangsung selama tiga hari, Temüjin berhasil meraih kemenangan mutlak. Baik Toghrul maupun putranya, Senggum, terpaksa melarikan diri; Senggum melarikan diri ke Tibet, sementara Toghrul dibunuh oleh seorang prajurit Naiman yang tidak mengenalinya. Setelah kemenangan, Temüjin mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan menyerap elit Kereit ke dalam sukunya sendiri. Ia menikahi putri Kereit, Ibaqa dan mengatur pernikahan untuk saudara perempuannya, Sorghaghtani, dan keponakannya, Doquz, dengan putra bungsunya, Tolui

    Sementara itu, pasukan Naiman telah berkembang dengan bergabungnya Jamukha dan pasukan lain yang telah dikalahkan oleh bangsa Mongol dan bersiap untuk berperang dengan Temujin. Kondisi ini diinformasikan kepada Temüjin oleh Alaqush , penguasa simpatik dari suku Ongud. Bersiap untuk berperang, suku Naiman bertemu dengan Temüjin pada Pertempuran Chakirmaut pada Mei 1204 di Pegunungan Altai. Pertempuran itu berakhir dengan kekalahan mutlak bagi Naiman; pemimpin mereka, Tayang Khan, terbunuh, dan putranya, Kuchlug, melarikan diri ke barat. Di tahun yang sama, Temüjin juga menghancurkan bangsa Merkit. Setelah Jamukha meninggalkan orang-orang Naiman di Chakirmaut, ia dikhianati oleh rekan-rekannya sendiri, yang kemudian dieksekusi oleh Temüjin karena dianggap tidak setia. Menurut Sejarah Rahasia, Jamukha membujuk teman masa kecilnya yang merupakan rekan pakta andanya, Temüjin, untuk memberinya kematian yang terhormat, meskipun catatan lain menyatakan bahwa ia dibunuh dengan cara dipotong-potong

     

    Pemerintahan awal: reformasi dan kampanye Tiongkok (1206–1215)

    Kurultai tahun 1206 dan reformasi

    Setelah menjadi penguasa tunggal padang rumput, Temüjin mengadakan pertemuan besar yang dikenal sebagai kurultai di sumber Sungai Onon pada 1206. Dalam pertemuan ini, ia secara resmi mengadopsi gelar Jenghis Khan. Makna dan asal-usul gelar ini telah banyak diperdebatkan. Beberapa orang percaya bahwa gelar ini tidak memiliki arti khusus dan hanya dipilih oleh Temüjin untuk membedakan dirinya dari gelar tradisional gurkhan, yang telah diberikan kepada Jamukha dan oleh karena itu dianggap kurang berharga.Teori lain menyatakan bahwa “Jenghis” menyiratkan kualitas seperti kekuatan, ketegasan, kekerasan, atau kebenaran. Gagasan ketiga menyatakan bahwa gelar tersebut terkait dengan kata Turki tängiz, yang berarti “samudra,” menyiratkan bahwa “Jenghis Khan” dapat berarti “penguasa samudra,” yang pada gilirannya melambangkan seluruh dunia sehingga membuat gelar tersebut berarti “Penguasa Universal.”

    Setelah berhasil menguasai populasi lebih dari satu juta orang,Jenghis Khan memulai apa yang digambarkan oleh sejarawan Timothy May sebagai “revolusi sosial”. Sistem kesukuan tradisional yang secara utama berkembang menguntungkan klan dan keluarga kecil, sistem ini tidak layak dijadikan sebagai landasan bagi negara kesatuan yang lebih besar dan telah terbukti gagal diterapkan pada konfederasi-konfederasi padang rumput sebelumnya. Menyadari hal ini, Jenghis Khan memperkenalkan serangkaian reformasi administratif yang bertujuan untuk menekan kekuatan kesukuan dan menggantinya dengan kesetiaan tanpa syarat kepada khan dan keluarga penguasanya. Dengan banyaknya pemimpin suku tradisional yang tersingkir saat ia naik ke tampuk kekuasaan, Jenghis Khan mampu membentuk kembali hierarki sosial Mongol yang mendukung otoritasnya. Tingkat tertinggi dari hierarki baru ini diperuntukkan khusus bagi keluarganya sendiri dan keluarga saudara-saudaranya, yang kemudian dikenal sebagai altan uruq (yang berarti “keluarga emas”) atau chaghan yasun (yang berarti “tulang putih”). Di bawah mereka adalah qara yasun (yang berarti “tulang hitam” atau terkadang qarachu), yang terdiri dari aristokrasi pra-kekaisaran yang masih ada dan keluarga-keluarga baru yang paling penting yang telah menjadi terkenal di bawah pemerintahan Jenghis Khan. Restrukturisasi ini membantu mengkonsolidasikan kekuasaannya dan memastikan kesetiaan rakyat Mongol kepada dinastinya.

    Untuk menghilangkan loyalitas kesukuan yang tersisa dan menciptakan masyarakat yang bersatu, Jenghis Khan menata ulang masyarakat Mongol ke dalam sistem desimal militer. Setiap pria berusia antara lima belas hingga tujuh puluh tahun diwajibkan mengikuti wajib militer ke dalam sebuah minqan (jamak: minkad), sebuah unit yang terdiri dari seribu tentara. Minkad ini kemudian dibagi lagi menjadi unit-unit yang lebih kecil yang terdiri dari ratusan orang, yang dikenal sebagai jaghun (jamak: jaghat) dan unit-unit yang terdiri dari puluhan orang, yang disebut arban (jamak: arbat). Struktur ini tidak hanya mencakup militer, tetapi juga mencakup rumah tangga setiap orang, yang berarti bahwa setiap minqan militer didukung oleh minqan rumah tangga yang sesuai, menciptakan apa yang sejarawan Timothy May gambarkan sebagai “kompleks militer–industri.” Setiap minqan berfungsi sebagai unit politik dan sosial dan para pejuang dari suku-suku yang kalah sengaja disebarkan di berbagai minqad untuk mencegah mereka bersatu dan memberontak sebagai sebuah kelompok yang kohesif. Sistem ini dirancang untuk menghapus identitas kesukuan lama dan menggantinya dengan kesetiaan kepada “Negara Besar Mongol” dan para komandan yang mendapatkan pangkat mereka melalui prestasi dan kesetiaan kepada khan. Reformasi ini terbukti sangat efektif. Bahkan setelah Kekaisaran Mongol akhirnya terpecah belah, perpecahan yang terjadi tidak pernah mengikuti garis kesukuan. Sebaliknya, wangsa Jenghis Khan terus memerintah tanpa tantangan sehingga beberapa cabang keturunannya masih berkuasa hingga akhir tahun 1700-an. Bahkan para pemimpin non-kaisar yang kuat seperti Timur Lenk dan Edigu dipaksa untuk memerintah melalui penguasa boneka yang merupakan keturunan Jenghis Khan, yang semakin menunjukkan kekuatan abadi dari sistem yang ia bangun

    Jenghis Khan memberi penghargaan kepada nökod (sahabat setia) yang paling tepercaya dengan mengangkat mereka ke pangkat tertinggi dan menganugerahkan mereka penghargaan yang signifikan. Bo’orchu dan Muqali masing-masing diberi komando atas sepuluh ribu orang yang masing-masing memimpin sayap kanan dan kiri pasukan. Nökod lainnya diberi komando atas salah satu dari sembilan puluh lima minkad (unit yang terdiri dari seribu tentara). Sejalan dengan cita-cita meritokrasi Jenghis Khan, banyak dari para komandan ini berasal dari latar belakang yang sederhana. Sejarawan Ratchnevsky menyoroti contoh-contoh seperti Jelme dan Subutai, yang merupakan anak dari pandai besi serta yang lainnya yang awalnya adalah seorang tukang kayu, penggembala dan bahkan dua orang penggembala yang telah memperingatkan Temujin tentang rencana Toghrul pada 1203. Sebagai hak istimewa, Jenghis Khan mengizinkan komandan-komandan tertentu yang setia untuk mempertahankan identitas kesukuan unit mereka, terlepas dari upaya-upaya umum yang dilakukannya untuk menekan afiliasi kesukuan. Sebagai contoh, Alaqush dari suku Ongud diizinkan untuk mempertahankan 5000 prajurit dari sukunya, karena putranya telah mendapatkan aliansi dengan Jenghis dengan menikahi putrinya, Alaqa

    Elemen kunci yang mendukung reformasi Jenghis Khan adalah perluasan keshig, sebuah korps elit yang awalnya diambil dari Kereit setelah kemenangan Temüjin atas Toghrul pada 1203. Awalnya, keshig adalah kelompok yang relatif kecil, tetapi selama kurultai (dewan) tahun 1206, jumlahnya meningkat secara signifikan dari 1.150 menjadi 10.000 orang. Keshig memiliki banyak peran, tidak hanya sebagai pengawal khan, tetapi juga berfungsi sebagai staf rumah tangga, akademi militer dan pusat administrasi pemerintahan. Para prajurit di keshig biasanya adalah saudara laki-laki atau anak laki-laki dari komandan militer yang secara efektif berfungsi sebagai sandera untuk memastikan kesetiaan keluarga mereka. Meskipun demikian, para anggota keshig menikmati hak istimewa dan memiliki akses langsung ke Jenghis Khan. Sebagai imbalan atas jasa mereka, Jenghis secara pribadi mengevaluasi kemampuan dan potensi mereka untuk peran kepemimpinan, mempersiapkan mereka untuk pemerintahan atau komando di masa depan.Banyak komandan Mongol terkemuka, seperti Subutai, Chormaqan, dan Baiju, memulai karir mereka di keshig sebelum dipercayakan untuk memimpin pasukan mereka sendiri

     

    Konsolidasi kekuatan (1206–1210)

    Antara tahun 1204 dan 1209, Jenghis Khan berfokus pada konsolidasi dan mengamankan negara yang baru dibentuknya. Selama periode ini, ia menghadapi tantangan yang signifikan dari dukun Kokechu, yang ayahnya, Münglig, telah membelot ke Temüjin (Jenghis Khan) dan diizinkan untuk menikahi ibu Jenghis, Hö’elün. Kokechu, yang telah mendeklarasikan Temüjin sebagai Jenghis Khan dan mengambil gelar Tengri “Teb Tenggeri” (“Sepenuhnya Surgawi”) atas dasar klaim kesaktiannya, mendapatkan pengaruh yang cukup besar di antara rakyat jelata Mongol dan berusaha untuk memecah belah keluarga kekaisaran. Awalnya, Kokechu mengincar saudara laki-laki Jenghis Khan, Qasar, yang memang sejak awal selalu dicurigai oleh Jenghis. Qasar dipermalukan dan hampir dipenjara dengan tuduhan palsu sampai ibu mereka, Hö’elün, turun tangan dan menegur Jenghis di depan umum. Meskipun demikian, pengaruh Kokechu terus berkembang. Ia bahkan mempermalukan adik bungsu Jenghis, Temüge, di depan umum karena dianggap hendak menghalangi tindak-tanduknya. Melihat ancaman Kokechu terhadap kekuasaan Jenghis, Börte pun memperingatkan suaminya. Sekalipun Jenghis tetap memuja kesaktian Kokechu, ia kini menyadari bahaya politik yang mungkin ditimbulkan oleh sang dukun. Jenghis pun mengizinkan Temüge untuk membunuh Kokechu, kemudian mengambil alih posisi sang dukun sebagai pemegang wewenang spiritual tertinggi di kalangan bangsa Mongol sehingga menghilangkan ancaman internal yang signifikan terhadap kekuasaannya.

    Selama tahun-tahun ini, bangsa Mongol memperluas kendali mereka atas wilayah-wilayah di sekitarnya. Pada 1207, Jenghis Khan mengirim putranya, Jochi, ke utara untuk menaklukkan Hoi-yin Irgen ], sekelompok suku yang terletak di tepi taiga Siberia. Jochi berhasil mendapat sekutu lewat perkawinan dengan suku Oirat, mengalahkan suku Kirgiz Yenisei, sekaligus menguasai perdagangan biji-bijian dan bulu hewan, serta tambang emas di wilayah tersebut  Sementara itu, tentara Mongol bergerak ke arah barat hingga mereka mengalahkan persekutuan Naiman-Merkit di sepanjang Sungai Irtysh pada akhir 1208. Khan Naiman terbunuh dalam pertempuran tersebut dan Kuchlug, pemimpin Naiman lainnya, melarikan diri ke Asia Tengah. Pada tahun 1211, orang Uighur, yang dipimpin oleh Barchuk, membebaskan diri mereka dari kendali Qara Khitai dan menjadi masyarakat menetap pertama yang tunduk pada bangsa Mongol, dan bersumpah setia kepada Jenghis Khan. Penyerahan diri ini menandai perluasan pengaruh Mongol atas peradaban menetap yang signifikan

    Bangsa Mongol mulai menyerbu permukiman perbatasan kerajaan Xia Barat yang dipimpin orang Tangut pada 1205, konon katanya sebagai balasan atas perlindungan yang mereka berikan kepada Senggum, putra Toghrul. Namun, para ahli berpendapat bahwa ada alasan praktis lain untuk serangan ini. Salah satu penjelasannya adalah bahwa bangsa Mongol berusaha untuk meremajakan cadangan kekayaan mereka yang sudah terkuras dengan pasokan barang dan ternak. Boleh jadi pulau, serangan ini dilakukan semata demi mengamankan tunas negara Mongol dari ancaman tetangga yang bersikap setengah musuh.Pada saat itu, sebagian besar pasukan Xia Barat ditempatkan di sepanjang perbatasan selatan dan timur kerajaan, berjaga-jaga terhadap potensi serangan dari dinasti Song dan Jin. Namun, perbatasan utara dianggap relatif aman dan hanya dilindungi oleh Gurun Gobi. Pada tahun 1207, setelah serangan Mongol berhasil menghancurkan benteng Xia di Wulahai, Jenghis Khan memutuskan untuk memimpin sendiri penyerbuan besar-besaran ke Xia Barat pada tahun 1209

    Pada bulan Mei, bangsa Mongol merebut kembali Wulahai dan merangsek ke Zhongxing (kini Yinchuan), ibu kota Xia Barat. Namun, mereka menghadapi perlawanan yang kuat dari tentara Xia. Setelah sempat mandek selama dua bulan, Jenghis Khan memecah kebuntuan dengan menggunakan taktik pura-pura mundur dan memancing pasukan Xia keluar dari pertahanan sehingga memungkinkan pasukan Mongol untuk mengalahkan mereka. Namun, meski pertahanan Zhongxing sudah tergerus, pasukan Mongol tetap kesulitan menembus masuk karena kurangnya alat pengepungan mumpuni selain pelantak tubruk yang dibuat seadanya. Xia Barat meminta bantuan dari dinasti Jin, tetapi Kaisar Zhangzong menolak permohonan tersebut. Jenghis Khan kemudian mencoba membanjiri kota dengan mengalihkan Sungai Kuning menggunakan bendungan darurat. Meskipun strategi ini awalnya berhasil, bendungan yang dibangun dengan buruk ini akhirnya jebol—mungkin karena sabotase dari suku Xia sehingga menyebabkan perkemahan Mongol kebanjiran dan memaksa mereka untuk mundur pada Januari 1210. Segera setelah itu, sebuah perjanjian damai diresmikan. Kaisar Xia Barat, Xiangzong, tunduk pada Jenghis Khan dan setuju untuk membayar upeti serta menawarkan putrinya, Chaka, untuk dinikahi, sebagai imbalan atas mundurnya bangsa Mongol

     

    Kampanye melawan Jin (1211–1215)

     

    Pada tahun 1209, Wanyan Yongji merebut tahta dinasti Jin. Setelah sebelumnya bertugas di perbatasan padang rumput, ia adalah seseorang yang sangat tidak disukai Jenghis Khan. Pada tahun 1210, ketika Yongji menuntut Jenghis untuk tunduk dan membayar upeti tahunan kepada Jin, Jenghis menanggapinya dengan penghinaan. Ia mengejek kaisar Jin, meludahi dan pergi meninggalkan utusan tersebut, mengisyaratkan bahwa perang tidak dapat dihindari. Meskipun menghadapi pasukan yang terdiri dari 600.000 tentara Jin, yang jumlahnya bisa mencapai delapan banding satu, Jenghis Khan tidak gentar. Ia telah mempersiapkan diri untuk menyerang Jin sejak tahun 1206, ketika ia menyadari ketidakstabilan internal yang melanda negara tersebut. Jenghis memiliki dua tujuan utama dalam melancarkan invasi ini, yakni untuk memberi balasan atas kesalahan masa lalu yang dilakukan oleh Jin, terutama eksekusi Ambaghai Khan pada pertengahan abad ke-12 dan untuk mendapatkan sejumlah besar barang jarahan yang sangat dinantikan oleh para prajurit dan pengikutnya. Motivasi ini mendorong tekadnya untuk menantang dinasti Jin yang kuat meskipun ada rintangan

     

    Setelah mengadakan pertemuan kurultai (dewan pemimpin Mongol) pada Maret 1211, Jenghis Khan melancarkan invasinya ke Jin Tiongkok pada Mei di tahun yang sama. Pada bulan Juni, pasukan Mongol telah mencapai lingkar luar pertahanan perbatasan Jin. Benteng-benteng ini dijaga oleh suku Ongud dibawah pimpinan Alaqush, yang membiarkan orang-orang Mongol berlalu tanpa perlawanan. Strategi Jenghis Khan melibatkan chevauchée bercabang tiga, memanfaatkan serangan kilat untuk menjarah dan membumihanguskan sebagian besar wilayah Jin. Hal ini ditujukan untuk menguras persediaan Jin serta melemahkan legitimasi mereka di mata khalayak. Selain itu, pasukan Mongol juga berusaha untuk mengamankan jalur pegunungan utama yang menyediakan akses ke Dataran Tiongkok Utara.Pasukan Jin mengalami kerugian yang signifikan dan situasi mereka diperburuk oleh serangkaian pembelotan ke Mongol. Salah satu kejadian pembelotan yang paling menonjol turut berkontribusi secara langsung terhadap kemenangan pasukan Muqali dalam Pertempuran Huan’erzhui pada musim gugur 1211.Namun, kampanye ini dihentikan sementara pada tahun 1212 ketika Jenghis Khan terluka oleh anak panah selama pengepungan Xijing (kini Datong) yang gagal. Setelah kemunduran ini, Jenghis menyadari perlunya kemampuan pengepungan yang lebih baik dan membentuk korps insinyur pengepungan. Selama dua tahun berikutnya, korps ini merekrut 500 orang ahli dari Jin yang secara signifikan meningkatkan kemampuan bangsa Mongol untuk melakukan pengepungan dalam kampanye-kampanye berikutnya

     

    Begitu konflik pecah kembali pada tahun 1213, pertahanan Perlintasan Juyong telah diperkuat secara signifikan. Namun, sebuah detasemen Mongol yang dipimpin oleh jenderal brilian Jebe berhasil menyusup ke celah tersebut dan mengejutkan pasukan elit Jin yang secara efektif membuka jalan menuju ibu kota Jin, Zhongdu (kini Beijing).Seiring dengan merangsek masuknya pasukan Mongol, pemerintahan Jin mulai berantakan. Suku Khitan yang berada di bawah kekuasaan Jin secara terbuka memberontak sehingga semakin mengacaukan situasi. Di tengah kekacauan ini, Hushahu, komandan pasukan Jin di Xijing, meninggalkan jabatannya dan melakukan kudeta di Zhongdu. Ia membunuh kaisar Yongji dan melantik Xuanzong sebagai penguasa boneka. Keruntuhan pemerintahan ini membuka peluang bagi pasukan Jenghis Khan. Namun, meski sudah diuntungkan oleh beberapa kemenangan awal, pasukan Mongol terlampau memaksakan diri dan kehilangan momentum. Pengepungan berkepanjangan tidak juga mampu menembus benteng Zhongdu. Terkurasnya persediaan memicu kelaparan yang diperparah dengan menyebarnya wabah penyakit. Menurut catatan Yohanes dari Plano Carpini, tentara Mongol bahkan sampai mesti melakukan kanibalisme, meskipun klaim ini mungkin terlalu dibesar-besarkan. Menyadari bahwa pasukannya tidak sanggup bertahan menghadapi kondisi mengerikan dalam pengepungan berkepanjangan, Jenghis Khan memilih untuk berunding demi perdamaian, meskipun beberapa komandannya masih ingin tetap lanjut berperang.Dalam perundingan ini, ia mendapatkan upeti yang cukup besar dari bangsa Jin, termasuk 3.000 kuda, 500 budak, seorang putri Jin dan sejumlah besar emas dan sutra. Setelah persyaratan ini disetujui, Jenghis mengakhiri pengepungan dan menarik pasukannya pada bulan Mei 1214.

    Setelah negeri Jin utara hancur akibat wabah dan perang, Kaisar Xuanzong membuat keputusan strategis untuk memindahkan ibu kota dan istana kekaisaran 600 kilometer (370 mil) ke selatan ke Kaifeng. Jenghis Khan menafsirkan pemindahan ini sebagai tanda bahwa bangsa Jin sedang berusaha untuk berkumpul kembali di selatan dengan tujuan untuk memulai kembali perang. Percaya bahwa langkah ini melanggar perjanjian damai, Jenghis Khan segera bersiap untuk kembali dan merebut Zhongdu. Menurut sejarawan Christopher Atwood, pada titik inilah Jenghis Khan memutuskan untuk menaklukkan Tiongkok utara sepenuhnya. Selama musim dingin tahun 1214-15, jenderal Jenghis, Muqali, berhasil merebut sejumlah kota di Liaodong. Meskipun penduduk Zhongdu menyerah kepada Jenghis Khan pada tanggal 31 Mei 1215, kota ini masih dikuasai oleh bangsa Mongol. Setelah mendapatkan kemenangan ini, Jenghis Khan kembali ke Mongolia pada awal 1216, meninggalkan Muqali sebagai komando pasukan Mongol di Tiongkok. Muqali memimpin kampanye yang brutal namun efektif melawan rezim Jin yang semakin tidak stabil, melanjutkan gerak maju Mongol hingga kematiannya pada 1223. Kampanye ini semakin memperkuat kontrol Mongol atas Tiongkok utara dan membuka jalan bagi penaklukan dinasti Jin secara menyeluruh

    Masa pemerintahan selanjutnya: ekspansi ke barat dan kembalinya Tiongkok (1216-1227)

    Mengalahkan pemberontakan dan Qara Khitai (1216-1218)

    Pada tahun 1207, Jenghis Khan menunjuk seorang pria bernama Qorchi sebagai gubernur suku-suku Hoi-yin Irgen yang telah ditaklukkan di Siberia. Qorchi dipilih bukan karena kemampuannya, melainkan karena jasanya di masa lalu kepada Jenghis. Namun, perilaku Qorchi, terutama kebiasaannya menculik wanita untuk menambah haremnya, membuat suku-suku tersebut memberontak, dan mereka menangkapnya pada awal tahun 1216. Tahun berikutnya, suku-suku tersebut menyergap dan membunuh Boroqul, salah satu nökod (sahabat) Jenghis Khan yang berpangkat tertinggi dan paling dekat. Jenghis Khan sangat marah atas kehilangan teman dekatnya dan awalnya berencana untuk memimpin kampanye pembalasan. Namun, ia akhirnya dibujuk untuk mengirim putra sulungnya, Jochi, bersama dengan seorang komandan Dörbet. Mereka berhasil melancarkan serangan mendadak terhadap para pemberontak, mengalahkan mereka dan membangun kembali kendali atas wilayah yang secara ekonomi penting tersebut

    Invasi Kekaisaran Khwarezmia (1219-1221)

    Jenghis Khan telah mendapatkan kendali penuh atas bagian timur Jalur Sutra, dengan wilayahnya yang kini berbatasan dengan Kekaisaran Khwarezmia, yang menguasai sebagian besar Asia Tengah, Persia, dan Afghanistan.Para pedagang dari kedua belah pihak sangat ingin melanjutkan perdagangan, yang telah terganggu selama pemerintahan Kuchlug. Setelah Mongol merebut Zhongdu, penguasa Khwarezmia, Muhammad II, mengirim utusan kepada Jenghis Khan, yang kemudian menginstruksikan para pedagangnya untuk mencari tekstil dan baja berkualitas tinggi dari Asia Tengah dan Barat. Sebuah kafilah besar yang terdiri dari 450 pedagang, yang didukung oleh anggota altan uruq (Keluarga Emas), dikirim ke Khwarezmia pada tahun 1218 dengan sejumlah besar barang. Namun, gubernur kota perbatasan Khwarezmia di Otrar, Inalchuq, menuduh para pedagang itu sebagai mata-mata dan memerintahkan pembantaian mereka, serta menyita barang-barang mereka. Muhammad, yang curiga dengan niat Jenghis Khan, mendukung tindakan Inalchuq atau mengabaikannya. Sebagai tanggapan, Jenghis Khan mengirim seorang duta besar Mongol dengan dua orang pendamping untuk bernegosiasi dan menghindari perang, tetapi Muhammad membunuh duta besar tersebut dan mempermalukan dua orang lainnya. Tindakan membunuh utusan ini membuat Jenghis Khan marah, mendorongnya untuk meninggalkan Muqali dengan pasukan kecil di Tiongkok Utara sementara ia bersiap untuk menyerang Khwarezmia dengan sebagian besar pasukannya

    Kekaisaran Khwarezmia Muhammad sangat luas namun terpecah-pecah. Ia memerintah bersama ibunya, Terken Khatun, dalam apa yang sejarawan Peter Golden gambarkan sebagai “diarki yang tidak nyaman.” Bangsawan dan rakyat Khwarezmia tidak puas dengan peperangan yang terus-menerus dilakukan oleh Muhammad dan sentralisasi pemerintahan. Karena masalah-masalah internal ini dan faktor-faktor lainnya, Muhammad memilih untuk tidak menghadapi bangsa Mongol dalam pertempuran terbuka. Sebaliknya, ia menempatkan pasukannya yang tidak bisa diatur di kota-kota besar, menghindari konfrontasi langsung. Keputusan ini memberikan pasukan Mongol yang lapis baja ringan dan sangat mudah bergerak untuk menguasai daerah-daerah di luar tembok kota. Pada musim gugur 1219, bangsa Mongol mengepung Otrar. Pengepungan berlangsung selama lima bulan, namun kota ini akhirnya jatuh pada Februari 1220, dan gubernurnya, Inalchuq, dieksekusi. Selama pengepungan, Jenghis Khan secara strategis membagi pasukannya. Ia meninggalkan putranya, Chagatai dan Ögedei, untuk melanjutkan pengepungan Otrar, mengirim Jochi ke utara di sepanjang Sungai Syr Darya, dan mengirim pasukan lain ke selatan ke Transoxiana tengah. Sementara itu, Jenghis dan putranya Tolui memimpin pasukan utama Mongol melintasi Gurun Kyzylkum, mengejutkan dan membuat garnisun Bukhara kewalahan dalam sebuah gerakan penjepit yang terkoordinasi

    Pada Februari 1220, bangsa Mongol merebut benteng Bukhara, dan Jenghis Khan kemudian mengalihkan perhatiannya ke Samarkand, kediaman Muhammad, yang jatuh pada bulan berikutnya.Penaklukan Mongol yang cepat membuat Muhammad kebingungan, dan ia melarikan diri dari Balkh, dengan jenderal Mongol Jebe dan Subutai yang mengejarnya. Mereka mengejarnya hingga akhirnya ia meninggal karena disentri di sebuah pulau di Laut Kaspia pada musim dingin tahun 1220-1221, setelah menobatkan putra sulungnya, Jalal al-Din, sebagai penggantinya.Setelah kematian Muhammad, Jebe dan Subutai memulai ekspedisi sepanjang 7.500 kilometer (4.700 mil) di sekitar Laut Kaspia, yang kemudian dikenal sebagai Serangan Besar. Kampanye selama empat tahun ini menandai kontak pertama bangsa Mongol dengan Eropa. Sementara itu, tiga putra tertua Jenghis Khan mengepung ibu kota Khwarezmia, Gurganj. Pengepungan ini berlangsung hingga musim semi 1221 dan berakhir dengan peperangan kota yang brutal.Selama masa ini, Jalal al-Din bergerak ke selatan ke Afghanistan, mengumpulkan kekuatan saat ia pergi. Ia berhasil mengalahkan unit Mongol di bawah komando Shigi Qutuqu, anak angkat Jenghis Khan, pada Pertempuran Parwan.Namun, perselisihan internal di antara para komandannya melemahkan Jalal al-Din, dan ia dikalahkan dengan telak pada Pertempuran Indus pada November 1221. Setelah kekalahan ini, ia terpaksa melarikan diri menyeberangi Sungai Indus menuju India.

    Selama periode ini, putra bungsu Jenghis Khan, Tolui, memimpin kampanye brutal di wilayah Khorasan. Setiap kota yang melawan pasukan Mongol dihancurkan. Di antara kota-kota yang dihancurkan adalah Nishapur, Merv, dan Herat—tiga kota terbesar dan terkaya di dunia pada saat itu.Kampanye ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap reputasi Jenghis Khan sebagai penakluk yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Sejarawan Persia kontemporer mengklaim bahwa jumlah korban tewas dari tiga pengepungan ini saja melebihi 5,7 juta orang, sebuah angka yang oleh para cendekiawan modern dianggap sangat berlebihan.Namun, bahkan perkiraan yang lebih konservatif, seperti 1,25 juta kematian yang disarankan oleh sejarawan John Man untuk keseluruhan kampanye, akan menjadi bencana demografis dengan proporsi yang sangat besar

    Kembali ke Tiongkok dan kampanye terakhir (1222-1227)

    Pada tahun 1221, Jenghis Khan secara tak terduga menghentikan kampanye Asia Tengahnya. Awalnya berencana untuk kembali melalui India, ia segera menyadari bahwa iklim Asia Selatan yang panas dan lembab menghalangi keefektifan pasukannya, dan pertanda alam juga tidak menguntungkan. Meskipun bangsa Mongol menghabiskan sebagian besar tahun 1222 untuk menumpas pemberontakan di Khorasan, mereka akhirnya menarik diri dari wilayah tersebut untuk menghindari kekuatan yang terlalu besar, dan membangun perbatasan baru mereka di sepanjang Sungai Amu Darya. Selama perjalanan pulang yang panjang, Jenghis Khan mulai mengorganisir divisi administratif baru untuk mengatur wilayah-wilayah yang baru saja ditaklukkan. Ia menunjuk darughachi (komisaris, secara harfiah berarti “mereka yang menekan segel”) dan basqaq (pejabat lokal) untuk mengelola wilayah tersebut dan memulihkan keadaan normal Selain itu, ketika berada di Hindu Kush, Jenghis memanggil pemuka agama Taois, Changchun, untuk mengadakan pertemuan. Khan mendengarkan dengan seksama ajaran Changchun dan memberikan beberapa keistimewaan kepada para pengikutnya, termasuk pembebasan pajak dan otoritas atas semua biksu di seluruh kekaisaran. Para penganut Tao kemudian menggunakan otoritas ini untuk mencoba menegaskan dominasi atas agama Buddha

    Penjelasan umum tentang Jenghis Khan yang menghentikan kampanye Asia Tengahnya adalah bahwa Xia Barat tidak hanya menolak untuk menyediakan pasukan tambahan untuk invasi tahun 1219, tetapi juga tidak mematuhi Muqali selama kampanyenya melawan pasukan Jin yang tersisa di Shaanxi. Namun, sejarawan Timothy May menentang pandangan ini, dengan menyatakan bahwa Xia terus bertempur bersama Muqali hingga kematiannya pada 1223. Hanya setelah kematiannya, setelah merasa frustrasi dengan kontrol Mongol dan merasakan adanya peluang dengan pendudukan Jenghis di Asia Tengah, suku Xia berhenti bekerja sama. Terlepas dari waktu yang tepat, Jenghis Khan pada awalnya mencoba menyelesaikan konflik dengan Xia Barat melalui diplomasi. Namun, ketika elit Xia tidak dapat menyepakati jumlah sandera yang harus mereka kirim ke Mongol, Jenghis kehilangan kesabaran, yang menyebabkan konflik lebih lanjut.

    Setelah kembali ke Mongolia pada awal 1225, Jenghis Khan menghabiskan waktu satu tahun untuk mempersiapkan kampanye melawan Xia Barat. Kampanye ini dimulai pada awal 1226 dengan merebut Khara-Khoto, sebuah kota di perbatasan barat kerajaan Xia. Invasi ini berlangsung dengan cepat, dengan Jenghis memerintahkan penghancuran kota-kota di sepanjang Koridor Gansu, dan hanya menyisakan beberapa kota saja.Pada musim gugur, pasukan Mongol telah menyeberangi Sungai Kuning. Pada bulan November, pasukan Mongol mengepung wilayah saat ini dari Lingwu, yang hanya berjarak 30 kilometer (19 mil) dari sebelah selatan ibu kota Xia, Zhongxing. Pada 4 Desember, Jenghis Khan secara meyakinkan mengalahkan pasukan bantuan Xia. Setelah kemenangan ini, ia menyerahkan pengepungan Zhongxing yang sedang berlangsung kepada para jenderalnya dan bergerak ke selatan dengan jenderal kepercayaannya, Subutai, untuk menjarah dan mengamankan wilayah Jin

    Kematian dan setelahnya

    Pada musim dingin 1226-1227, Jenghis Khan jatuh dari kudanya ketika sedang berburu, yang menyebabkan kesehatannya menurun selama beberapa bulan berikutnya. Penyakit ini memperlambat kemajuan pengepungan Zhongxing, karena putra-putranya dan para komandannya mendesaknya untuk kembali ke Mongolia untuk memulihkan diri, dengan alasan bahwa bangsa Xia akan tetap berada di sana jika mereka menunda kampanye.[ Namun, Jenghis Khan, yang marah karena penghinaan dari komandan utama Xia, bersikeras untuk melanjutkan pengepungan. Ia meninggal pada 18 atau 25 Agustus 1227, namun kematiannya dijaga dengan sangat rahasia. Tanpa mengetahui kematiannya, Zhongxing jatuh pada bulan berikutnya, dan penduduknya menjadi sasaran kebrutalan yang ekstrem, yang secara efektif memusnahkan peradaban Xia-sebuah kampanye yang digambarkan oleh sejarawan John Man sebagai “etnosida yang sangat sukses.” Penyebab pasti kematian Jenghis Khan telah menjadi bahan spekulasi. Beberapa sumber, seperti Rashid al-Din dan Sejarah Yuan, mengatakan bahwa ia meninggal karena penyakit, mungkin malaria, tifus, atau wabah pes Marco Polo mengklaim bahwa Jenghis ditembak oleh anak panah selama pengepungan, sementara pengelana Carpini melaporkan bahwa ia disambar petir. Berbagai legenda juga telah muncul, yang paling terkenal adalah Gurbelchin, seorang wanita cantik yang pernah menjadi istri kaisar Xia, melukai alat kelamin Jenghis Khan dengan belati saat berhubungan seks, yang menyebabkan kematiannya.

    Setelah kematiannya, jasad Jenghis Khan dibawa kembali ke Mongolia dan dimakamkan di atau dekat puncak suci Burkhan Khaldun di Pegunungan Khentii, tempat yang telah dipilihnya beberapa tahun sebelumnya Detail prosesi pemakaman dan penguburannya dirahasiakan, dan gunung tersebut dinyatakan sebagai ikh khorig (yang berarti “Tabu Besar”), sebuah zona terlarang yang hanya dapat diakses oleh para pengawal Uriankhai. Ketika putra Jenghis Khan, Ögedei, naik takhta pada 1229, makam itu dihormati dengan persembahan selama tiga hari dan pengorbanan 30 gadis. Sejarawan Ratchnevsky berpendapat bahwa bangsa Mongol, yang tidak memiliki teknik pembalseman, mungkin telah menguburkan Jenghis Khan di wilayah Ordos untuk mencegah jasadnya membusuk di musim panas ketika diangkut ke Mongolia. Namun, teori ini ditolak oleh sejarawan Christopher Atwood, yang meyakini bahwa Jenghis Khan memang dimakamkan di Mongolia seperti yang telah menjadi tradisi.

     

    Suksesi

    Suku-suku di padang rumput Mongol tidak memiliki sistem yang tetap untuk suksesi, tetapi mereka sering mempraktikkan bentuk ultimogenitur, yakni anak laki-laki bungsu mewarisi properti ayahnya. Praktik ini didasarkan pada gagasan bahwa putra bungsu akan memiliki waktu paling sedikit untuk membangun pengikutnya sendiri dan karena itu membutuhkan dukungan dari warisan ayahnya.Namun, jenis warisan ini hanya berlaku untuk properti, bukan untuk gelar atau posisi kepemimpinan

    Sejarah Rahasia Bangsa Mongol mencatat bahwa Jenghis Khan memilih penggantinya ketika mempersiapkan kampanye Khwarezmia pada tahun 1219, sementara sejarawan Rashid al-Din menyatakan bahwa keputusan tersebut dibuat sebelum kampanye terakhir Jenghis melawan Xia Barat.Terlepas dari waktu yang tepat, ada lima kandidat yang memungkinkan untuk menjadi penerus tahta: Empat putra Jenghis dan adik bungsunya, Temüge. Namun, Temüge, yang memiliki klaim paling lemah, tidak pernah dipertimbangkan secara serius. Meskipun ada keraguan tentang keabsahan Jochi karena kelahirannya setelah penculikan Börte, Jenghis Khan tampaknya tidak terlalu khawatir tentang hal ini. Namun, Jenghis dan Jochi semakin lama semakin menjauh, sebagian karena Jochi lebih fokus pada appanage-nya sendiri. Ketegangan meningkat setelah pengepungan Gurganj, di mana Jochi dengan enggan berpartisipasi dan gagal memberikan Jenghis bagian dari harta rampasan perang, yang semakin merenggangkan hubungan mereka.Jenghis Khan sangat marah dengan penolakan Jochi untuk kembali kepadanya pada tahun 1223 dan mempertimbangkan untuk mengirim putra-putranya, Ögedei dan Chagatai, untuk memaksa Jochi tunduk ketika ia menerima kabar bahwa Jochi telah meninggal karena sakit.

    Sikap Chagatai terhadap potensi suksesi Jochi secara terbuka bermusuhan—ia menyebut kakaknya sebagai “anak haram Merkit” dan bahkan terlibat perkelahian fisik dengannya di depan ayah mereka. Perilaku ini membuat Jenghis Khan memandang Chagatai sebagai orang yang kaku, sombong, dan berpikiran sempit, terlepas dari pengetahuannya yang mendalam tentang adat istiadat hukum Mongol. Akibatnya, Chagatai dikesampingkan sebagai kandidat, menyisakan Ögedei dan Tolui sebagai pesaing utama untuk suksesi. Tolui tidak diragukan lagi adalah pemimpin militer yang lebih kuat—kampanyenya di Khorasan telah berperan penting dalam keruntuhan Kekaisaran Khwarezmia, sementara kakaknya, Ögedei, tidak begitu cakap sebagai seorang komandan. Namun, Ögedei memiliki kekuatannya sendiri: meskipun ia sering minum minuman keras, yang akhirnya menyebabkan kematiannya pada 1241, ia sangat dermawan, disukai, dan memiliki bakat untuk mengatur orang. Tidak seperti kakak-kakaknya, Ögedei bersedia mempercayai bawahannya yang cakap dan lebih terbuka untuk berkompromi, membuatnya lebih cenderung menjunjung tinggi tradisi Mongol. Sebaliknya, istri Tolui, Sorghaghtani, adalah seorang Kristen Nestorian yang mendukung berbagai agama, termasuk Islam, yang mungkin membuat Tolui kurang menarik sebagai penerus. Mempertimbangkan faktor-faktor ini, Ögedei akhirnya diakui sebagai pewaris takhta Mongol

    Setelah Jenghis Khan wafat, Tolui menjabat sebagai waliraja dan menjadi preseden bagi praktik-praktik adat yang akan dilakukan setelah kematian seorang khan. Tradisi ini termasuk menghentikan semua operasi militer yang melibatkan pasukan Mongol, mengamati masa berkabung yang panjang di bawah pengawasan waliraja, dan mengadakan kurultai untuk mencalonkan dan memilih penguasa berikutnya. Bagi Tolui, masa jabatannya sebagai bupati memberikan kesempatan strategis. Ia masih merupakan kandidat yang layak untuk suksesi dan mendapat dukungan dari keluarga Jochi. Namun, kurultai umum, yang dihadiri oleh para panglima yang telah dipromosikan dan dihormati oleh Jenghis, kemungkinan besar akan mematuhi keinginan Jenghis Khan secara ketat dan menunjuk Ögedei sebagai penguasa baru. Ada yang berpendapat bahwa keraguan Tolui untuk mengadakan kurultai berasal dari kesadarannya bahwa hal itu dapat mengancam ambisinya sendiri. Pada akhirnya, Tolui dibujuk oleh penasihatnya, Yelü Chucai, untuk melanjutkan kurultai. Pada 1229, kurultai diselenggarakan, dan menobatkan Ögedei sebagai khan, dengan Tolui yang hadir, menandai peralihan kekuasaan secara resmi.

     

    Keluarga

    Börte, yang dinikahi Temüjin pada sekitar tahun 1178, tetap menjadi istri senior sepanjang hidupnya. Ia melahirkan empat putra dan lima putri, yang semuanya menjadi tokoh berpengaruh di Kekaisaran Mongol. Jenghis Khan memberikan tanah dan kekayaan kepada putra-putranya melalui sistem apanase Mongol, sementara ia mengamankan aliansi strategis dengan menikahkan putri-putrinya dengan keluarga-keluarga penting. Anak-anaknya adalah:

    • Qojin (lahir sekitar tahun 1179): Ia menikah dengan Butu dari Ikires, salah satu pendukung awal dan terdekat Temüjin, yang juga duda Temülün.
    • Jochi (lahir sekitar tahun 1182): Keabsahannya sebagai ayah dipertanyakan karena penculikan Börte, tetapi Temüjin menerimanya sebagai anak yang sah.Jochi mendahului Jenghis Khan, serta kelompoknya berkembang menjadi Gerombolan Emas di sepanjang sungai Irtysh dan meluas sampai Siberia.
    • Chagatai (lahir sekitar tahun 1184): Ia diberikan wilayah di bekas wilayah Qara Khitai di sekitaran Almaligh Turkestan, yang kemudian menjadi Kekhanan Chagatai.
    • Ögedei (lahir sekitar tahun 1186): Ia menerima tanah di Dzungaria dan menggantikan Jenghis Khan sebagai penguasa kekaisaran.
    • Cheche Eigen (lahir sekitar tahun 1188): Pernikahannya dengan Törelchi menjamin kesetiaan kaum Oirat.
    • Alaqa (lahir sekitar 1190): Ia menikahi beberapa anggota suku Ongud antara tahun 1207 dan 1225.
    • Tümelün (lahir sekitar tahun 1192): Ia menikah dengan Chigu dari suku Onggirat.
    • Tolui (lahir sekitar tahun 1193): Ia menerima tanah di dekat Pegunungan Altai, dan dua putranya, Möngke dan Kubilai, kemudian memerintah kekaisaran, sementara putra lainnya, Hulagu, mendirikan Ilkhaniyyah.
    • Al Altan (lahir sekitar tahun 1196): Ia menikah dengan penguasa Uighur yang kuat, Barchuk, dan kemudian dieksekusi di bawah pemerintahan Güyük Khan pada 1240-an.

    Setelah Börte melahirkan anak terakhirnya, Temüjin mengambil beberapa istri muda, terutama melalui penaklukan. Istri-istri ini sebelumnya adalah putri atau ratu, dan Temüjin menikahi mereka untuk menunjukkan dominasi politiknya. Mereka termasuk putri Kereit, Ibaqa, saudara perempuan Tatar, Yesugen dan Yesui, Qulan (seorang Merkit), Gürbesu (ratu Naiman Tayang Khan), dan dua putri Tiongkok, Chaqa dan Qiguo, yang masing-masing berasal dari dinasti Xia dan Jin Barat. Anak-anak dari istri-istri junior ini selalu berada di peringkat yang lebih rendah dari anak-anak Börte. Anak-anak perempuan dari serikat-serikat ini dinikahkan untuk mendapatkan aliansi yang lebih rendah, dan anak-anak laki-laki, seperti anak laki-laki Qulan, Kölgen [ja], tidak pernah dipertimbangkan untuk menjadi pewaris tahta

    Karakter dan pencapaian

    Tidak ada deskripsi saksi mata atau penggambaran kontemporer tentang Jenghis Khan yang masih ada. Namun, dua deskripsi paling awal berasal dari penulis sejarah Persia, Juzjani, dan diplomat dinasti Song, Zhao Hong. Keduanya menggambarkannya sebagai sosok yang tinggi, kuat, dan bertubuh kekar. Zhao mencatat bahwa Jenghis Khan memiliki alis yang lebar dan janggut yang panjang, sementara Juzjani menyebutkan matanya yang seperti kucing dan fakta bahwa ia tidak memiliki uban. Selain itu, Sejarah Rahasia Bangsa Mongol mencatat bahwa ayah Börte mengomentari “mata Jenghis Khan yang berbinar dan wajahnya yang hidup” ketika mereka pertama kali bertemu

    Atwood berpendapat bahwa banyak nilai-nilai Jenghis Khan, terutama penekanan yang ia berikan pada masyarakat yang tertib, berasal dari masa mudanya yang penuh gejolak. Ia menghargai kesetiaan di atas segalanya dan kesetiaan bersama menjadi landasan negara barunya. Jenghis tidak merasa sulit untuk mendapatkan kesetiaan orang lain: ia sangat karismatik bahkan saat masih muda, seperti yang ditunjukkan oleh banyaknya orang yang meninggalkan peran sosial yang ada untuk bergabung dengannya. Meskipun kepercayaannya sulit diperoleh, jika ia merasa kesetiaannya terjamin, ia memberikan kepercayaan penuhnya sebagai balasannya. Diakui atas kemurahan hatinya terhadap para pengikutnya, Jenghis tanpa ragu menghargai bantuan sebelumnya. Nökod yang paling dihormati di kurultai 1206 adalah mereka yang telah menemaninya sejak awal, dan mereka yang telah bersumpah Perjanjian Baljuna dengannya di titik terendahnya. Ia mengambil tanggung jawab atas keluarga nökod yang terbunuh dalam pertempuran atau yang mengalami masa sulit dengan menaikkan pajak untuk memberi mereka pakaian dan makanan

    Sumber utama kekayaan padang rumput adalah penjarahan pasca perang, yang biasanya sebagian besarnya diklaim oleh seorang pemimpin; Jenghis menghindari kebiasaan ini, dan memilih untuk membagi harta rampasan secara merata antara dirinya dan semua anak buahnya. Karena tidak menyukai segala bentuk kemewahan, ia memuji kehidupan nomaden yang sederhana dalam sebuah surat kepada Changchun, dan menolak untuk disapa dengan sanjungan yang menjilat. Ia mendorong teman-temannya untuk menyapanya secara informal, memberinya nasihat, dan mengkritik kesalahannya. Keterbukaan Jenghis terhadap kritik dan kemauannya untuk belajar membuatnya mencari pengetahuan dari anggota keluarga, teman, negara tetangga, dan musuh. Ia mencari dan memperoleh pengetahuan tentang persenjataan canggih dari Tiongkok dan dunia Muslim, menguasai alfabet Uighur dengan bantuan juru tulis Tata-tonga yang ditangkap, dan mempekerjakan banyak spesialis di bidang hukum, komersial, dan administrasi. Ia juga memahami perlunya suksesi yang lancar dan para sejarawan modern setuju bahwa ia menunjukkan penilaian yang baik dalam memilih ahli warisnya

    Meskipun ia kini terkenal karena penaklukan militernya, sangat sedikit yang diketahui tentang kepemimpinan pribadi Jenghis. Keterampilannya lebih cocok untuk mengidentifikasi calon komandan.Pembentukan struktur komando meritokratisnya memberikan keunggulan militer kepada tentara Mongol, meskipun tidak inovatif secara teknologi atau taktik. Tentara yang dibentuk Jenghis dicirikan oleh disiplin yang kejam, kemampuannya untuk mengumpulkan dan menggunakan intelijen militer secara efisien, penguasaan perang psikologis, dan kemauan untuk menjadi sangat kejam. Jenghis sangat menikmati pembalasan dendam terhadap musuh-musuhnya—konsep tersebut merupakan inti dari achi qari’ulqu (terj. har. ’”baik untuk kebaikan, kejahatan untuk kejahatan”‘), sebuah kode keadilan padang rumput. Dalam keadaan luar biasa, seperti ketika Muhammad dari Khwarazm mengeksekusi utusannya, kebutuhan untuk membalas dendam mengesampingkan semua pertimbangan lainnya

    Jenghis mulai percaya bahwa dewa tertinggi Tengri telah menetapkan takdir yang besar untuknya. Awalnya, ambisi ini hanya terbatas pada Mongolia, tetapi seiring dengan keberhasilan yang diraih dan jangkauan bangsa Mongol meluas, ia dan para pengikutnya mulai percaya bahwa ia berwujud suu (terj. har. ”rahmat ilahi”).Karena percaya bahwa ia memiliki hubungan yang erat dengan Surga, siapa pun yang tidak mengakui haknya untuk menguasai dunia akan diperlakukan sebagai musuh. Pandangan ini memungkinkan Jenghis untuk merasionalisasi setiap momen munafik atau bermuka dua di pihaknya sendiri, seperti membunuh anda Jamukha atau membunuh nökod yang goyah dalam kesetiaan mereka

     

    Warisan dan penilaian sejarah

    Jenghis Khan meninggalkan warisan yang sangat besar dan kompleks. Dengan menyatukan suku-suku Mongol dan mendirikan kekaisaran terbesar yang bersebelahan dalam sejarah dunia, ia “secara permanen mengubah pandangan dunia tentang peradaban Eropa, Islam, dan Asia Timur,” seperti yang dicatat oleh sejarawan Christopher Atwood.Penaklukannya membuka jalan bagi terciptanya jaringan perdagangan Eurasia yang luas, yang membawa kekayaan dan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi suku-suku tersebut.Meskipun kecil kemungkinan ia mengkodifikasi hukum tertulis yang dikenal sebagai Yasa Agung, Jenghis Khan menata ulang sistem hukum dan membentuk otoritas peradilan yang kuat di bawah Shigi Qutuqu.

    Penaklukan Jenghis Khan tidak dapat disangkal kejam dan brutal, meninggalkan dampak yang mendalam pada peradaban Tiongkok, Asia Tengah, dan Persia. Wilayah-wilayah ini, yang dulunya makmur, hancur akibat invasi Mongol, mengalami trauma dan penderitaan dari beberapa generasi. Terlepas dari pencapaiannya yang signifikan, salah satu kegagalan terbesar Jenghis Khan adalah ketidakmampuannya untuk membangun sistem suksesi yang stabil. Pembagian kekaisarannya menjadi beberapa apanase yang diberikan kepada putra-putranya untuk memerintah—dimaksudkan untuk memastikan stabilitas, tetapi malah menyebabkan fragmentasi kekaisaran. Seiring berjalannya waktu, kepentingan lokal dan negara berbeda, dan kekaisaran mulai terpecah menjadi beberapa entitas yang terpisah: Gerombolan Emas, Kekhanan Chagatai, Kekhanan Ilkhanat, dan Dinasti Yuan pada akhir tahun 1200-an. Pada pertengahan 1990-an, Washington Post mengakui Jenghis Khan sebagai “manusia milenium”, menggambarkannya sebagai sosok yang “mewujudkan dualitas manusia yang setengah beradab dan setengah biadab.” Gambaran kompleks tentang Jenghis Khan ini telah bertahan dalam kesarjanaan modern, dengan para sejarawan menyoroti kontribusi positifnya-seperti inovasi politik dan hukumnya—dan konsekuensi yang menghancurkan dari penaklukan-penaklukannya. Jenghis Khan tetap menjadi sosok yang dikagumi sekaligus kontroversi, yang mencerminkan sifat ganda dari peninggalannya dalam sejarah

    Mongolia

    Selama berabad-abad, Jenghis Khan dikenang di Mongolia terutama sebagai tokoh agama dan bukan tokoh politik. Setelah Altan Khan berpindah agama menjadi penganut Buddha Tibet pada akhir tahun 1500-an, Jenghis didewakan dan menjadi tokoh sentral dalam tradisi keagamaan Mongolia. Sebagai seorang dewa, ia dikaitkan dengan perpaduan antara tradisi Buddhis, perdukunan, dan tradisi rakyat. Sebagai contoh, ia dipandang sebagai inkarnasi baru dari seorang chakravartin (penguasa yang ideal) seperti Ashoka atau Vajrapani, seorang bodhisattva militer. Ia juga memiliki hubungan silsilah dengan Buddha dan raja-raja Buddha kuno, dipanggil saat pernikahan dan perayaan, dan memainkan peran penting dalam ritual pemujaan leluhur. Jenghis Khan menjadi fokus legenda “pahlawan tidur”, yang meramalkan bahwa ia akan kembali untuk membantu orang-orang Mongol pada saat-saat yang sangat dibutuhkan. Pemujaannya berpusat di naiman chagan ordon (terj. har. ’”Delapan Yurt Putih”‘), yang sekarang menjadi mausoleum yang terletak di Mongolia Dalam, Tiongkok

    Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, Jenghis Khan mulai dianggap sebagai pahlawan nasional rakyat Mongolia. Kekuatan-kekuatan asing menyadari sentimen yang berkembang ini. Sebagai contoh, selama pendudukannya di Mongolia Dalam, Kekaisaran Jepang mendanai pembangunan sebuah kuil yang didedikasikan untuk Jenghis Khan. Baik Kuomintang maupun Partai Komunis Tiongkok menggunakan kenangannya selama Perang Saudara Tiongkok untuk menarik calon sekutu, karena menyadari pentingnya simbolisnya. Selama Perang Dunia II, Republik Rakyat Mongolia yang bersekutu dengan Uni Soviet mempromosikan Jenghis Khan sebagai tokoh patriotik untuk menginspirasi perlawanan terhadap penjajah. Namun, sikap ini berubah secara dramatis setelah perang berakhir. Khawatir Jenghis Khan, sebagai pahlawan non-Rusia, dapat menjadi simbol anti-komunis, Uni Soviet mengubah sikapnya. Jenghis Khan kemudian dikutuk sebagai “penguasa feodal dan reaksioner” yang telah mengeksploitasi rakyat. Pemujaannya ditindas, aksara tradisional Mongolia yang dipilihnya diganti dengan aksara Sirilik, dan rencana untuk merayakan ulang tahun ke-800 kelahirannya pada tahun 1962 dibatalkan dan dikritik setelah mendapat penolakan keras dari Soviet. Menariknya, sejarawan Tiongkok umumnya lebih memihak kepada Jenghis Khan daripada rekan-rekan Soviet mereka, yang berkontribusi pada peran kecilnya dalam perpecahan Tiongkok-Soviet. Pandangan yang kontras tentang Jenghis Khan antara Tiongkok dan Soviet menyoroti beberapa perbedaan ideologis yang pada akhirnya menyebabkan ketegangan antara kedua negara komunis tersebut.

    Kebijakan glasnost dan perestroika pada tahun 1980-an menyebabkan rehabilitasi resmi Jenghis Khan di Mongolia. Setelah revolusi 1990, negara ini mulai merangkul tokoh bersejarahnya dengan kebanggaan baru. Kurang dari dua tahun setelah revolusi, Jalan Lenin di ibu kota, Ulaanbaatar, berganti nama menjadi Jalan Jenghis Khan, yang melambangkan pergeseran identitas nasional.Sejak saat itu, Jenghis Khan menjadi tokoh sentral dalam budaya dan identitas Mongolia. Bandara Internasional Chinggis Khaan dinamai untuk menghormatinya, dan sebuah patung besar dirinya didirikan di Lapangan Sükhbaatar, yang juga dinamai dengan nama Jenghis Khan antara 2013 dan 2016. Gambarnya digunakan secara luas, muncul di perangko, uang kertas bernilai tinggi, dan berbagai produk komersial, termasuk alkohol dan bahkan tisu toilet. Namun, pada tahun 2006, parlemen Mongolia mulai menyatakan keprihatinannya atas penyepelean nama Jenghis Khan karena penggunaannya yang berlebihan dalam iklan dan merek komersial, yang mencerminkan ketegangan antara menghormati tokoh bersejarah dan menjaga martabat peninggalannya.

    Orang Mongolia modern cenderung menekankan warisan politik dan sipil Jenghis Khan daripada penaklukan militernya. Mereka memandang aspek-aspek destruktif dari kampanye-kampanyenya sebagai “produk dari zaman mereka,” seperti yang dicatat oleh sejarawan Michal Biran, dan menganggapnya sebagai hal yang kedua setelah kontribusinya yang abadi terhadap sejarah Mongolia dan dunia. Kebijakan Jenghis Khan, seperti penggunaan kurultai (dewan atau majelis), pembentukan supremasi hukum melalui peradilan yang independen, dan promosi hak asasi manusia, dipandang sebagai elemen-elemen dasar yang membuka jalan bagi pembentukan negara Mongolia yang modern dan demokratis. Alih-alih dikenang terutama sebagai seorang pejuang, Jenghis Khan diidealkan sebagai pemimpin yang membawa perdamaian dan pengetahuan, mengubah Mongolia menjadi pusat budaya internasional selama masa pemerintahannya. Dia dikenal luas sebagai bapak pendiri Mongolia, yang dirayakan karena telah meletakkan dasar bagi identitas bangsa dan tempatnya di dunia

    Tempat lainnya

    Baik pada masa lalu maupun sekarang, dunia Muslim telah menafsirkan Jenghis Khan dengan berbagai cara.Awalnya, karena pemikiran Islam belum pernah mempertimbangkan kemungkinan diperintah oleh kekuatan non-Muslim, banyak yang memandang Jenghis sebagai tanda Hari Kiamat yang semakin dekat. Namun, seiring berjalannya waktu dan dunia tidak kiamat, dan ketika beberapa keturunannya mulai memeluk Islam, umat Islam mulai melihat Jenghis Khan sebagai alat kehendak Tuhan. Mereka percaya bahwa ia ditakdirkan untuk memurnikan dunia Muslim dengan membersihkannya dari kerusakan yang ada

    Di Asia pasca-Mongol, Jenghis Khan menjadi tokoh kunci untuk membangun legitimasi politik, karena keturunannya diakui sebagai satu-satunya yang memiliki hak untuk memerintah. Akibatnya, para pemimpin yang bukan keturunan Jenghis harus mencari cara untuk membenarkan otoritas mereka. Mereka sering melakukan hal ini dengan menunjuk penguasa boneka dari garis keturunan Jenghis atau dengan menekankan hubungan mereka sendiri dengannya. Salah satu contoh yang paling terkenal dari hal ini adalah Timur Lenk (Tamerlane), penakluk besar yang mendirikan kekaisaran di Asia Tengah. Timur Lenk memberikan penghormatan kepada keturunan Jenghis Khan, seperti Soyurgatmish dan Sultan Mahmud, dan melakukan kampanye propaganda yang melebih-lebihkan pentingnya nenek moyangnya, Qarachar Noyan, seorang panglima yang relatif kecil di bawah Jenghis, yang menggambarkannya sebagai saudara sedarah dan orang kedua di bawah Jenghis. Timur Lenk juga memperkuat klaimnya dengan menikahi setidaknya dua keturunan Jenghis. Demikian pula, Babur, pendiri Kekaisaran Mughal di India, memperoleh kekuasaannya dari keturunan Timur Lenk dan Jenghis Khan. Di Asia Tengah, warisan Jenghis Khan sangat berpengaruh sehingga sampai abad ke-18, ia dianggap sebagai nenek moyang tatanan sosial dan berada di urutan kedua setelah Nabi Muhammad dalam hal otoritas hukum

    Dengan bangkitnya nasionalisme Arab pada abad ke-19, dunia Arab mulai memandang Jenghis Khan secara negatif. Saat ini, ia sering dipandang sebagai “musuh terkutuk”, “orang biadab barbar” yang tindakannya, terutama tindakan cucunya, Hulagu, selama Pengepungan Baghdad pada tahun 1258, dianggap sebagai awal kehancuran peradaban.Demikian pula di Rusia, Jenghis Khan dipandang sangat negatif. Para sejarawan Rusia secara konsisten menggambarkan pemerintahan Gerombolan Emas—yang disebut “Kuk Tatar”—sebagai periode keterbelakangan, kehancuran, dan penghalang utama bagi kemajuan. Era ini sering disalahkan atas banyak tantangan dan kekurangan sejarah Rusia. Di Asia Tengah dan Turki modern, warisan Jenghis Khan lebih ambivalen. Meskipun ia diakui sebagai tokoh sejarah yang penting, statusnya sebagai pemimpin non-Muslim berarti bahwa pahlawan dan tradisi nasional lainnya, seperti Timur Lenk dan Seljuk, sering kali dianggap lebih tinggi. Ambivalensi ini mencerminkan hubungan yang kompleks dengan warisan Jenghis Khan di wilayah-wilayah kala identitas dan sejarah Islam memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran nasional.

    Di bawah dinasti Yuan di Tiongkok, Jenghis Khan dihormati sebagai pendiri negara, status yang ia pertahankan bahkan setelah dinasti Ming didirikan pada tahun 1368. Meskipun periode Ming kemudian agak menjauhkan diri dari warisannya, pandangan positif ini dihidupkan kembali di bawah dinasti Qing yang dipimpin oleh Manchu (1644-1911), yang melihat diri mereka sebagai penerusnya. Pada abad ke-20, kebangkitan nasionalisme Tiongkok pada awalnya membuat Jenghis Khan digambarkan sebagai penjajah asing yang traumatis. Namun, seiring berjalannya waktu, citranya direhabilitasi, dan ia digunakan kembali sebagai simbol politik untuk berbagai tujuan. Historiografi Tiongkok modern umumnya memandang Jenghis Khan secara positif, dan sering kali menggambarkannya sebagai pahlawan Tiongkok.Di Jepang kontemporer, Jenghis Khan paling terkenal dikaitkan dengan legenda bahwa ia sebenarnya adalah Minamoto no Yoshitsune, seorang samurai dan pahlawan tragis yang, menurut cerita, dipaksa untuk melakukan seppuku (ritual bunuh diri) pada 1189. Legenda ini menunjukkan bahwa alih-alih mati, Yoshitsune justru melarikan diri dari Jepang dan akhirnya menjadi Jenghis Khan, menambahkan sentuhan unik pada warisannya dalam budaya Jepang.

    Persepsi dunia Barat tentang Jenghis Khan telah berkembang dari waktu ke waktu, yang mencerminkan pergeseran konteks budaya dan sejarah. Pada abad ke-14, tokoh-tokoh seperti Marco Polo dan Geoffrey Chaucer menggambarkannya sebagai penguasa yang adil dan bijaksana, menyoroti prestasi dan kualitas kepemimpinannya. Namun, pada abad ke-18, selama Abad Pencerahan, Jenghis Khan menjadi simbol stereotip seorang penguasa lalim dari timur yang kejam, sosok yang mewujudkan kekejaman dan otoriter yang diasosiasikan dengan penguasa timur. Pada abad ke-20, citra Jenghis Khan semakin berubah menjadi panglima perang barbar yang prototipikal, yang terutama dilihat sebagai penakluk yang kejam. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kesarjanaan Barat telah mengambil pendekatan yang lebih bernuansa, mengakui Jenghis Khan sebagai individu yang kompleks dengan pencapaian yang signifikan dan warisan yang luar biasa. Pandangan modern ini mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari penaklukan-penaklukannya, inovasi administrasinya, dan perannya dalam membentuk sejarah dunia

  • Adolf Hitler Pemimpin yang terkenal kejam

    Adolf Hitler Pemimpin yang terkenal kejam

    Adolf Hitler (Jerman: [ˈadɔlf ˈhɪtlɐ]; 20 April 1889 – 30 April 1945) adalah seorang politisi Jerman dan ketua Partai Nazi (bahasa Jerman: Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP); Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional) kelahiran Austria. Ia menjabat sebagai Kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945 dan diktator Jerman Nazi (bergelar Führer und Reichskanzler) mulai tahun 1934 sampai 1945. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di Eropa, dan Holocaust.

    Hitler adalah veteran Perang Dunia I dengan banyak gelar. Ia bergabung dengan Partai Pekerja Jerman (pendahulu NSDAP) pada tahun 1919, dan menjadi ketua NSDAP tahun 1921. Tahun 1923, ia melancarkan kudeta di Munich yang dikenal dengan peristiwa Beer Hall Putsch. Kudeta yang gagal tersebut berujung dengan ditahannya Hitler. Di penjara, Hitler menulis memoarnya, Mein Kampf (Perjuanganku). Setelah bebas tahun 1924, Hitler mendapat dukungan rakyat dengan mengecam Perjanjian Versailles dan menjunjung Pan-Jermanisme, anti semitisme, dan anti-komunisme melalui pidatonya yang karismatik dan propaganda Nazi. Setelah ditunjuk sebagai kanselir pada tahun 1933, ia mengubah Republik Weimar menjadi Reich Ketiga, sebuah kediktatoran satu partai yang didasarkan pada ideologi Nazisme yang totalitarian dan autokrasi.

    Hitler adalah veteran Perang Dunia I dengan banyak gelar. Ia bergabung dengan Partai Pekerja Jerman (pendahulu NSDAP) pada tahun 1919, dan menjadi ketua NSDAP tahun 1921. Tahun 1923, ia melancarkan kudeta di Munich yang dikenal dengan peristiwa Beer Hall Putsch. Kudeta yang gagal tersebut berujung dengan ditahannya Hitler. Di penjara, Hitler menulis memoarnya, Mein Kampf (Perjuanganku). Setelah bebas tahun 1924, Hitler mendapat dukungan rakyat dengan mengecam Perjanjian Versailles dan menjunjung Pan-Jermanisme, anti semitisme, dan anti-komunisme melalui pidatonya yang karismatik dan propaganda Nazi. Setelah ditunjuk sebagai kanselir pada tahun 1933, ia mengubah Republik Weimar menjadi Reich Ketiga, sebuah kediktatoran satu partai yang didasarkan pada ideologi Nazisme yang totalitarian dan autokrasi.

    Tujuan Hitler adalah mendirikan Orde Baru hegemoni Jerman Nazi yang absolut di daratan Eropa. Sampai saat itu, kebijakan luar dan dalam negerinya bertujuan mencapai Lebensraum (“ruang hidup”) bagi kaum Jermanik. Ia memerintahkan Jerman dipersenjatai kembali dan Wehrmacht menginvasi Polandia pada bulan September 1939, menyebabkan pecahnya Perang Dunia II di Eropa. Di bawah pemerintahan Hitler, pada tahun 1941 pasukan Jerman dan sekutu Eropanya menduduki sebagian besar Eropa dan Afrika Utara. Tahun 1943, Jerman harus mempertahankan wilayahnya dan mengalami serangkaian kekalahan dalam pertempuran. Pada hari-hari terakhir perang, saat Pertempuran Berlin berlangsung tahun 1945, Hitler menikahi kekasih lamanya, Eva Braun. Tanggal 30 April 1945, kurang dari dua hari kemudian, keduanya bunuh diri agar tidak ditangkap Angkatan Darat Merah, lalu mayat mereka dibakar.

    Kebijakan Hitler yang supremasis dan termotivasi oleh ras mengakibatkan kematian sekitar 50 juta orang selama Perang Dunia II, termasuk 6 juta kaum Yahudi dan 5 juta etnis “non-Arya” yang pemusnahan sistematisnya diperintahkan oleh Hitler dan rekan-rekan terdekatnya.

    Tahun-tahun pertama

    Ayah Hitler, Alois Hitler (1837–1903), adalah anak tidak sah dari Maria Anna Schicklgruber. Catatan baptis tidak menyebutkan nama ayah Alois, sehingga Alois memakai nama belakang ibunya. Pada tahun 1842, Johann Georg Hiedler menikahi Anna. Setelah Anna meninggal dunia tahun 1847 dan Johann tahun 1856, Alois dibesarkan di keluarga adik Hiedler, Johann Nepomuk Hiedler. Pada tahun 1876, Alois disahkan dan catatan baptisnya diubah oleh seorang pendeta di hadapan tiga saksi mata. Saat diadili di Nuremberg tahun 1945, pejabat Nazi Hans Frank menyebut keberadaan surat-surat yang mengklaim bahwa ibu Alois bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk sebuah keluarga Yahudi di Graz dan bahwa putra keluarga tersebut yang berusia 19 tahun, Leopold Frankenberger, merupakan ayah Alois. Akan tetapi, tidak ada nama Frankenberger yang tercatat di Graz pada masa itu dan catatan keluarga Leopold Frankenberger tidak pernah dibuat.Para sejarawan meragukan klaim bahwa ayah Alois adalah seorang Yahudi

    Pada usia 39 tahun, Alois memilih nama belakang “Hitler”, bisa dieja “Hiedler”, “Hüttler”, atau “Hüttler”. Asal kata namanya adalah “seseorang yang tinggal di rumah” (Jerman Standar Hütte), “penggembala” (Jerman Standar hüten “menjaga”, Inggris “heed”), atau dari bahasa Slavik Hidlar dan Hidlarcek

     

    Masa kanak-kanak dan pendidikan

    Adolf Hitler lahir tanggal 20 April 1889 di Gasthof zum Pommer, sebuah penginapan di Salzburger Vorstadt 15, Braunau am Inn, Austria-Hungaria. Ia adalah anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Alois Hitler dan Klara Pölzl (1860–1907). Abang dan kakak Hitler – Gustav, Ida, dan Otto – meninggal saat masih bayi Saat Hitler berusia tiga tahun, keluarga mereka pindah ke Passau, Jerman. Di sana ia mempelajari dialek Bayern Hilir (bukannya bahasa Jerman Austria), dan dialek ini menjadi ciri khas gaya bicaranya seumur hidup.Tahun 1894, keluarga mereka pindah lagi ke Leonding (dekat Linz), dan pada Juni 1895, Alois menetap di sebuah lahan kecil di Hafeld, dekat Lambach, tempat ia bertani dan beternak lebah. Adolf bersekolah di kota tetangga, Fischl Ham. Hitler mulai suka mempelajari perang setelah menemukan buku bergambar tentang Perang Perancis-Prusia milik ayahnya.

    Perpindahan mereka ke Hafeld merupakan awal dari konflik ayah-anak yang intens akibat Adolf menolak mematuhi peraturan ketat di sekolahnya. Usaha pertanian Alois Hitler di Hafeld gagal dan pada tahun 1897 mereka pindah ke Lambach. Hitler yang masih berusia 8 tahun mengikuti les menyanyi, bernyanyi dengan paduan suara gereja, dan bahkan sempat mempertimbangkan diri untuk menjadi pendeta.Tahun 1898, keluarga mereka pindah permanen ke Leonding. Kematian adiknya, Edmund, akibat cacar pada 2 Februari 1900 sangat mempengaruhi kehidupan Hitler. Ia berubah dari sosok yang percaya diri, mudah bergaul, dan pintar, menjadi bocah yang murung, menarik diri, dan cemberut yang sering bertengkar dengan ayah dan gurunya

    Alois memiliki karier yang sukses di biro bea cukai dan ingin anaknya mengikuti jejaknya.Hitler kemudian mendramatisir sebuah peristiwa ketika ayah Hitler membawanya berkunjung ke kantor bea cukai, menyebutnya sebagai peristiwa yang membangkitkan antagonisme tanpa ampun antara ayah dan anak, yang keduanya sama-sama berkeinginan kuat. Mengabaikan keinginan putranya untuk masuk SMA klasik dan menjadi seorang seniman, Alois mengirim Adolf ke Realschule di Linz pada bulan September 1900. (Ini adalah SMA yang sama yang kelak dimasuki Adolf Eichmann 17 tahun kemudian.) Hitler menolak keputusan ini, dan dalam buku Mein Kampf, Hitler mengungkapkan bahwa ia berprestasi buruk di sekolah, sambil berharap bahwa setelah ayahnya melihat “kemajuan kecil yang aku buat di sekolah teknik, ia akan membiarkanku mengejar mimpiku.”

    Hitler terobsesi dengan nasionalisme Jerman sejak masih muda. Ia menunjukkan kesetiaannya terhadap Jerman, membenci monarki Habsburg yang semakin kacau dan pemerintahannya di kekaisaran yang dihuni berbagai etnik.hitler dan teman-temannya memakai kata sambutan Jerman “Heil”, dan menyanyikan lagu kebangsaan Jerman “Deutschland Über Alles” alih-alih lagu kebangsaan Kekaisaran Austria.

    Setelah kematian mendadak Alois tanggal 3 Januari 1903, prestasi Hitler di sekolah memburuk. Ibunya mengizinkan Hitler berhenti sekolah pada musim gugur 1905. Ia bersekolah di Realschule di Steyr pada September 1904; perilaku dan prestasinya membaik.Pada musim gugur 1905, setelah lulus ujian susulan dan ujian akhir, Hitler berhenti sekolah tanpa keinginan apapun untuk melanjutkan sekolah atau membina karier

    Masa remaja di Wina dan Munich

    Sejak 1905, Hitler menjalani kehidupan bohemia di Wina yang didanai oleh tunjangan anak yatim dan bantuan dari ibunya. Ia bekerja sebagai buruh biasa, lalu seorang pelukis yang menjual lukisan cat air. Akademi Seni Rupa Wina dua kali menolak Hitler, yaitu tahun 1907 dan 1908, dikarenakan “tidak cocok melukis”. Direktur akademi menyarankan agar Hitler mempelajari arsitektur, namun ia tidak memenuhi persyaratan akademik. pada tanggal 21 Desember 1907, ibunya meninggal dunia pada usia 47 tahun. Setelah ditolak Akademi untuk kedua kalinya, Hitler kehabisan uang. Tahun 1909, ia tinggal di tempat penampungan tunawisma, dan pada tahun 1910, ia menetap di sebuah rumah pekerja miskin di Meldemannstraße. Saat Hitler tinggal di sana, Mina adalah tempat penuh prasangka agama dan rasisme. Kekhawatiran bahwa Wina akan dipenuhi imigran dari Timur meluas, dan wali kotanya yang populis, Karl Lueger, mengeksploitasi retorika antisemitisme untuk kepentingan politiknya. Antisemitisme pan-Jermanik Georg Schönerer mendapat dukungan kuat di distrik Mariahilf, tempat Hitler tinggal. Hitler membaca koran-koran setempat, seperti Deutsches Volksblatt, yang mengompori prasangka dan membakar ketakutan umat Kristen yang khawatir akan terusir oleh membanjirnya pendatang Yahudi dari timur. Menolak apa yang disebutnya sebagai “Jerman Fobia” Katolik, ia mulai menyukai Martin Luther

    Asal usul dan kapan Hitler menunjukkan antisemitismenya sulit dilacak.Hitler menyebutkan dalam Mein Kampf bahwa berubah menjadi seorang anti semit di Wina.Sahabatnya, August Kubizek, mengaku bahwa Hitler adalah seorang “anti semit resmi” sebelum meninggalkan Linz. Kesaksian Kubizek ditentang oleh sejarawan Brigitte Hamann, yang menulis bahwa Kubizek adalah satu-satunya orang yang mengatakan bahwa Hitler muda adalah seorang anti semit. Hamann juga menulis bahwa belum ada pernyataan anti semit yang keluar dari mulut Hitler pada masa itu. Sejarawan Ian Kershaw berpendapat bahwa jika Hitler pernah berkata seperti itu, perkataannya tidak diketahui karena anti semitisme di Wina sudah biasa pada saat itu. Sejumlah sumber memberikan bukti kuat bahwa Hitler memiliki teman-teman Yahudi di penginapannya dan tempat-tempat lain di Wina. Sejarawan Richard J. Evans menyatakan bahwa “para sejarawan sekarang setuju bahwa anti-Semitismenya yang terkenal baru muncul setelah kekalahan Jerman [dalam Perang Dunia I], sebagai efek samping dari jawaban paranoid ‘pengkhianatan’ terhadap peristiwa ini”.

    Hitler mewarisi bagian terakhir dari harta ayahnya pada bulan Mei 1913 dan pindah ke Munich.Para sejarawan yakin ia keluar dari Wina untuk menghindari wajib militer ke Angkatan Darat Austria.Hitler kemudian mengklaim bahwa ia tidak mau berdinas di Kekaisaran Habsburg karena percampuran “ras” di dalam tubuh AD. Setelah ia dinyatakan tidak cocok berdinas—karena gagal tes fisik di Salzburg tanggal 5 Februari 1914—ia pulang ke Munich

    Perang Dunia

    Saat Perang Dunia I pecah, Hitler adalah penduduk kota Munich dan dengan sukarela berdinas di Angkatan Darat Bayern sebagai warga negara Austria.Ditempatkan di Resimen Infanteri Cadangan Bayern 16 (Kelompok Resimen ke-1), Hitler berperan sebagai pengirim berita di Front Barat di Prancis dan Belgia, menghabiskan nyaris separuh waktunya di belakang garis depan. Ia terlibat dalam Pertempuran Ypres Pertama, Pertempuran Somme, Pertempuran Arras, dan Pertempuran Passchendaele, dan sempat terluka di Somme

    Perang Dunia I

    Saat Perang Dunia I pecah, Hitler adalah penduduk kota Munich dan dengan sukarela berdinas di Angkatan Darat Bayern sebagai warga negara Austria. Ditempatkan di Resimen Infanteri Cadangan Bayern 16 (Kelompok Resimen ke-1), Hitler berperan sebagai pengirim berita di Front Barat di Prancis dan Belgia, menghabiskan nyaris separuh waktunya di belakang garis depan. Ia terlibat dalam Pertempuran Ypres Pertama, Pertempuran Somme, Pertempuran Arras, dan Pertempuran Passchendaele, dan sempat terluka di Somme

    Ia diberi penghargaan Salib Besi kelas Kedua pada tahun 1914 atas keberaniannya. Karena disarankan Hugo Gutmann, Hitler menerima Salib Besi kelas Pertama, pada tanggal 4 Agustus 1918, sebuah penghargaan yang jarang disematkan pada seseorang berpangkat seperti Hitler (Gefreiter). Pekerjaan Hitler di kantor pusat resimen, yaitu berinteraksi penuh dengan perwira senior, mungkin membantu dirinya mendapatkan penghargaan ini. Meski aksinya dianggap berani, namun tetap tidak dapat disebut sangat terpuji.Hitler juga menerima Black Wound Badge pada 18 Mei 1918.

    Selama berdinas di kantor pusat, Hitler mengembangkan bakat seninya dengan menggambar kartun dan instruksi untuk surat kabar angkatan darat. Pada Pertempuran Somme bulan Oktober 1916, ia terluka di bagian paha atau betis kiri oleh granat yang meledak di parit pengirim berita. Hitler menghabiskan hampir dua bulan di rumah sakit Palang Merah di Beelitz, lalu kembali ke resimennya pada 5 Maret 1917. Pada 15 Oktober 1918, Hitler buta sementara akibat serangan gas mustard dan terpaksa diinapkan di rumah sakit Pasewalk. Di sana, Hitler mengetahui kekalahan Jerman, dan setelah mendapatkan berita tersebut, ia mengaku buta kembali

     

    Hitler menjadi jengkel karena upaya perang Jerman gagal dan karena itu pula perkembangan ideologinya perlahan terbentuk. Ia menyebut Perang Dunia I sebagai “pengalaman terhebat seumur hidup” dan ia dipuji oleh para komandannya atas keberaniannya. Pengalaman ini memperkuat patriotismenya terhadap Jerman dan ia terkejut oleh penyerahan diri Jerman pada bulan November 1918. Seperti para nasionalis Jerman lainnya, ia percaya terhadap Dolchstoßlegende (legenda pengkhianatan) yang mengklaim bahwa Angkatan Darat Jerman yang “tak terkalahkan di lapangan” telah “ditusuk dari belakang” di front dalam negeri oleh para pemimpin warga sipil dan kaum Marxis, yang kemudian dijuluki “para kriminal November”.

    Perjanjian Versailles menekankan bahwa Jerman harus mengembalikan sejumlah wilayah yang diduduki dan meng demiliterisasi Rhineland. Perjanjian ini memberlakukan sanksi ekonomi dan reparasi berat terhadap Jerman. Banyak warga Jerman memandang perjanjian ini—khususnya Pasal 231 yang menyebut Jerman bertanggung jawab atas semua akibat perang—sebagai suatu upaya mempermalukan Jerman. Perjanjian Versailles dan kondisi ekonomi, sosial, dan politik di Jerman pasca perang kemudian dieksploitasi oleh Hitler untuk kepentingan politiknya

     

    Kancah politik

    Setelah Perang Dunia I, Hitler pulang ke Munich. Tanpa pendidikan formal dan prospek karier, ia mencoba bertahan di AD selama mungkin. Pada Juli 1919, ia ditunjuk sebagai Verbindungs Mann (agen intelijen) untuk sebuah Aufklärungskommando (kommando mata-mata) milik Reichswehr untuk mempengaruhi tentara lain dan menyusup ke Partai Pekerja Jerman (DAP). Saat mengawasi aktivitas DAP, Hitler tertarik pada pemikiran sang pendiri partai, Anton Drexler, yang anti semit, nasionalis, anti kapitalis, dan anti-Marxis. Drexler menyukai pemerintahan aktif yang kuat, versi sosialisme non-Yahudi, dan solidaritas kalangan masyarakat. Terpukau oleh kemampuan pidato Hitler, Drexler mengundangnya untuk bergabung dengan DAP. Hitler menerima tawaran tersebut pada 12 September 1919 dan menjadi anggota partai ke-55

    Di DAP, Hitler bertemu dengan Dietrich Eckart, salah seorang pendiri partai dan anggota kelompok rahasia Thule Society. Eckart menjadi guru Hitler, sempat bertukar pikiran dengannya dan memperkenalkannya dengan berbagai macam tokoh masyarakat Munich.Demi meningkatkan daya tariknya, DAP mengubah namanya menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional – NSDAP).Hitler merancang bendera swastika di dalam lingkaran putih berlatar belakang merah untuk partai ini.

    Pada Maret 1920, Hitler keluar dari AD dan mulai bekerja purna waktu untuk NSDAP. Pada Februari 1921, saat sudah mahir berpidato di hadapan kerumunan besar, ia berbicara di depan 6.000 orang di Munich. Untuk mempublikasikan pertemuan tersebut, dua truk pendukung partai berkeliling kota sambil mengibarkan bendera swastika dan menyebar brosur. Popularitas Hitler segera naik gara-gara pidato polemiknya yang kasar terhadap Perjanjian Versailles, pesaing politik, dan kaum Marxis dan Yahudi. Pada waktu itu, NSDAP berkantor pusat di Munich, lahan subur bagi kaum nasionalis Jerman anti pemerintah yang ingin menghancurkan Marxisme dan melecehkan Republik Weimar.

    Pada bulan Juni 1921, saat Hitler dan Eckart sedang dalam perjalanan penggalangan dana ke Berlin, sebuah pemberontakan terjadi di dalam tubuh NSDAP di Munich. Sejumlah anggota komite eksekutif, beberapa di antaranya menganggap Hitler terlalu sombong, ingin bergabung dengan pesaing mereka, Partai Sosialis Jerman (DSP). Hitler pulang ke Munich tanggal 11 Juli dan mempertegas pengunduran dirinya. Anggota komite kemudian menyadari pengunduran diri Hitler berarti partai bubar. Hitler mengumumkan akan bergabung kembali dengan syarat ia menggantikan Drexler sebagai ketua partai dan kantor pusat partai harus tetap berada di Munich. Komite setuju; Hitler bergabung kembali dengan partai sebagai anggota ke-3.680. Ia masih mendapat sejumlah pertentangan di internal NSDAP: Hermann Esser dan sekutunya menerbitkan 3.000 pamflet yang menyerang Hitler sebagai pengkhianat partai. Pada hari-hari berikutnya, Hitler berbicara di hadapan kerumunan mempertahankan dirinya dan mendapat sambutan luar biasa. Strateginya terbukti berhasil: pada rapat anggota umum, ia diberi kekuasaan absolut sebagai ketua partai dengan satu suara menentang.

    Pidato Hitler yang bersemangat di aula bir mulai menarik para pendengar setia. Ia mulai terbiasa memakai tema populis yang ditargetkan pada pendengarnya, termasuk pemakaian kambing hitam yang bisa disalahkan atas kesulitan ekonomi para pendengarnya.Sejarawan mencatat dampak hipnosis dari kata-katanya terhadap kerumunan besar, dan matanya terhadap kerumunan kecil. Kessel menulis, “Dengan luar biasa … warga Jerman berbicara dengan mistifikasi pesona ‘hipnosis’ Hitler. Kata itu muncul lagi dan lagi; Hitler dikatakan berhasil memukau bangsa ini, membawa mereka ke dalam keadaan trans di mana mereka tidak bisa melepaskan diri.” Sejarawan Hugh Trevor-Roper mendeskripsikan “pesona pandangannya yang menyihir banyak orang yang masih waras.” Ia memakai magnetisme pribadinya dan pemahaman terhadap psikologi kerumunan untuk mendapat keunggulan saat berpidato di hadapan publik.Alfons Heck, mantan anggota Pemuda Hitler, mendeskripsikan reaksi terhadap pidato Hitler: “Kami terbakar dengan kebanggaan nasionalis yang sudah mencapai tingkat histeria. Pada menit-menit terakhir, kami berteriak sekencang mungkin dengan derai air mata: Sieg Heil, Sieg Heil, Sieg Heil! Sejak saat itu, diri saya adalah milik tubuh dan jiwa Adolf Hitler”. Meski kemampuan pidato dan kepribadiannya dapat diterima secara baik oleh kerumunan besar dan acara-acara resmi, sejumlah orang yang pernah bertemu Hitler secara pribadi mengatkan bahwa penampilan dan perilakunya gagal memberi pesona yang bertahan lama.

    Para pengikut pertamanya meliputi Rudolf Hess, mantan pilot AU Hermann Göring, dan kapten AD Ernst Röhm. Röhm menjadi kepala organisasi paramiliter Nazi, Sturmabteilung (SA, “Tentara Penyerbu”), yang bertugas melindungi rapat dan sering menyerang pesaing politik. Pengaruh kritis terhadap pemikirannya pada masa itu adalah Aufbau Vereinigung, sebuah kelompok konspirasi para pengungsi Rusia Putih dan Sosialis Nasional awal. Kelompok yang didanai sejumlah tokoh industrialis kaya seperti Henry Ford ini memperkenalkan Hitler dengan ide konspirasi Yahudi yang mengaitkan keuangan internasional dengan Bolshevisme

     

    Bierkeller Putsch

    Hitler meminta bantuan Jenderal Perang Dunia I Erich Ludendorff untuk melakukan kudeta bernama “Bierkeller Putsch”. Partai Nazi memakai Fasisme Italia sebagai model penampilan dan kebijakan mereka. Hitler ingin meniru “Pawai ke Roma”-nya Benito Mussolini (1922) dengan membuat kudetanya sendiri di Bayern, lalu diikuti dengan melawan pemerintahan di Berlin. Hitler dan Ludendorff mencari dukungan Staatskommissar (komisaris negara) Gustav von Kahr, pemimpin de facto Bayern. Namun Kahr dan Kepala Polisi Hans Ritter von Seisser (Seißer) dan Jenderal Reichswehr Otto von Lossow ingin mendirikan kediktatoran nasionalis tanpa keterlibatan Hitler.

    Hitler hendak merengkuh momen kritis ini demi meraih dukungan luas dari rakyat. Pada tanggal 8 November 1923, ia dan SA menyerbu rapat umum 3.000 orang yang diselenggarakan Kahr di Bürgerbräukeller, sebuah aula bir besar di Munich. Hitler menyerobot pidato Kahr dan mengumumkan bahwa revolusi nasional telah dimulai dan mendeklarasikan pembentukan pemerintahan baru bersama Ludendorff. Mundur ke ruang belakang, Hitler, dengan pistol genggamnya, menuntut dan mendapat dukungan Kahr, Seisser, dan Lossow. Pasukan Hitler awalnya berhasil menduduki Reichswehr dan markas polisi setempat; sayangnya, Kahr dan rekan-rekannya menarik dukungan mereka dan baik AD maupun polisi negara tidak bergabung dengan Hitler.Keesokan harinya, Hitler dan para pengikutnya berpawai dari aula bir ke Kementerian Perang Bayern untuk menggulingkan pemerintahan Bayern, tetapi berhasil dibubarkan polisi. 16 anggota NSDAP dan 4 polisi tewas dalam kudeta gagal ini

    Hitler kabur ke rumah Ernst Hanfstaengl dan menurut sejumlah orang ia sempat mempertimbangkan bunuh diri. Ia depresi namun tenang saat ditahan tanggal 11 November 1923 akibat pengkhianatan tingkat tinggi.Pengadilannya dimulai bulan Februari 1924 di hadapan Pengadilan Rakyat istimewa di Munich, dan Alfred Rosenberg menjadi ketua sementara NSDAP. Pada tanggal 1 April, Hitler dihukum lima tahun penjara di Penjara Landsberg.Ia ditangani secara baik oleh para penjaga; ia diizinkan menerima surat dari para pendukungnya dan kunjungan rutin oleh rekan-rekan partai. Mahkamah Agung Bayern mengeluarkan pengampunan dan Hitler dibebaskan dari penjara pada tanggal 20 Desember 1924, bertentangan dengan keberatan jaksa negara.Jika dihitung secara keseluruhan, Hitler hanya mendekam selama satu tahun lebih di penjara

    Di Landsberg, Hitler mendiktekan sebagian besar volume pertama Mein Kampf (Perjuanganku; awalnya berjudul Empat Setengah Tahun Perjuangan Melawan Kebohongan, Kebodohan, dan Kepengecutan) kepada wakilnya, Rudolf Hess. Buku tersebut, didedikasikan kepada anggota Thule Society Dietrich Eckart, adalah sebuah otobiografi sekaligus pemaparan ideologinya. Mein Kampf dipengaruhi oleh The Passing of the Great Race karya Madison Grant, yang Hitler anggap “Injilku”. Buku tersebut menjadi dasar rencana Hitler untuk mengubah masyarakat Jerman menjadi satu berdasarkan ras. Sejumlah kalimat di dalamnya menekankan genosida.Diterbitkan dalam dua volume tahun 1925 dan 1926, buku ini terjual sebanyak 228.000 eksemplar antara 1925 dan 1932. Satu juga eksemplar terjual pada 1933, tahun pertama Hitler menjabat

     

    Membangun kembali NSDAP

    Setelah Hitler dibebaskan dari penjara, politik di Jerman sudah kurang bersaing dan ekonomi membaik, sehingga membatasi kesempatan Hitler memenuhi tujuan politiknya. Akibat Bierkeller Putsch yang gagal tersebut, NSDAP dan organisasi terkait dilarang berdiri di Bayern. Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Bayern Heinrich Held tanggal 4 Januari 1925, Hitler setuju menghormati kewenangan negara: ia hanya akan mengejar kekuasaan politik melalui proses demokratis. Pertemuan ini berhasil mencabut larangan terhadap NSDAP. Akan tetapi, Hitler dilarang berpidato di hadapan publik, sebuah larangan yang tetap berlaku sampai 1927. Untuk memajukan ambisi politiknya meski dilarang, Hitler menunjuk Gregor Strasser, Otto Strasser, dan Joseph Goebbels untuk mendirikan dan mengembangkan NSDAP di Jerman utara. Seorang strategi dan berbakat, Gregor Strasser, membuat jalur politik yang lebih independen dengan menekankan elemen sosialis dari program partai ini.

    Bursa saham di Amerika Serikat jatuh pada tanggal 24 Oktober 1929. Dampaknya di Jerman begitu parah: jutaan orang di-PHK dan sejumlah bank besar bangkrut. Hitler dan NSDAP bersiap untuk memanfaatkan peristiwa ini demi mendulang dukungan bagi partai mereka. Mereka berjanji menghapus Perjanjian Versailles, memperkuat ekonomi, dan menyediakan lapangan kerja

    Masa pemerintahan

    Pemerintahan Brüning

    Depresi Besar di Jerman memberi kesempatan politik bagi Hitler. Penduduk Jerman setengah mendukung setengah menentang republik parlementer, yang menghadapi tekanan besar dari kaum ekstrimis sayap kanan dan kiri. Partai politik moderat tidak mampu membendung gelombang ekstremisme, dan referendum Jerman 1929 berhasil membawa ideologi Nazi ke permukaan.Pemilihan umum September 1930 berakhir dengan terpecahnya koalisi besar dan digantikan oleh kabinet minoritas. Ketuanya, kanselir Heinrich Brüning dari Partai Tengah, memerintah menggunakan dekrit darurat dari presiden Paul von Hindenburg. Pemerintah menggunakan dekrit akan menjadi norma baru dan membuka jalan bagi pemerintahan otoriter.NSDAP bangkit dari ketidakjelasan menjadi pemenang 18,3% suara dan 107 kursi parlemen dalam pemilu tahun 1930, menjadikannya partai terbesar kedua di parlemen.

    Hitler hadir pada pengadilan dua perwira Reichswehr, Letnan Richard Scheringer dan Hans Ludin, pada musim gugur 1930. Keduanya dituduh memiliki keanggotaan di NSDAP yang pada waktu itu tidak diperbolehkan untuk personel Reichswehr. Hakim berpendapat bahwa NSDAP adalah partai ekstremis, sehingga pengacara terdakwa Hans Frank terpaksa memanggil Hitler untuk bersaksi di pengadilan.Pada tanggal 25 September 1930 Hitler bersaksi bahwa hartanya hanya mengejar kekuasaan politik melalui pemilihan umum yang demokratis, sebuah kesaksian yang memberinya dukungan dari korps Reichswehr.

    Tindakan Brüning yang keras membawa sedikit perbaikan terhadap ekonomi dan sangat tidak merakyat. Hitler memanfaatkannya dengan menargetkan pesan-pesan politiknya khusus kepada orang-orang yang terkena dampak inflasi 1920-an dan Depresi Besar, seperti petani, veteran perang, dan kelas menengah.

    Hitler secara resmi melepaskan kewarganegaraan Austria Nya pada 7 April 1925, tetapi belum memperoleh kewarganegaraan Jerman. Nyaris selama 7 tahun ia adalah orang tanpa negara, tidak bisa menduduki jabatan publik, dan terancam dideportasi. Pada tanggal 25 Februari 1932, menteri dalam negeri Brunswick, anggota NSDAP juga, menunjuk Hitler sebagai pengurus delegasi negara untuk Reichsrat di Berlin. Karena itu pula, Hitler otomatis menjadi warga negara Brunswick, sekaligus Jerman.

    Tahun 1932, Hitler berkampanye melawan von Hindenburg dalam pemilu presiden. Kelangsungan pencalonannya ditegaskan oleh pidato tanggal 27 Januari 1932 di Industry Club di Düsseldorf, yang memberinya dukungan dari sebagian besar industrialis paling berpengaruh di Jerman. Namun Hindenburg sudah didukung oleh berbagai partai nasionalis, monarkis, Katolik, dan republikan, dan sejumlah kaum demokrat sosial. Hitler memakai slogan kampanye “Hitler über Deutschland” (“Hitler di atas Jerman”), merujuk pada ambisi politik sekaligus kampanyenya yang menggunakan pesawat terbang. Hitler menempati peringkat kedua di dua putaran pemilu dengan lebih dari 35% suara pada pemilu terakhir. Meski ia kalah, pemilihan umum ini menjadikan Hitler kekuatan dalam perpolitikan Jerman.

    Penunjukan sebagai kanselir

    Ketiadaan pemerintahan yang efektif memaksa dua politikus berpengaruh, Franz von Papen dan Alfred Hugenberg, bersama sejumlah industrialis dan pebisnis lainnya, menyurati von Hindenburg. Para penandatangan memaksa Hindenburg menunjuk Hitler sebagai kepala pemerintahan “bebas dari partai parlemen”, yang akan berubah menjadi gerakan yang mampu “memukau jutaan orang”

    Hindenburg dengan setengah hati setuju menunjuk Hitler sebagai kanselir setelah dua pemilihan umum parlemen—bulan Juli dan November 1932—tidak menghasilkan pembentukan pemerintahan mayoritas. Hitler akan memimpin pemerintahan koalisi berusia pendek yang dibentuk oleh NSDAP dan partai Hugenberg, yaitu Partai Rakyat Nasional Jerman (DNVP). Pada 30 Januari 1933, kabinet baru disumpah dalam upacara singkat di kantor Hindenburg. NSDAP memperoleh tiga jabatan penting, Hitler menjadi Kanselir, Wilhelm Frick Menteri Dalam Negeri, dan Hermann Göring Menteri Dalam Negeri untuk Prusia. Hitler sebelumnya menuntut jabatan menteri sebagai upaya mengendalikan polisi di sebagian besar wilayah Jerman

     

    Kebakaran Reichstag dan pemilu Maret

    Sebagai kanselir, Hitler berupaya melawan balik tindakan-tindakan para pesaing NSDAP untuk membuat pemerintahan mayoritas. Karena kebuntuan politik, ia meminta Presiden Hindenburg membubarkan Reichstag lagi dan menjadwalkan pemilu pada awal Maret. Pada 27 Februari 1933, gedung Reichstag terbakar. Göring menyebut hal ini sebagai plot komunis, karena seorang komunis Belanda Marinus van der Lubbe terbukti memperburuk keadaan di dalam gedung yang terbakar itu. Atas permintaan Hitler, Hindenburg menanggapinya dengan mengeluarkan Dekrit Kebakaran Reichstag tanggal 28 Februari, yang menghapus hak-hak dasar dan mengizinkan penahanan tanpa diadili terlebih dahulu. Aktivitas Partai Komunis Jerman ditekan dan sekitar 4.000 anggota partai komunis ditahan. Para peneliti, termasuk William L. Shirer dan Alan Bullock, berpendapat bahwa NSDAP sendiri yang memulai kebakaran tersebut.

    Selain kampanye politik, NSDAP terlibat dalam kekerasan paramiliter dan penyebaran propaganda anti-komunis beberapa hari menjelang pemilu. Pada hari-H, 6 Maret 1933, jumlah suara NSDAP meningkat menjadi 43,9% dan partai ini memperoleh jumlah kursi terbanyak di parlemen. Akan tetapi, partai Hitler gagal mengamankan mayoritas absolut, sehingga mereka harus berkoalisi dengan DNVP

    Hari Potsdam dan UU Pemberian Kuasa

    Tanggal 21 Maret 1933, Reichstag baru dibentuk melalui upacara pembukaan di Gereja Garnisun di Potsdam. “Hari Potsdam” ini diadakan untuk menunjukkan persatuan antara gerakan Nazi dan kaum elit dan militer Prusia lama. Hitler tampil dengan mantel pagi dan dengan ramah menyambut Presiden von Hindenburg

    Demi mencapai kendali politik penuh meski gagal memperoleh mayoritas absolut di parlemen, pemerintahan Hitler meminta rancangan Ermächtigungsgesetz (Undang-Undang Pemberian Kuasa) untuk menjalani pemungutan suara di Reichstag yang baru terbentuk ini. RUU ini memberikan kabinet Hitler kekuasaan legislatif penuh selama empat tahun dan (dengan sejumlah pengecualian) mengizinkan penyimpangan dari konstitusi. RUU tersebut membutuhkan mayoritas dua per tiga agar bisa disahkan. Tanpa menyiakan kesempatan, Nazi memakai persyaratan Dekrit Kebakaran Reichstag untuk mencegah sejumlah deputi Demokrat Sosial hadir; Partai Komunis resmi dilarang.

    Pada 23 Maret, Reichstag bersidang di Kroll Opera House di bawah suasana yang kacau balau. Sejumlah anggota SA menjadi penjaga di dalam gedung, sementara kerumunan besar di luar yang menentang RUU meneriakkan slogan dan ancaman terhadap anggota parlemen yang baru datang.Posisi Partai Tengah, partai terbesar ketiga di Reichstag, adalah mutlak. Setelah Hitler berjanji langsung kepada ketua partai Ludwig Kaas bahwa Presiden von Hindenburg akan mempertahankan hak vetonya, Kaas mengumumkan Partai Tengah kan mendukung RUU Pemberian Kuasa. Akhirnya, UU Pemberian Kuasa disahkan dengan suara 441–84; semua partai kecuali Demokrat Sosial memberi suara setuju. UU Pemberian Kuasa, bersama Dekret Kebakaran Reichstag, mengubah pemerintahan Hitler menjadi kediktatoran de facto yang sah secara hukum

    Penghapusan batasan lain

    Meski tampak seperti omong kosong, aku beritahu kalian bahwa gerakan Sosialis Nasional akan berlanjut sampai 1.000 tahun! … Jangan lupa bagaimana orang-orang menertawakanku 15 tahun yang lalu saat kukatakan bahwa suatu hari aku akan memimpin Jerman. Mereka sekarang tertawa, sama bodohnya, saat aku menyatakan akan terus berkuasa!

    — Adolf Hitler kepada seorang koresponden Britania di Berlin, Juni 1934

    Setelah berhasil mengendalikan penuh cabang pemerintahan legislatif dan eksekutif, Hitler dan sekutu politiknya mulai menekan oposisi politik yang tersisa secara sistematis. Partai Demokratik Sosial dilarang berdiri dan semua asetnya disita. Saat delegasi serikat dagang berkumpul di Berlin untuk aktivitas May Day, tentara SA merobohkan kantor-kantor serikat di seluruh Jerman. Pada tanggal 2 Mei 1933, semua serikat dagang terpaksa bubar dan ketua-ketuanya ditahan; beberapa di antaranya dikirim ke kamp konsentrasi.Front Buruh Jerman dibentuk sebagai organisasi yang memayungi semua pekerja, pengurus, dan pemilik perusahaan, sehingga merefleksikan konsep sosialisme nasional dengan semangat Volksgemeinschaft Hitler (komunitas rasial Jerman; secara harfiah berarti “komunitas rakyat”)

    Pada akhir Juni, partai-partai lain diintimidasi agar bubar. Dengan bantuan SA, Hitler menekan rekan koalisinya, Hugenberg, supaya mundur. Tanggal 14 Juli 1933, NSDAP dinyatakan sebagai satu-satunya partai politik yang sah di Jerman. Tuntutan SA untuk kekuasaan politik dan militer yang lebih besar memunculkan kegelisahan di kalangan pimpinan militer, industri, dan politik. Hitler menanggapinya dengan menghapus seluruh kepemimpinan SA dalam Malam Pisau-Pisau Panjang yang dilancarkan pada 30 Juni sampai 2 Juli 1934. Hitler menargetkan Ernst Röhm dan pimpinan SA lainnya, bersama sejumlah lawan politik Hitler (seperti Gregor Strasser dan mantan kanselier Kurt von Schleicher), yang kemudian dikumpulkan, ditahan, dan ditembak mati. Saat komunitas internasional dan sejumlah masyarakat Jerman terkejut akibat pembunuhan itu, banyak kalangan di Jerman melihat Hitler sedang menegakkan ketertiban

    Tanggal 2 Agustus 1934, Presiden von Hindenburg meninggal dunia. Sehari sebelumnya, kabinet telah mengesahkan “Hukum Jabatan Negara Tertinggi Reich”.[160] Hukum ini menyatakan bahwa setelah Hindenburg meninggal dunia, jabatan presiden akan dihapus dan kekuasaannya digabung dengan kekuasaan kanselir. Hitler lantas menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, dan secara formal diberi nama Führer und Reichskanzler (pemimpin dan kanselier). Hukum ini melanggar Undang-Undang Pemberian Kuasa. Meski mengizinkan Hitler menyimpang dari konstitusi, UU ini secara eksplisit melarangnya menerobos hukum apapun yang berkaitan dengan jabatan presiden. Pada tahun 1932, konstitusi tersebut diamandemen untuk menjadikan presiden Mahkamah Agung, bukan kanselir, sebagai presiden sementara sambil menunggu pemilihan umum baru. Dengan hukum ini, Hitler menghapus alternatif hukum terakhir yang dapat menurunkannya dari tampuk kekuasaan.

    Sebagai kepala negara, Hitler menjadi Komandan Tertinggi angkatan bersenjata. Sumpah setia tentara yang biasa diganti menjadi sumpah setia kepada diri Hitler, bukannya jabatan komandan tertinggi atau negara.Pada 19 Agustus, penggabungan kepresidenan dengan kekanseliran disetujui oleh 90% suara dalam sebuah plebisit

    Pada awal 1938, Hitler memakai taktik pemfitnahan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan militernya dengan mencetuskan Skandal Bloomberg–Fritsch. Hitler memaksa Menteri Perang, Marsekal Lapangan Werner von Blomberg mengundurkan diri dengan menunjukkan laporan polisi bahwa istri baru Bloomberg pernah terlibat dalam prostitusi. Komandan Angkatan Darat Kolonel-Jenderal Werner von Fritsch disingkirkan dengan cara yang sama setelah Schutzstaffel (SS) membuat tuduhan bahwa ia terlibat dalam hubungan homoseksual. Keduanya menjadi sosok yang tidak disukai setelah mereka keberatan terhadap permintaan Hitler agar Wehrmacht dipersiapkan untuk perang setidaknya tahun 1938.Hitler mengambil alih jabatan Komandan Bertugas Bloomberg, sehingga ia bisa mengendalikan angkatan bersenjata secara pribadi. Ia mengganti Kementerian Perang dengan Oberkommando der Wehrmacht (Komando Tinggi Angkatan Bersenjata, atau OKW), dipimpin Jenderal Wilhelm Keitel. Pada hari yang sama, 16 jenderal dipecat dan 44 lainnya dipindahtugaskan; semuanya diduga tidak pro-Nazi. Pada awal Februari 1938, 12 jenderal dipecat.

    Setelah mengkonsolidasikan kekuatan politiknya, Hitler menekan atau menyingkirkan oposisinya melalui proses Gleichschaltung. Ia berupaya mendapat tambahan dukungan publik dengan berjanji memutarbalikkan dampak Depresi Besar dan Perjanjian Versailles.

    Banyak dekrit Hitler didasarkan pada Dekrit Kebakaran Reichstag, sesuai Pasal 48 Konstitusi Weimar. Dekret ini memberi presiden kekuasaan mengambil tindakan darurat untuk melindungi keselamatan dan ketertiban masyarakat. Karena itu, Hitler bisa berkuasa di bawah darurat militer yang sah. Reichstag dua kali memperbaiki UU Pemberian Kuasa sebagai formalitas karena semua partai selain Nazi dilarang berdiri

    Reich Ketiga

    Ekonomi dan budaya

    Pada bulan Agustus 1934, Hitler menunjuk presiden Reichsbank Hjalmar Schacht sebagai Menteri Ekonomi, dan pada tahun selanjutnya, sebagai Menteri Ekonomi Perang Berkuasa Penuh yang bertugas mempersiapkan ekonomi negara untuk perang. Rekonstruksi dan persenjataan kembali didanai oleh surat Mefo, pencetakan uang, dan penyitaan aset orang-orang yang ditahan sebagai musuh negara, termasuk kaum Yahudi. Pengangguran menurun dari enam juta orang pada tahun 1932 menjadi satu juta orang pada tahun 1936. Hitler mengoperasikan salah satu kampanye perbaikan infrastruktur terbesar sepanjang sejarah Jerman, termasuk pembangunan bendungan, jalan bebas hambatan, rel kereta, dan pekerjaan umum lainnya. Upah agak rendah pada pertengahan sampai akhir 1930-an jika dibandingkan dengan upah pada masa Republik Weimar, sementara biaya hidup naik 25%. Minggu kerja rata-rata bertambah saat peralihan ke ekonomi perang; pada 1939, rata-rata orang Jerman bekerja antara 47 sampai 50 jam seminggu.

    Pemerintah Hitler mensponsori arsitektur dalam skala besar. Albert Speer, terkenal karena mengimplementasikan reinterpretasi klasik Hitler terhadap budaya Jerman, ditugaskan membuat rencana renovasi arsitektur Berlin. Tahun 1936, Hitler membuka Olimpiade Musim Panas di Berlin

    Persenjataan kembali dan aliansi baru

    Dalam pertemuan dengan para pemimpin militer Jerman tanggal 3 Februari 1933, Hitler membicarakan “penaklukan untuk memperoleh Lebensraum di Timur dan Jermanisasi-nya yang kejam” sebagai tujuan utama kebijakan luar negerinya. Pada bulan Maret, Pangeran Bernhard Wilhelm von Bülow, sekretaris di Auswärtiges Amt (Kementerian Luar Negeri), mengeluarkan pernyataan berupa tujuan-tujuan utama kebijakan luar negeri: Anschluss dengan Austria, pengembalian perbatasan nasional Jerman tahun 1914, penolakan pembatasan militer Perjanjian Versailles, pengembalian bekas koloni Jerman di Afrika, dan zona pengaruh Jerman di Eropa Timur. Hitler melihat tujuan-tujuan yang dibuat Bülow terlalu sederhana.Dalam beberapa pidato selanjutnya, ia menekankan tujuan damai dari kebijakannya dan kemauan untuk bekerja sama dengan perjanjian internasional.Pada pertemuan pertama Kabinetnya tahun 1933, Hitler memprioritaskan anggaran militer ketimbang pembuatan lapangan kerja.

    Jerman keluar dari Liga Bangsa-Bangsa dan Konferensi Perlucutan Senjata Dunia pada Oktober 1933. Bulan Maret 1935, Hitler mengumumkan perluasan Wehrmacht menjadi 600.000 anggota—enam kali lebih besar daripada yang diizinkan Perjanjian Versailles—termasuk pembentukan angkatan udara (Luftwaffe) dan perluasan ukuran angkatan laut (Kriegsmarine). Britania, Prancis, Italia, dan Liga Bangsa-Bangsa mengutuk pelanggaran perjanjian tersebut.[Perjanjian Laut Inggris-Jerman (AGNA) tanggal 18 Juni 1935 mengizinkan peningkatan tonase Jerman menjadi 35%-nya AL Britania Raya. Hitler menyebut penandatanganan AGNA sebagai “hari paling membahagiakan dalam hidupnya,” percaya bahwa perjanjian tersebut menandakan awal dari aliansi Inggris-Jerman yang diprediksikan di Mein Kampf.  Prancis dan Italia tidak diikutsertakan sebelum penandatanganan, sehingga secara langsung mengabaikan LBB dan menjadikan Perjanjian Versailles tidak berlaku lagi

    Jerman menduduki kembali zona demiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936, melanggar Perjanjian Versailles. Hitler juga mengirim tentara ke Spanyol untuk membantu Jenderal Franco setelah menerima permintaan bantuan pada bulan Juli 1936. Pada saat yang sama, Hitler melanjutkan upayanya membentuk aliansi Inggris-Jerman. Pada Agustus 1936, menanggapi krisis ekonomi yang semakin besar akibat upaya persenjataan kembali, Hitler meminta Göring memberlakukan Rencana Empat Tahun demi menyiapkan Jerman untuk perang dalam kurun empat tahun selanjutnya.Rencana ini merupakan perjuangan habis-habisan antara “Judeo-Bolshevisme” dan sosialisme nasional Jerman, yang dalam pandangan Hitler membutuhkan upaya persenjataan kembali tanpa memikirkan resiko ekonomi.

    Conti Galeazzo Ciano, menteri luar negeri untuk pemerintahan Benito Mussolini, mengumumkan pembentukan aliansi antara Jerman dan Italia, dan pada 25 November, Jerman menandatangani Pakta Anti-Komintern dengan Jepang. Britania, Cina, Italia, dan Polandia juga diundang untuk bergabung dengan Pakta Anti-Komintern, namun hanya Italia yang menandatanganinya pada tahun 1937. Hitler membatalkan rencana aliansi Inggris-Jermannya dan menyalahkan pemerintah Britania yang “tidak pas”. Pada pertemuan di Reichskanzlei dengan menteri luar negeri dan pimpinan militernya November itu, Hitler menyatakan kembali keinginannya mengejar Lebensraum untuk bangsa Jerman. Ia memerintahkan persiapan perang di wilayah timur dimulai setidaknya tahun 1938 dan tidak melewati tahun 1943. Menjelang kematiannya, menit-menit konferensi yang direkam sebagai Hossbach Memorandum tersebut dianggap sebagai “pernyataan politik”-nya. Ia merasa penurunan tajam standar hidup di Jerman diakibatkan oleh krisis ekonomi yang hanya bisa dihentikan oleh agresi militer terhadap Austria dan Cekoslowakia. Hitler menginginkan aksi cepat sebelum Britania dan Perancis unggul permanen dalam perlombaan senjata. Pada awal 1938, setelah Skandal Bloomberg–Fritsch, Hitler mengambil alih kendali instrumen militer-kebijakan luar negeri, memecat Neurath sebagai Menteri Luar Negeri dan menunjuk dirinya sendiri sebagai Oberster Befehlshaber der Wehrmacht (komandan tertinggi angkatan bersenjata).Sejak awal 1938 sampai seterusnya, Hitler menerapkan kebijakan luar negeri dengan tujuan perang

     

    Perang Dunia II

    Kesuksesan diplomatik pertama

    Aliansi dengan Jepang

    Pada Februari 1938, atas nasihat Menteri Luar Negeri yang baru ditunjuk, Joachim von Ribbentrop yang sangat pro-Jepang, Hitler mengakhiri aliansi Cina-Jerman dengan Republik Tiongkok demi membentuk aliansi dengan Jepang yang lebih modern dan kuat. Hitler mengumumkan pemerintahannya mengakui Manchukuo, negara dudukan Jepang di Manchuria, dan menarik klaim Jerman terhadap bekas koloni mereka di Pasifik yang dimiliki Jepang. Hitler menyatakan berakhirnya pengiriman senjata ke Cina dan memulangkan semua pejabat Jerman yang bekerja di Angkatan Darat China. Sebagai tindak balasan, Jenderal Cina Chiang Kai-shek membatalkan semua perjanjian ekonomi Cina-Jerman, sehingga bahan mentah Cina tidak lagi masuk ke Jerman

    Austria dan Cekoslowakia

    Pada tanggal 12 Maret 1938, Hitler mengumumkan penyatuan Austria dengan Jerman Nazi dalam program Anschluss. Hitler kemudian mengalihkan perhatiannya ke populasi etnis Jerman di distrik Sudetenland di Cekoslowakia.

    Tanggal 28–29 Maret 1938, Hitler mengadakan serangkaian pertemuan rahasia di Berlin bersama Konrad Henlein dari Heim Front (Front Dalam Negeri) Sudeten, partai etnis Jerman di Sudetenland. Mereka setuju agar Henlein meminta otonomi yang lebih besar bagi penduduk Jerman Sudeten ke pemerintah Cekoslowakia, sehingga memberi legitimasi atas aksi militer Jerman ke Cekoslowakia. Pada April 1938, Henlein memberitahu menteri luar negeri Hungaria bahwa “apapun yang ditawarkan pemerintah Ceko, ia akan selalu meminta lebih tinggi lagi … ia ingin menyabotase pemahaman dengan artian apapun karena inilah satu-satunya cara memecah Cekoslowakia dengan cepat”. Secara pribadi, Hitler menganggap masalah Sudeten tidak penting; keinginan sebenarnya adalah melancarkan perang penaklukan terhadap Cekoslowakia

    Pada bulan April, Hitler meminta OKW bersiap-siap untuk Fall Grün (“Kasus Hijau”), kode invasi ke Cekoslowakia. Karena tekanan diplomatik bertubi-tubi dari Perancis dan Britania, pada tanggal 5 September Presiden Cekoslovakia Edvard Beneš meluncurkan “Rencana Keempat” untuk reorganisasi konstitusional negaranya yang menyetujui sebagian besar permintaan Henlein untuk otonomi Sudeten. Helm Front Henlein menanggapi tawaran Beneš dengan serangkaian kerusuhan melawan polisi Cekoslowakia dan berujung pada penerapan darurat militer di sejumlah distrik di Sudeten.

    Jerman bergantung pada minyak impor; konfrontasi dengan Britania atas sengketa Cekoslowakia akan mengurangi suplai minyak Jerman. Hitler membatalkan Fall Grün yang awalnya direncanakan dilaksanakan tanggal 1 Oktober 1938. Pada 29 September, Hitler, Neville Chamberlain, Édouard Daladier, dan Benito Mussolini mengadakan konferensi satu hari di Munich dan menghasilkan Perjanjian Munich yang berisi penyerahan distrik Sudetenland ke Jerman

    Chamberlain puas dengan konferensi Munich dan menyebutnya “perdamaian untuk masa kini”, sementara Hitler marah karena kehilangan kesempatan berperang pada tahun 1938; ia menyatakan ketidakpuasannya dalam sebuah pidato tanggal 9 Oktober di Saarbrücken. Dalam pandangan Hitler, perdamaian yang dibantu Britania ini, meski memenuhi permintaan Jerman, adalah kekalahan diplomatik yang menggagalkan keinginannya membatasi kekuasaan Britania untuk membuka jalan ekspansi Jerman ke timur. Karena pertemuan itu pula Hitler terpilih sebagai Man of the Year versi majalah Time tahun 1938.

    Pada akhir 1938 dan awal 1939, krisis ekonomi yang berlanjut akibat persenjataan kembali memaksa Hitler memotong anggaran besar-besaran. Dalam pidato “Ekspor atau mati” tanggal 30 JAnuari 1939, ia meminta serangan ekonomi demi meningkatkan kepemilikan valuta asing Jerman untuk membeli bahan mentah seperti besi berkualitas tinggi untuk senjata-senjata militernya.

    Pada tanggal 15 Maret 1939, melanggar Perjanjian Munich dan mungkin akibat krisis ekonomi yang menekankan perlunya aset tambahan,Hitler memerintahkan Wehrmacht menyerbu Praha dan memproklamasikan Bohemia dan Moravia sebagai protektorat Jerman dari Kastil Praha

     

    Pecahnya Perang Dunia II

    Dalam diskusi pribadi tahun 1939, Hitler menyatakan Britania sebagai musuh utama yang perlu dikalahkan dan pemusnahan Polandia adalah prasyarat yang diperlukan demi mencapai tujuan tersebut. Sisi timur akan diamankan dan daratannya dimasukkan dalam Lebensraum Jerman. Tersinggung oleh “jaminan” kemerdekaan Polandia oleh Britania pada 31 Maret 1939, Hitler berkata, “Aku harus membuatkan minuman iblis untuk mereka.”Dalam sebuah pidato di Wilhelmshaven pada acara peluncuran kapal perang Tirpitz tanggal 1 April, ia mengancam akan membatalkan Perjanjian Laut Inggris-Jerman jika Britania terus menjamin kemerdekaan Polandia, yang ia pandang sebagai kebijakan “pengepungan”. Polandia akan menjadi negara satelit Jerman atau dinetralisasi untuk mengamankan sisi timur Reich dan mencegah kemungkinan blokade Britania. Hitler awalnya memilih ide negara satelit, tetapi karena ditolak pemerintah Polandia, ia memutuskan menginvasi Polandia dan menjadikannya tujuan utama kebijakan luar negerinya tahun 1939. Pada tanggal 3 April, Hitler memerintahkan pihak militer bersiap untuk Fall Weiss (“Kasus Putih”), yaitu rencana penyerbuan ke Polandia tanggal 25 Agustus. Dalam pidato di Reichstag tanggal 28 April, Hitler membatalkan Perjanjian Laut Inggris-Jerman dan Pakta Non-Agresi Jerman–Polandia. Pada bulan Agustus, Hitler memberitahu jenderal-jenderalnya bahwa rencana awalnya untuk tahun 1939 adalah “…membentuk hubungan baik dengan Polandia demi memerangi Barat.” Sejumlah sejarawan seperti William Carr, Gerhard Weinberg, dan Ian Kershaw berpendapat bahwa alasan ketergesaan Hitler melancarkan perang adalah ia takut keburu meninggal duluan

    Hitler khawatir serangan militernya ke Polandia akan menciptakan perang lebih awal terhadap Britania. Akan tetapi, menteri luar negeri Hitler—dan mantan Duta Besar untuk London—Joachim von Ribbentrop menjamin bahwa baik Britania maupun Prancis tidak akan menghormati komitmen mereka ke Polandia  Karena dijamin seperti itu, pada tanggal 22 Agustus 1939 Hitler memerintahkan mobilisasi militer ke Polandia.

    Rencana ini memerlukan bantuan rahasia dari Soviet  dan pakta non-agresi (Pakta Molotov-Ribbentrop) antara Jerman dan Uni Soviet, dipimpin Joseph Stalin, termasuk perjanjian rahasia pembelahan Polandia untuk kedua negara tersebut. Menanggapi fakta yang baru terbentuk ini—dan berbeda dengan prediksi Ribbentrop bahwa aksi ini akan memperburuk hubungan Inggris-Polandia—Britania dan Irlandia membentuk aliansi Inggris-Polandia pada 25 Agustus 1939. Manuver ini, bersamaan dengan berita dari Italia bahwa Mussolini tidak akan menghormati Pakta Baja, memaksa Hitler menunda serbuan ke Polandia dari 25 Agustus menjadi 1 September. Hitler gagal mengalihkan Britania ke posisi netral dengan menawarkan jaminan non-agresi ke Imperium Britania tanggal 25 Agustus; ia kemudian menginstruksikan Ribbentrop agar mengungkapkan rencana perdamaian menit-menit terakhir dengan batasan waktu yang sangat pendek agar bisa menyalahkan perang yang akan terjadi pada ketidaksiapan Britania dan Polandia.

    Meski gelisah akan intevensi Britania, Hitler melanjutkan rencana invasi Polandia. Pada tanggal 1 September 1939, Jerman menyerbu Polandia barat dengan alasan klaimnya terhadap Kota Bebas Danzig dan haknya atas jalan ekstrateritorial melintasi Koridor Polandia ditolak, yang telah diserahkan Jerman sesuai Perjanjian Versailles. Merespon tindakan ini, Britania Raya dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 3 September, mengejutkan Hitler dan memaksanya bertanya dengan nada marah kepada Ribbentrop, “Sekarang apa lagi?”[ Prancis dan Britania segera bertindak sesuai pernyataan mereka, dan pada 17 September, pasukan Soviet menyerbu Polandia timur

    Polandia takkan pernah bangkit lagi dalam bentuk Perjanjian Versailles. Ini dijamin tidak hanya oleh Jerman, tetapi juga … Rusia

    Jatuhnya Polandia diikuti oleh apa yang disebut sejumlah wartawan sebagai “Perang Palsu” atau Sitzkrieg (“perang duduk”). Hitler menginstruksikan dua Gauletier Polandia barat laut yang baru ditunjuk, Albert Forster dari Reichsgau Danzig-Prusia Barat dan Arthur Greiser dari Reichsgau Wartheland, untuk “menjermanisasikan” daerah mereka “tanpa pertanyaan” tentang bagaimana caranya. Ketika penduduk Polandia di daerah Forster harus menandatangani pernyataan bahwa mereka memiliki darah Jerman,Greiser melakukan kampanye pembersihan etnis brutal terhadap penduduk Polandia di daerahnya. Greiser mengeluh Forster mengizinkan ribuan orang Polandia diterima sebagai “ras” Jerman sehingga mengancam “kemurnian ras” Jerman. Hitler menolak terlibat, karena ingin menjadikannya contoh dari teori “bekerja untuk Führer”: Hitler mengeluarkan instruksi yang tidak jelas dan mengharapkan semua bawahannya menjalankan kebijakan mereka sendiri.

    Sengketa lain muncul tentang metode Himmler dan Greiser, yang memilih pembersihan etnis di Polandia, melawan metode Göring dan Hans Frank, Gubernur Jenderal teritori Pemerintah Umum Polandia, yang ingin mengubah Polandia menjadi “lumbung padi” Reich. Pada tanggal 12 Februari 1940, sengketa ini awalnya selesai melalui pelaksanaan metode Göring–Frank, yang mengakhiri pengusiran massal yang mengganggu arus ekonomi. Akan tetapi, pada 15 Mei 1940, Himmler menulis memo berjudul “Pemikiran tentang Penanganan Penduduk Asing di Timur” yang mengusulkan pengusiran seluruh penduduk Yahudi di Eropa ke Afrika dan mengucilkan penduduk Polandia menjadi “kelas buruh tanpa pemimpin.” Hitler menyebut memo Himmler “bagus dan tepat,”lalu menerapkan kebijakan Himmler–Greiser di Polandia, sambil mengabaikan Göring dan Frank.

    Hitler mulai memusatkan militernya di perbatasan barat Jerman, dan pada April 1940, pasukan Jerman menyerbu Denmark dan Norwegia. Tanggal 9 April, Hitler mengumumkan kelahiran “Reich Jerman Raya”, yaitu visinya akan sebuah imperium bangsa-bangsa Jermanik di Eropa yang bersatu, tempat orang Belanda, Flandria, dan Skandinavia bergabung dalam pemerintahan “ras murni” di bawah kepemimpinan Jerman.Bulan Mei 1940, Jerman menyerang Perancis, dan menduduki Luksemburg, Belanda, dan Belgia. Kemenangan tersebut memaksa Mussolini membawa Italia bergabung dengan Hitler pada 10 Juni. Prancis menyerah tanggal 22 Juni.

    Britania, yang tentaranya dipaksa meninggalkan Prancis melalui laut dari Dunkirk,terus berperang bersama jajahan Britania yang lain pada Pertempuran Atlantik. Hitler menawarkan perdamaian kepada pemimpin Britania Raya yang baru, Winston Churchill, dan setelah ditolak ia memerintahkan serangan pengeboman ke Britania Raya. Rencana invasi Hitler ke Britania Raya dimulai dengan serangkaian serangan udara pada Pertempuran Britania terhadap sejumlah pangkalan udara dan stasiun radar Angkatan Udara Kerajaan (RAF) di Inggris Tenggara. Sayangnya, Luftwaffe Jerman tidak mampu mengalahkan Angkatan Udara Kerajaan. Pada akhir Oktober, Hitler menyadari bahwa superioritas udara untuk invasi Britania—Operasi Sea Lion—tidak dapat diraih, lalu ia melancarkan serangan udara malam terhadap kota-kota di Britania, termasuk London, Plymouth, dan Coventry.

    Pada tanggal 27 September 1940, Pakta Tiga Pihak ditandatangani di Berlin oleh Saburō Kurusu dari Kekaisaran Jepang, Hitler, dan menteri luar negeri Italia Ciano, kemudian meluas hingga Hongaria, Rumania, dan Bulgaria, sehingga memperkuat kekuatan Poros. Upaya Hitler dalam mengintegrasikan Uni Soviet dengan blok anti-Britania gagal pasca pertemuan buntu antara Hitler dan Molotov di Berlin pada bulan November, kemudian ia meminta semua pihak bersiap untuk invasi besar-besaran ke Uni Soviet

    Pada musim semi 1941, aktivitas militer di Afrika Utara, Balkan, dan Timur Tengah mengalihkan Hitler dari rencananya di kawasan timur. Bulan Februari, pasukan Jerman tiba di Libya untuk memperkuat keberadaan pasukan Italia di sana. Bulan April, Hitler melancarkan invasi Yugoslavia, yang tidak lama kemudian diikuti dengan invasi Yunani. Bulan Mei, pasukan Jerman dikirim untuk membantu pasukan pemberontak Irak memerangi Britania dan menyerbu Kereta. Pada tanggal 23 Mei, Hitler mengeluarkan Surat Perintah Führer No. 30

     

    Menjelang kekalahan

    Tanggal 22 Juni 1941, melawan pakta non-agresi Hitler–Stalin tahun 1939, 5,5 juta tentara Poros menyerbu Uni Soviet. Tujuan dari serangan berskala besar ini (Operasi Barbarossa) adalah penghancuran total Uni Soviet dan perebutan semua sumber daya alamnya untuk upaya agresi masa depan terhadap negara-negara Barat. Dalam invasi ini, Jerman berhasil mencaplok wilayah yang sangat luas, termasuk beberapa republik Baltik, Belarusia, dan Ukraina Barat. Setelah keberhasilan Pertempuran Smolensk, Hitler memerintahkan Grup Angkatan Darat Tengah menghentikan lajunya ke Moskow dan sementara mengalihkan grup Panzernya ke utara dan selatan untuk membantu pengepungan Leningrad dan Kiev. Keputusan Hitler ini menciptakan krisis besar di kalangan petinggi militer, karena para jenderal tidak setuju dengan perubahan target tersebut.Jeda yang diambil Hitler pada akhir musim panas memberikan Angkatan Darat Merah kesempatan mobilisasi cadangan-cadangan baru; sejarawan Russel Stolfi menganggap hal ini sebagai salah satu faktor utama yang menyebabkan kegagalan serangan Moskwa, yang baru dilanjutkan bulan Oktober 1941 dan berakhir dengan kegagalan besar pada bulan Desember

    Pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbor, Hawaii. Empat hari kemudian, Hitler secara resmi menyatakan perang melawan Amerika Serikat

    Tanggal 18 Desember 1941, Himmler menanyai Hitler, “Apa yang perlu dilakukan terhadap kaum Yahudi Rusia?” Hitler menjawab, “als Partizanen ausrotten” (“musnahkan mereka sebagai partisan”).Sejarawan Israel Yehuda Bauer berkomentar bahwa pernyataan tersebut bisa jadi tanda-tanda yang hampir bisa dikatakan para sejarawan sebagai perintah langsung dari Hitler untuk melaksanakan genosida saat Holocaust.

    Pada akhir 1942, pasukan Jerman kalah dalam pertempuran El Alamein kedua, menggagalkan rencana Hitler merebut Terusan Suez dan Timur Tengah. Kelewat yakin atas kemampuan militernya sendiri pasca kemenangan awal tahun 1940, Hitler menjadi tidak percaya terhadap Komando Tinggi Angkatan Darat dan mulai ikut campur dalam militer dan perencanaan taktis dengan akibat yang menghancurkan. Pada bulan Februari 1943, penolakan Hitler yang berulang-ulang terhadap penarikan mereka dari Pertempuran Stalingrad mengakibatkan kehancuran total Angkatan Darat ke-6. Lebih dari 200.000 tentara Poros gugur dan 235.000 lainnya ditawan, hanya 6.000 di antaranya yang pulang ke Jerman setelah perang. Setelah itu, terjadi kekalahan mutlak pada Pertempuran Kursk.Pendapat militer Hitler mulai tidak jelas, dan posisi militer dan ekonomi Jerman ikut jatuh seiring memburuknya kesehatan Hitler. Kershaw dan sejarawan lain percaya Hitler mengalami penyakit Parkinson.

    Pasca invasi Sekutu ke Sisilia tahun 1943, Mussolini digulingkan oleh Pietro Badoglio, yang menyerah kepada Sekutu. Sepanjang tahun 1943 dan 1944, Uni Soviet pelan-pelan memaksa pasukan Hitler mundur di sepanjang Front Timur. Tanggal 6 Juni 1944, pasukan Sekutu Barat mendarat di Perancis utara dalam salah satu operasi amfibi terbesar sepanjang sejarah, Operasi Overlord. Akibat serangkaian kemunduran besar yang dialami Angkatan Darat Jerman, banyak petingginya berkesimpulan bahwa kekalahan tak dapat dielakkan dan kesalahan perhitungan atau penolakan Hitler akan membawa parang ke dalam negeri dan menyebabkan Jerman hancur total

    Antara 1939 dan 1945, ada banyak rencana untuk membunuh Hitler, beberapa di antaranya berlanjut sampai tingkatan tertentu. Upaya paling terkenal justru berasal dari Jerman sendiri dan didorong oleh kemungkinan bahwa Jerman akan kalah perang. Pada Juli 1944, rencana 20 Juli, bagian dari Operasi Valkyrie, dijalankan. Claus von Stauffenberg meletakkan sebuah bom di salah satu bangunan markas Hitler, Wolf’s Lair di Rastenburg. Hitler nyaris terbunuh karena seseorang tidak sengaja mendorong koper bom tersebut ke belakang kaki meja konferensi yang tebal. Saat bom meledak, meja itu memantulkan ledakan menjauhi Hitler. Setelah itu, Hitler memerintahkan balas dendam yang kejam yang berujung pada eksekusi lebih dari 4.900 orang

     

    Kekalahan dan kematian

    Pada akhir 1944, baik Angkatan Darat Merah dan Sekutu Barat sedang menyerbu masuk Jerman. Mengetahui kekuatan dan kegigihan Angkatan Darat Merah, Hitler memutuskan memakai sisa tentara cadangannya untuk melawan tentara Amerika Serikat dan Britania yang ia anggap lebih lemah. Pada 16 Desember, ia melancarkan serangan di Ardennes untuk memecah belah Sekutu Barat dan mungkin meyakinkan mereka ikut berperang melawan Soviet. Setelah serangan tersebut gagal, Hitler sadar bahwa Jerman akan kalah perang. Harapan terakhirnya untuk menegosiasikan damai dengan Amerika Serikat dan Britania dibantu oleh kematian Franklin D. Roosevelt tanggal 12 April 1945; namun, berbeda dengan harapannya, Sekutu tetap tidak gentar. Bertindak dengan pandangannya bahwa kegagalan militer Jerman turut menghilangkan haknya untuk berdiri sebagai suatu bangsa, Hitler memerintahkan penghancuran semua infrastruktur industri Jerman sebelum jatuh ke tangan Sekutu. Menteri Persenjataan Albert Speer dipercaya untuk mengeksekusi rencana bumi hangus ini, namun diam-diam ia tolak.

    Pada tanggal 20 April, ulang tahun Hitler ke-56, Hitler melakukan perjalanan terakhir dari Führerbunker (“perlindungan Führer”) ke permukaan. Di kebun Reichskanzlei yang hancur, ia menyematkan Salib Besi kepada sejumlah tentara Pemuda Hitler. Pada 21 April, Front Belarusia ke-1 pimpinan Georgy Zhukov berhasil menembus pertahanan Grup Angkatan Darat Fistula Jerman pimpinan Jenderal Gotthard Heinrici pada Pertempuran Dataran Tinggi Seelow dan melaju hingga pinggiran kota Berlin. Menolak situasi tersebut, Hitler menggantungkan harapannya pada pasukan Waffen SS pimpinan Jenderal Felix Steiner, Armeeabteilung Steiner (“Detasemen Angkatan Darat Steiner”). Hitler meminta Steiner menyerang sisi utara bukit dan Angkatan Darat Kesembilan Jerman diperintahkan menyerang ke utara dalam bentuk serangan jepit.

    Pada konferensi militer tanggal 22 April, Hitler mempertanyakan serangan Steiner. Ia diberitahu bahwa serangan tersebut tak pernah dilancarkan dan pasukan Rusia sudah memasuki Berlin. Jawaban tersebut memaksa Hitler meminta semua orang selain Wilhelm Keitel, Alfred Jodl, Hans Krebs, dan Wilhelm Burgdorf keluar ruangan. Hitler kemudian marah besar-besaran atas pengkhianatan dan ketidakmampuan para komandannya yang diakhiri dengan pernyataannya—untuk pertama kali—bahwa Jerman kalah perang. Hitler mengumumkan bahwa ia akan tetap berada di Berlin sampai perang berakhir, lalu bunuh diri.

    Pada 23 April, Angkatan Darat Merah mengepung seluruh Berlin dan Goebbels membuat pernyataan yang meminta warga kota ikut mempertahankan Berlin.Pada hari itu pula, Göring mengirim telegram dari Berchtesgaden yang berisi pendapat bahwa karena Hitler terisolasi di Berlin, ia, Göring, harus mengambil alih pemerintahan Jerman. Göring menetapkan batas waktu, lewat dari itu ia menganggap Hitler tidak berkuasa lagi. Hitler menanggapinya dengan menahan Göring dan dalam surat wasiatnya yang ditulis 29 April, Hitler menyatakan Göring dipecat dari semua jabatan pemerintahan yang dipegangnya.Tanggal 28 April, Hitler mengetahui bahwa Himmler, yang meninggalkan Berlin tanggal 20 April,sedang mencoba membahas penyerahan diri dengan Sekutu Barat. Ia memerintahkan Himmler ditahan dan Hermann Fegelein (perwakilan SS Himmler di kantor pusat Hitler di Berlin) dieksekusi.

    Setelah tengah malam 29 April, Hitler menikahi Eva Braun dalam sebuah upacara pernikahan kecil di ruang peta di Führerbunker. Setelah sarapan sederhana bersama istri barunya, ia membawa sekretaris Traudl Junge ke ruangan lain dan mendiktekan wasiat dan kata-kata terakhir.Peristiwa ini disaksikan dan dokumennya ditandatangani oleh Hans Krebs, Wilhelm Burgdorf, Joseph Goebbels, dan Martin Bormann.Sore itu, Hitler diberitahu tentang pembunuhan diktator Italia Benito Mussolini, yang mungkin mempertegas keinginannya untuk menolak ditangkap.

    Tanggal 30 April 1945, setelah pertempuran jalanan yang sengit, ketika tentara Soviet berada satu atau dua blok dari Reichskanzlei, Hitler dan Braun bunuh diri; Braun menggigit kapsul sianida dan Hitler menembak dirinya. Jasad mereka dibawa naik melalui pintu keluar darurat bunker ke kebun belakang Reichskanzlei yang sudah hancur, kemudian ditempatkan di sebuah kawah bom dan disiram bensin. Kedua jasad kemudian dibakar diiringi suasana pengeboman oleh Angkatan Darat Merah.

    Berlin menyerah pada tanggal 2 Mei. Catatan arsip Soviet—dirilis setelah jatuhnya Uni Soviet—memperlihatkan bahwa sisa-sisa jenazah Hitler, Braun, Joseph dan Magda Goebbels, enam anak Goebbels, Jenderal Hans Krebs, dan anjing-anjing Hitler berkali-kali dikubur dan diangkat. Pada tanggal 4 April 1970, sebuah tim KGB Soviet memakai peta pemakaman terperinci untuk mengangkat lima kotak kayu di fasilitas SMERSH di Magdeburg. Sisa-sisa jenazah dari kotak tersebut dibakar, dihancurkan, dan disebarkan di sungai Biederitz, anak sungai Elbe

     

    Holokaus

    Jika para hartawan Yahudi di luar Eropa berhasil membawa bangsa ini sekali lagi ke kancah perang, akibatnya bukanlah bolshevisme Bumi yang menguntungkan kaum Yahudi, namun pemusnahan ras Yahudi di Eropa!

    — Adolf Hitler berpidato di Reichstag Jerman, 30 Januari 1939

    Holocaust dan perang Jerman di timur didasarkan pada pandangan lama Hitler bahwa kaum Yahudi adalah musuh besar bangsa Jerman dan bahwa Lebensraum perlu diciptakan demi perluasan Jerman. Ia berfokus ke Eropa Timur untuk upaya perluasan tersebut dengan mengalahkan Polandia dan Uni Soviet dan menyingkirkan atau membantai kaum Yahudi dan Slavia. Generalplan Ost (“Rencana Umum untuk Timur”) berisikan deportasi penduduk Eropa Timur dan Uni Soviet yang diduduki ke Siberia Barat untuk dimanfaatkan sebagai buruh atau dibunuh; wilayah dudukan akan dikolonisasi oleh penduduk Jerman atau yang “di jermanisasi”. Tujuannya adalah menerapkan rencana ini setelah menaklukkan Uni Soviet, tetapi jika gagal, Hitler tetap melanjutkannya pada Januari 1942, Hitler memutuskan untuk membunuh semua kaum Yahudi, Slavia, dan penduduk terdeportasi lain yang ingin disingkirkan

    Holocaust (“Endlösung der Judenfrage” atau “Solusi Akhir Pertanyaan Yahudi”) diperintahkan oleh Hitler dan disusun dan dilaksanakan oleh Heinrich Himmler dan Reinhard Heydrich. Catatan Konferensi Wannsee—diselenggarakan tanggal 20 Januari 1942, dipimpin Heydrich dan dihadiri 15 pejabat senior Nazi—memberikan bukti jelas tentang rencana sistematis Holocaust. Tanggal 22 Februari, Hitler mengatakan, “kita harus mendapatkan kembali kesehatan kita dengan memusnahkan kaum Yahudi.”Sekitar 30 kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan dipakai untuk melaksanakan rencana ini.Pada musim panas 1942, kamp konsentrasi Auschwitz dengan cepat diperluas untuk menampung sejumlah besar penduduk deportasi untuk dibunuh atau diperbudak.

    Meski tidak ada perintah khusus dari Hitler yang mengizinkan pembunuhan massal yang dipublikasikan, ia menyetujui pembentukan Einsatzgruppen—regu pembunuh yang mengikuti jalur AD Jerman melintasi Polandia, Baltik, dan Uni Soviet —dan ia sangat mengetahui aktivitas mereka.Dalam rekaman interogasi oleh pejabat intelijen Soviet yang dipublikasikan 50 tahun kemudian, sopir Hitler, Heinz Linge, dan ajudannya, Otto Günsche, menyatakan bahwa Hitler punya ketertarikan langsung terhadap pengembangan kamar gas. 

    Antara 1939 dan 1945, Schutzstaffel (SS), dibantu pemerintah Kolaborasi dengan Kekuatan Poros pada Perang Dunia II kolaborasionis dan rekrutan dari negara-negara dudukan, bertanggung jawab atas kematian 11 hingga 14 juta orang, termasuk 6 juta kaum Yahudi yang mewakili dua per tiga populasi Yahudi di Eropa, serta antara 500.000 dan 1.500.000 etnis Roma.Kematian terjadi di kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan, ghetto, dan eksekusi massal. Banyak korban Holocaust di gas sampai mati, sementara lainnya meninggal karena kelaparan atau penyakit saat bekerja sebagai buruh paksa.

    Kebijakan Hitler juga mengakibatkan pembunuhan bangsa Polandia dan tahanan perang Soviet, kaum komunis dan pesaing politik lain, homoseksual, orang yang cacat fisik dan mental, Saksi-Saksi Yehuwa, Adventist, dan anggota serikat dagang. Hitler tidak pernah mengunjungi kamp konsentrasi dan membicarakan pembunuhan tersebut di hadapan publik. 

    Konsep Nazi yang lain adalah arti dari kemurnian ras. Pada tanggal 15 September 1935, Hitler memperkenalkan dua hukum—disebut Hukum-Hukum Nuremberg—ke Reichstag. Hukum-hukum tersebut melarang pernikahan antara warga Jerman non-Yahudi dan Yahudi, serta melarang mempekerjakan wanita non-Yahudi di bawah usia 45 tahun di keluarga Yahudi. Hukum ini juga menghapus hak-hak kewarganegaraan Jerman yang dipegang orang-orang “non-Arya”.Kebijakan eugenika pertama Hitler menargetkan anak-anak dengan cacat fisik dan mental dalam sebuah program bernama Action Brandt, lalu mengizinkan program eutanasia untuk orang dewasa dengan cacat fisik dan mental yang sekarang bernama Action T4

    Gaya kepemimpinan

    Hitler memimpin NSDAP secara otokratik dengan menerapkan Führerprinzip (“prinsip pemimpin”). Prinsip ini bergantung pada kepatuhan absolut semua bawahannya kepada pimpinan mereka; sehingga ia melihat struktur pemerintahan sebagai sebuah piramida, dengan dirinya—pemimpin mutlak—di puncak. Pangkat dalam partai tidak ditentukan oleh pemilihan umum—jabatan diisi melalui penunjukkan oleh pangkat yang lebih tinggi, yang menuntut kepatuhan tanpa pernyataan terhadap keinginan sang pemimpin.Gaya kepemimpinan Hitler adalah memberikan perintah berlawanan terhadap bawahannya dan menempatkan mereka pada jabatan-jabatan tempat tugas dan tanggung jawab mereka saling bertindihan agar “orang yang lebih kuat menjalankan pekerjaannya”. Dengan cara ini, Hitler mendorong saling tidak percaya, persaingan, dan perkelahian di antara bawahannya demi mengkonsolidasi dan memaksimalkan kekuasaannya. Kabinetnya tidak pernah rapat setelah tahun 1938, dan ia meminta para menterinya tidak bertemu secara pribadi. Hitler biasanya tidak memberi perintah tertulis; ia memberitahunya secara verbal atau disampaikan melalui rekan dekatnya, Martin Bormann. Ia mempercayakan semua dokumennya, penunjukannya, dan kekayaan pribadinya ke Bormann dan Bormann memanfaatkan jabatannya untuk mengendalikan arus informasi dan akses ke Hitler.

    Hitler secara pribadi membuat semua keputusan militer besar. Sejarawan yang menilai kinerjanya setuju bahwa setelah awal yang kuat, ia semakin tidak fleksibel setelah 1941 sehingga ia menyia-nyiakan kekuatan militer yang dimiliki Jerman. Sejarawan Antony Beevor berpendapat bahwa saat perang pecah, “Hitler adalah pemimpin yang terinspirasi, karena kejeniusannya terletak pada menilai kelemahan orang lain dan memanfaatkan kelemahan tersebut.” Akan tetapi, sejak 1941 sampai seterusnya, “ia menjadi sangat sklerotik. Ia tidak mengizinkan kemunduran atau fleksibilitas dalam bentuk apapun di antara komandan lapangannya, dan hal tersebut sangat menghancurkan.”

    Warisan

    Peristiwa bunuh diri Hitler dianggap para sejarawan kontemporer sebagai “mantra” yang dipatahkan. Menurut sejarawan John Toland, tanpa pemimpinnya, Sosialisme Nasional “meledak bagaikan gelembung.”

    Aksi Hitler dan ideologi Nazi hampir dianggap secara universal sebagai sesuatu yang sangat imoral; menurut sejarawan Ian Kershaw, “Belum pernah terjadi dalam sejarah kerusakan semacam itu—secara fisik dan moral—dikaitkan dengan nama satu orang saja.” Program politik Hitler mengakibatkan pecahnya perang dunia, meninggalkan Eropa Timur dan Tengah yang hancur dan miskin. Jerman sendiri mengalami kehancuran menyeluruh yang dijuluki “Jam Nol”.  Kebijakan Hitler mengakibatkan penderitaan manusia dalam skala yang luar biasa; menurut R.J. Rummel, rezim Nazi bertanggung jawab atas pembunuhan demosida terhadap sekitar 21 warga sipil dan tahanan perang. Selain itu, 29 juta tentara dan warga sipil tewas akibat aksi militer di teater Eropa pada Perang Dunia II, dan peran Hitler dideskripsikan sebagai, “… perancang utama perang yang mengakibatkan 50 juta orang tewas dan jutaan lainnya meratapi kematian mereka …” Para sejarawan, filsuf, dan politikus sering memakai kata “iblis” untuk menyebut rezim Nazi.Banyak negara Eropa mengkriminalisasikan dukungan terhadap Nazisme dan penolakan Holocaust.

    Sejarawan Friedrich Meinecke menyebut Hitler sebagai “salah satu contoh terhebat kekuatan tunggal dan luar biasa seseorang sepanjang kehidupan sejarah”.Sejarawan Inggris Hugh Trevor-Roper memandangnya sebagai “salah seorang ‘penyederhanaan sejarah yang buruk’, sosok penakluk dunia yang paling sistematis, paling bersejarah, paling filosofis, tetapi paling kasar, paling kejam, paling tidak murah hati yang pernah diketahui umat manusia.” Bagi sejarawan John M. Roberts, kekalahan Hitler menandakan akhir fase sejarah Eropa yang didominasi Jerman. Sebagai penggantinya, muncullah Perang Dingin, sebuah konfrontasi global antara Uni Soviet dan Amerika Serikat

    Pandangan agama

    Hitler melihat gereja penting secara politik, sebagai suatu pengaruh konservatif terhadap masyarakat. Ia merasa jika gereja dihancurkan, umat beragama akan beralih ke mistisisme, yang ia anggap sebagai kemunduran politik dan budaya. Meski ia tidak pernah meninggalkan Gereja Katolik secara resmi, ia tidak punya kedekatan sejati dengan gereja. Setelah meninggalkan kampung halaman, ia tidak pernah lagi menghadiri misa atau menerima sakramen. Ia lebih menyukai aspek Protestantisme yang pas dengan pandangan-pandangannya dan mengadopsi sebagian elemen organisasi hierarkis, liturgi, dan fraseologi Gereja Katolik dalam politiknya

    Secara publik, Hitler sering memuji warisan Kristen dan budaya Kristen Jerman, dan memilih kepercayaan terhadap Yesus Kristus “Arya”—seorang Yesus yang memerangi umat Yahudi. Ia berbicara tentang interpretasinya terhadap Kristen sebagai motivasi utama antisemitismenya, sambil berkata, “Sebagai seorang Kristen aku tidak berhak mengizinkan diriku dibohongi, namun aku berhak menjadi seorang pejuang kebenaran dan keadilan.” Secara pribadi, ia lebih kritis terhadap Kristen tradisional, menganggapnya sebuah agama yang pas dianut para budak; ia menyukai kekuatan Roma, tetapi kasar terhadap ajarannya. Sejarawan John S. Conway menyebutkan bahwa Hitler memiliki “antagonisme mendasar” terhadap gereja-gereja Kristen.

    Dalam hubungan politik dengan gereja, Hitler mengambil strategi “yang pas dengan tujuan-tujuan politiknya”. Menurut laporan US Office of Strategic Services, Hitler memiliki sebuah rencana umum, bahkan sebelum berkuasa, untuk menghancurkan pengaruh gereja Kristen di dalam Reich. Laporan berjudul “The Nazi Master Plan” itu menyatakan bahwa penghancuran gereja adalah tujuan gerakan tersebut sejak awal, namun tidak cukup untuk mengekspresikan posisinya yang ekstrem secara publik.Tujuannya, menurut Bullock, adalah menunggu sampai perang berakhir, lalu menghancurkan pengaruh Kristen.

    Hitler menyukai tradisi militer Muslim, namun tetap menganggap bangsa Arab sebagai “ras inferior”.Ia percaya bahwa bangsa Jerman, seperti umat Islam, bisa menguasai sebagian besar dunia pada Abad Pertengahan.Meski Hitler tertarik pada hal-hal gaib, penerjemahan sajak, dan melacak akar prasejarah bangsa Jermanik, Hitler justru lebih pragmatis dan ideologinya terpusat pada hal-hal yang lebih praktis

    Kesehatan

    Banyak peneliti berpendapat bahwa Hitler menderita sindrom usus mudah iritasi, luka kulit, detak jantung tidak tetap, penyakit Parkinson, sifilis, dan tinnitus Dalam sebuah laporan untuk Office of Strategic Services tahun 1943, Walter C. Langer dari Universitas Harvard menyebut Hitler sebagai seorang “psikopat neurotik.” Sejumlah teori seputar kondisi medis Hitler sulit dibuktikan, dan menurut mereka terlalu banyak bebannya jika mengaitkan sejumlah peristiwa dan akibat Reich Ketiga dengan kesehatan fisik seseorang yang mungkin buruk. Kershaw merasa lebih baik mengambil pandangan yang lebih luas terhadap sejarah Jerman dengan menilai dorongan sosial apa yang menciptakan Reich Ketiga dan kebijakan-kebijakannya, alih-alih mencari penjelasan sempit tentang Holocaust dan Perang Dunia II dari satu orang saja.

    Hitler mengikuti pola makan vegetarian. Pada acara-acara sosial ia kadang mengutarakan pernyataan menjijikkan tentang penyembelihan hewan agar tamu-tamunya menghindari daging. Ketakutan terserang kanker (penyebab ibunya meninggal dunia adalah alasan pola makan Hitler yang paling terkenal. Selaku seorang anti pembedahan, Hitler mungkin memilih pola makan selektif karena masih menghargai hewan. Bormann memiliki sebuah rumah kaca di dekat Berghof (dekat Berchtesgaden) untuk menjamin suplai stabil buah-buahan dan sayuran segar untuk Hitler sepanjang perang. Hitler menjauhi alkohol dan bukan perokok. Ia mempromosikan kampanye anti-merokok yang agresif di seluruh Jerman.Hitler mulai sering memakai amfetamin setelah 1937 dan menjadi pecandu pada musim gugur 1942. Albert Speer mengaitkan pemakaian amfetamin ini dengan keputusan Hitler yang semakin tidak fleksibel (misalnya, tidak pernah mengizinkan militer mundur dari medan perang).

    Dengan 90 jenis obat-obatan sepanjang perang, Hitler mengkonsumsi banyak pil setiap hari karena masalah lambung kronis dan penyakit lain. Ia menderita kerusakan gendang telinga akibat ledakan bom 20 Juli 1944 dan 200 serpihan kayu harus diangkat dari kakinya. Rekaman berita Hitler memperlihatkan getaran pada tangannya dan gaya jalannya yang pincang, yang sudah ada sejak sebelum perang dan memburuk sampai akhir hayatnya. Dokter pribadi Hitler, Theodor Morell, merawat Hitler dengan sebuah obat yang sering dipakai untuk menangani penyakit Parkinson pada tahun 1945. Ernst-Günther Schenck dan beberapa dokter lain yang bertemu Hitler pada minggu-minggu terakhir hidupnya juga menyimpulkan Hitler menderita penyakit Parkinson

    Keluarga

    Hitler menciptakan citra publik sebagai sosok selibat tanpa kehidupan rumah tangga, mendedikasikan seluruh hidupnya untuk misi politik dan bangsanya.Ia bertemu kekasihnya, Eva Braun, pada tahun 1929,dan menikahinya pada April 1945.Pada bulan September 1931, keponakan tirinya, Geli Raubal, bunuh diri dengan pistol Hitler di apartemennya di Munich. Tersebar rumor bahwa Geli terlibat dalam hubungan romantis dengan Hitler dan kematiannya menjadi sumber kesedihan mendalam yang bertahan lama. Paula Hitler, anggota keluarga terakhir yang masih hidup, meninggal dunia tahun 1960